Sri lanka Kembalikan 213 Kontainer Sampah ke Inggris

Jum'at, 26 Juli 2019 - 09:04 WIB
Sri lanka Kembalikan...
Sri lanka Kembalikan 213 Kontainer Sampah ke Inggris
A A A
COLOMBO - Sri Lanka memerintahkan pengiriman kembali 213 kontainer berisi sampah ke Inggris sebagai negara asalnya. Ratusan kontainer itu berisi sampah plastik dan biologis, termasuk dugaan bagian tubuh manusia. Sri Lanka menjadi negara terbaru di Asia yang menolak pengiriman sampah dari negara-negara Barat, setelah China melarang impor sampah.

Kebijakan China itu mengacaukan aliran global jutaan ton sampah setiap tahun. ”Ada investigasi yang berlanjut dan kami juga menginformasikan pada para importir untuk mengekspor ulang segera ke pelabuhan pertama asal kontainer itu diekspor,” papar juru bicara Badan Cukai Sri Lanka Sunil Jayaratne kepada Reuters.

Dia menambahkan bahwa Inggris telah melanggar Konvensi Basel. Konvensi Basel merupakan traktat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang perdagangan sampah plastik. Selama dua bulan terakhir, Filipina, Indonesia, dan Malaysia telah mengembalikan kontainer sampah itu antara lain ke Kanada, Amerika Serikat (AS), Jepang, Prancis, Australia.

Sekitar 180 negara mencapai kesepakatan pada Mei untuk mengamendemen Konvensi Basel guna membuat perdagangan global sampah plastik lebih transparan dan diatur lebih baik, serta memastikan manajemennya lebih aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan. AS menjadi eksportir sampah plastik terbesar di dunia yang tidak meratifikasi Konvensi Basel tersebut.

Pada Juni lalu, berbagai kelompok lingkungan mendorong negara-negara Asia Tenggara melarang impor sampah dari negara-negara maju untuk membantu mengatasi krisis polusi. ”Greenpeace Asia Tenggara mendorong para pemimpin ASEAN mengangkat isu ini dalam agenda selama konferensi tingkat tinggi (KTT) mereka tahun ini, dan membuat deklarasi bersama untuk mengatasi krisis sampah plastik kawasan.

Deklarasikan larangan segera untuk semua impor sampah plastik,” ungkap pernyataan Greenpeace, dilansir Reuters. Menurut kelompok lingkungan Thailand, menjadi kepentingan ASEAN untuk melarang perdagangan sampah. ”Menyambut sampah plastik dan elektronik dari luar negeri atas nama pembangunan harus segera dihentikan,” ungkap Penchom Saetang, direktur yayasan Ecological Alert and Recovery Thailand.
(don)
Berita Terkait
Sri Lanka Mencekam,...
Sri Lanka Mencekam, Lautan Demonstran Serbu Kantor Perdana Menteri Sri Lanka
Daftar 8 Negara Asia...
Daftar 8 Negara Asia Selatan, Lengkap Beserta Penjelasannya
Kehabisan Stok, Sri...
Kehabisan Stok, Sri Lanka Cari BBM Diskon di Rusia dan Qatar
India Bantah Laporan...
India Bantah Laporan Spekulatif Soal Pengiriman Pasukan ke Sri Lanka
Sri Lanka Kirim Balik...
Sri Lanka Kirim Balik Ribuan Ton Limbah Impor Ilegal ke Inggris
Ranil Wickremesinghe...
Ranil Wickremesinghe Duduki Kursi Presiden Sri Lanka yang Baru
Berita Terkini
Iran dan Rusia Sepakati...
Iran dan Rusia Sepakati Pasokan Gas 55 Bcm dan Pendanaan Energi Nuklir
47 menit yang lalu
5 Fakta Pangeran Al...
5 Fakta Pangeran Al Waleed, Sleeping Prince yang Sudah Koma 19 Tahun
1 jam yang lalu
Abu Ubaidah Puji Keajaiban...
Abu Ubaidah Puji Keajaiban Militer Saat Pejuang Al-Qassam Sergap Pasukan Israel di Rafah
2 jam yang lalu
Pemerintah Gaza Peringatkan...
Pemerintah Gaza Peringatkan Kematian Massal Segera akibat Blokade Israel
3 jam yang lalu
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
3 jam yang lalu
Senator Jerman Juluki...
Senator Jerman Juluki Tesla Mobil Nazi, Elon Musk Makin Dibenci di Eropa
4 jam yang lalu
Infografis
Indonesia Ingin Gabung...
Indonesia Ingin Gabung Proyek Jet Tempur Generasi Ke-5 Turki
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved