Biden Menyesal Gagal Bujuk Israel Ubah Kebijakan

Sabtu, 13 Juli 2024 - 14:01 WIB
loading...
Biden Menyesal Gagal...
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer (kiri) menyaksikan Presiden AS Joe Biden berpidato, di KTT peringatan 75 tahun NATO di Walter E Washington Convention Center, Washington DC, AS, 11 Juli 2024. Foto/Stefan Rousseau/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengakui penyesalannya atas ketidakmampuannya membujuk Israel untuk mengubah arahnya selama serangan gencar ke Gaza yang sedang berlangsung, meskipun telah berbulan-bulan melakukan upaya diplomatik.

Berbicara pada konferensi pers KTT NATO, Biden dengan jujur mengakui, "Ada banyak hal yang ingin saya yakinkan kepada Israel untuk dilakukan."

Pemimpin Amerika itu menyoroti beberapa contoh di mana dia yakin lebih banyak yang bisa dilakukan, termasuk meningkatkan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, membatasi penggunaan persenjataan berat di daerah berpenduduk, mendorong gencatan senjata yang lebih cepat, dan memastikan keberhasilan pelabuhan darurat dari Siprus.

Biden secara khusus menyebutkan kekecewaannya mengenai pelabuhan darurat, yang kini telah dinonaktifkan setelah menghadapi berbagai tantangan.

"Saya kecewa karena hal-hal yang saya ajukan tidak berhasil juga. Seperti pelabuhan yang kami lekatkan dari Siprus, saya berharap itu akan lebih berhasil," ujar dia.

Biden juga mengkritik pemerintahan Israel saat ini, menggambarkan kabinet perang sebagai "salah satu yang paling konservatif dalam sejarah Israel".

Dia menekankan visinya untuk Gaza pascaperang, menekankan pentingnya solusi dua negara dan perlunya menghindari penjajahan Israel di Jalur Gaza.

Meskipun Biden menyatakan penyesalan, para kritikus berpendapat kebijakan AS secara konsisten memberikan dukungan yang tak tergoyahkan kepada Israel, bahkan dalam situasi di mana garis merah yang dikeluarkan Amerika telah dilanggar.

Pengakuan Biden tersebut muncul di tengah meningkatnya tekanan untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap serangan Israel di Gaza yang telah merenggut nyawa lebih dari 40.000 warga Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Menurut jurnal medis Inggris, The Lancet, jumlah korban tewas sebenarnya di Gaza dapat mencapai lebih dari 186.000, yang merupakan 8% dari populasi Gaza.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Siapa Ebrahim Rasool?...
Siapa Ebrahim Rasool? Duta Besar Muslim Afrika Selatan yang Diusir AS karena Membenci Trump dan Anti-Israel
AS Usir Duta Besar Afrika...
AS Usir Duta Besar Afrika Selatan, Ada Apa Gerangan?
Saat Mencoba Bangkit...
Saat Mencoba Bangkit di Timur Tengah, tapi Pasukan AS dan Irak Berhasil Bunuh Pemimpin Operasi Global ISIS
Dituding Mendukung Hamas,...
Dituding Mendukung Hamas, AS Tangkap Lagi Mahasiswi Cantik Asal Palestina
Dilantik Jadi PM, Mark...
Dilantik Jadi PM, Mark Carney Tegaskan Kanada Tak Akan Pernah Jadi Negara Bagian AS ke 51
Grup Yahudi Rilis Video...
Grup Yahudi Rilis Video Penangkapan Aktivis Pro-Palestina Mahmoud Khalil yang Mengerikan
Israel Tahan 676 Jenazah...
Israel Tahan 676 Jenazah Palestina di Pemakaman Angka dan Lemari Es
Pemukim Israel Serang...
Pemukim Israel Serang dan Bakar Desa Palestina di Tepi Barat
Israel Tolak Tawaran...
Israel Tolak Tawaran Hamas Bebaskan Tawanan Israel-Amerika
Rekomendasi
Resesi Amerika Makin...
Resesi Amerika Makin Dekat? Inflasi Diramal Sentuh Level Tertinggi sejak 1991
Gerakan Rakyat Percepat...
Gerakan Rakyat Percepat Pembentukan DPD, Harus Tuntas April 2025
Dirlantas Polda Banten...
Dirlantas Polda Banten Terapkan Ganjil Genap di Tol Tangerang-Merak saat Mudik Mulai 27 Maret
Berita Terkini
Hubungan AS dan Israel...
Hubungan AS dan Israel Sedang Memburuk, Berikut4 Penyebabnya
40 menit yang lalu
Siapa Ebrahim Rasool?...
Siapa Ebrahim Rasool? Duta Besar Muslim Afrika Selatan yang Diusir AS karena Membenci Trump dan Anti-Israel
1 jam yang lalu
6 Alasan Pasukan Ukraina...
6 Alasan Pasukan Ukraina yang Menduduki Kursk Jadi Penghalang Gencatan Senjata
2 jam yang lalu
Di Mana Gunung Sampah...
Di Mana Gunung Sampah Tertinggi di Dunia?
5 jam yang lalu
Jet Tempur Rusia Masuk...
Jet Tempur Rusia Masuk ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea Selatan
6 jam yang lalu
AS Usir Duta Besar Afrika...
AS Usir Duta Besar Afrika Selatan, Ada Apa Gerangan?
7 jam yang lalu
Infografis
3 Alasan Rusia Bisa...
3 Alasan Rusia Bisa Ubah Prancis Menjadi Chernobyl Raksasa
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved