6 Kekejaman Zionis di Penjara Sde Teiman yang Dijuluki Neraka di Padang Pasir
loading...
A
A
A
"Ia bangga dengan fakta bahwa para tahanan akan diperlakukan dengan sangat buruk dan menyebutkannya beberapa kali di media," kata analis tersebut.
Pihak berwenang mengetahui beberapa kasus pelecehan yang sangat ekstrem yang "difasilitasi oleh suasana yang diciptakan oleh Ben Gvir," jelasnya, seraya menambahkan bahwa tidak ada hukum di fasilitas tersebut.
Setelah sembilan tentara yang terlibat dalam pelecehan seksual di Sde Teiman ditahan oleh polisi militer untuk diinterogasi, massa sayap kanan menyerbu penjara, serta pengadilan militer di dalam pangkalan lain di pusat Beit Lid.
"Demonstrasi tersebut menunjukkan jenis tekanan publik yang dialami militer dan dinas keamanan di Israel. Selalu ada banyak dukungan di Israel untuk para tentara. Namun setelah 7 Oktober, kedua tren tersebut semakin menguat," kata Ben-Ephraim.
Foto/EPA
Ben-Ephraim mengungkapkan, para tentara dan banyak orang di Israel memperlakukan anggota Hamas sebagai submanusia, imbuhnya.
"Ketika para prajurit ini ditangkap karena melakukan sesuatu yang sama sekali tidak manusiawi dan tidak bermoral, rekan-rekan prajurit mereka mengunggah di media sosial dengan mengatakan, ini sedang terjadi, sesuatu perlu dilakukan."
Menurut Ben-Ephraim, para pengunjuk rasa sayap kanan muncul dalam waktu satu jam di pangkalan itu bersama "para politisi ekstremis yang oportunis," sementara polisi hanya berdiri diam.
"Tidak ada budaya untuk meminta pertanggungjawaban para prajurit ketika mereka melakukan kejahatan karena tekanan politiknya akan sangat ekstrem. Publik tidak mendukungnya. Dan banyak politisi tidak mendukungnya."
Ia mengatakan banyak menteri menentang penuntutan tersebut, menyebutnya tidak adil dan mengatakan hal itu mencoreng sistem peradilan Israel, tren lama dalam politik sayap kanan.
"Jadi, tidak ada dukungan untuk mengadili tentara Israel apa pun yang mereka lakukan,"
Pihak berwenang mengetahui beberapa kasus pelecehan yang sangat ekstrem yang "difasilitasi oleh suasana yang diciptakan oleh Ben Gvir," jelasnya, seraya menambahkan bahwa tidak ada hukum di fasilitas tersebut.
Setelah sembilan tentara yang terlibat dalam pelecehan seksual di Sde Teiman ditahan oleh polisi militer untuk diinterogasi, massa sayap kanan menyerbu penjara, serta pengadilan militer di dalam pangkalan lain di pusat Beit Lid.
"Demonstrasi tersebut menunjukkan jenis tekanan publik yang dialami militer dan dinas keamanan di Israel. Selalu ada banyak dukungan di Israel untuk para tentara. Namun setelah 7 Oktober, kedua tren tersebut semakin menguat," kata Ben-Ephraim.
6. Tidak Memperlakukan Orang Palestina sebagai Manusia
Foto/EPA
Ben-Ephraim mengungkapkan, para tentara dan banyak orang di Israel memperlakukan anggota Hamas sebagai submanusia, imbuhnya.
"Ketika para prajurit ini ditangkap karena melakukan sesuatu yang sama sekali tidak manusiawi dan tidak bermoral, rekan-rekan prajurit mereka mengunggah di media sosial dengan mengatakan, ini sedang terjadi, sesuatu perlu dilakukan."
Menurut Ben-Ephraim, para pengunjuk rasa sayap kanan muncul dalam waktu satu jam di pangkalan itu bersama "para politisi ekstremis yang oportunis," sementara polisi hanya berdiri diam.
"Tidak ada budaya untuk meminta pertanggungjawaban para prajurit ketika mereka melakukan kejahatan karena tekanan politiknya akan sangat ekstrem. Publik tidak mendukungnya. Dan banyak politisi tidak mendukungnya."
Ia mengatakan banyak menteri menentang penuntutan tersebut, menyebutnya tidak adil dan mengatakan hal itu mencoreng sistem peradilan Israel, tren lama dalam politik sayap kanan.
"Jadi, tidak ada dukungan untuk mengadili tentara Israel apa pun yang mereka lakukan,"