Iran-Israel Memanas, Maskapai Penerbangan Diminta Bawa Bahan Bakar Tambahan
loading...
A
A
A
AMMAN - Yordania telah meminta semua maskapai penerbangan yang mendarat di bandaranya membawa bahan bakar cadangan selama 45 menit.
Langkah ini menurut para ahli merupakan tindakan pencegahan jika terjadi serangan Iran terhadap Israel, Reuters melaporkan.
Beberapa maskapai penerbangan telah menghindari wilayah udara Iran dan Lebanon serta membatalkan penerbangan ke Israel dan Lebanon, karena kekhawatiran akan kemungkinan konflik di wilayah tersebut meningkat setelah pembunuhan anggota senior kelompok Hamas dan Hizbullah pekan lalu.
NOTAM, pemberitahuan keselamatan yang diberikan kepada pilot, dikeluarkan pada Minggu oleh otoritas Yordania, yang meminta semua maskapai penerbangan membawa bahan bakar cadangan karena "alasan operasional". Pemberitahuan ini berlaku hingga pukul 22.00 GMT pada hari Selasa (6/8/2024).
Dalam buletin, OPSGROUP, organisasi berbasis keanggotaan yang berbagi informasi risiko penerbangan, mengatakan langkah tersebut diambil sebelum penutupan wilayah udara Yordania yang diantisipasi, langkah pencegahan jika terjadi serangan terhadap Israel oleh Iran.
“NOTAM Yordania relevan karena, dalam serangan udara bulan April terhadap Israel, Yordania adalah negara pertama yang menutup wilayah udara mereka melalui NOTAM, jauh sebelum Israel, Iran, atau Irak,” ungkap Mark Zee, CEO OPSGROUP, kepada Reuters.
“45 menit tersebut dimaksudkan untuk menyediakan bahan bakar tambahan yang cukup bagi pesawat untuk meninggalkan wilayah udara Yordania dan mendarat di tempat lain,” ungkap dia.
Penutupan wilayah udara yang terkait dengan perang dapat menimbulkan pembatasan yang signifikan pada lalu lintas udara.
Perang di Ukraina, misalnya, telah menimbulkan pembatasan yang signifikan pada wilayah udara Eropa, yang sudah berada di bawah tekanan dari aksi pemogokan kontrol lalu lintas udara dan permintaan perjalanan yang tinggi.
Di Timur Tengah, para ahli mengatakan dampaknya bisa lebih besar lagi.
“Serangan Iran terhadap Israel akan mengakibatkan penutupan beberapa rute udara yang paling padat di dunia,” papar Ian Petchenik, juru bicara pelacak penerbangan, FlightRadar24.
Dia menjelaskan, “Penutupan wilayah udara ini akan memaksa pesawat memasuki koridor yang semakin menyempit di utara dan selatan. Penutupan rute-rute ini secara terus-menerus akan menjadi perubahan besar dalam penataan lalu lintas udara internasional.”
Langkah ini menurut para ahli merupakan tindakan pencegahan jika terjadi serangan Iran terhadap Israel, Reuters melaporkan.
Beberapa maskapai penerbangan telah menghindari wilayah udara Iran dan Lebanon serta membatalkan penerbangan ke Israel dan Lebanon, karena kekhawatiran akan kemungkinan konflik di wilayah tersebut meningkat setelah pembunuhan anggota senior kelompok Hamas dan Hizbullah pekan lalu.
NOTAM, pemberitahuan keselamatan yang diberikan kepada pilot, dikeluarkan pada Minggu oleh otoritas Yordania, yang meminta semua maskapai penerbangan membawa bahan bakar cadangan karena "alasan operasional". Pemberitahuan ini berlaku hingga pukul 22.00 GMT pada hari Selasa (6/8/2024).
Dalam buletin, OPSGROUP, organisasi berbasis keanggotaan yang berbagi informasi risiko penerbangan, mengatakan langkah tersebut diambil sebelum penutupan wilayah udara Yordania yang diantisipasi, langkah pencegahan jika terjadi serangan terhadap Israel oleh Iran.
“NOTAM Yordania relevan karena, dalam serangan udara bulan April terhadap Israel, Yordania adalah negara pertama yang menutup wilayah udara mereka melalui NOTAM, jauh sebelum Israel, Iran, atau Irak,” ungkap Mark Zee, CEO OPSGROUP, kepada Reuters.
“45 menit tersebut dimaksudkan untuk menyediakan bahan bakar tambahan yang cukup bagi pesawat untuk meninggalkan wilayah udara Yordania dan mendarat di tempat lain,” ungkap dia.
Penutupan wilayah udara yang terkait dengan perang dapat menimbulkan pembatasan yang signifikan pada lalu lintas udara.
Perang di Ukraina, misalnya, telah menimbulkan pembatasan yang signifikan pada wilayah udara Eropa, yang sudah berada di bawah tekanan dari aksi pemogokan kontrol lalu lintas udara dan permintaan perjalanan yang tinggi.
Di Timur Tengah, para ahli mengatakan dampaknya bisa lebih besar lagi.
“Serangan Iran terhadap Israel akan mengakibatkan penutupan beberapa rute udara yang paling padat di dunia,” papar Ian Petchenik, juru bicara pelacak penerbangan, FlightRadar24.
Dia menjelaskan, “Penutupan wilayah udara ini akan memaksa pesawat memasuki koridor yang semakin menyempit di utara dan selatan. Penutupan rute-rute ini secara terus-menerus akan menjadi perubahan besar dalam penataan lalu lintas udara internasional.”
(sya)