Para Miliarder Sumbang Dunia Pendidikan

Kamis, 20 Juni 2019 - 12:35 WIB
Para Miliarder Sumbang Dunia Pendidikan
Para Miliarder Sumbang Dunia Pendidikan
A A A
LONDON - Para miliarder kembali membuat kejutan dengan memberikan sumbangan besar untuk dunia pendidikan. Donasi tunggal terbesar untuk universitas Inggris diberikan ke Universitas Oxford untuk institut baru yang akan mempelajari etika inteligensi buatan.

Miliarder Amerika Serikat (AS) Stephen Schwarzman telah memberikan donasi sebesar 150 juta poundsterling untuk universitas itu. ”Ini investasi besar secara global di Inggris,” ungkap pernyataan pemerintah Inggris menyambut donasi besar tersebut dilansir BBC.

Saat banyak universitas menghadapi ketidakpastian dalam pendanaan riset karena Brexit, sumbangan ini menjadi dukungan besar bagi Universitas Oxford. Schwarzman merupakan chief executive officer (CEO) perusahaan ekuitas privat Blackstone dan salah satu miliarder AS yang terkenal.

Sebelumnya, gaya hidup mewahnya memicu kritik, tapi baru-baru ini dia juga menjadi salah satu pendonor besar untuk pendidikan. Schwarzman menjelaskan pada BBC bahwa dia memberikan uang untuk Oxford karena inteligensi buatan merupakan isu utama di abad ini.

”Saat ini sebagian besar pemerintah tidak bersiap menghadapi ini, dan itulah mengapa ini akan menjadi jenis teknologi yang berbeda,” ujar dia. ”Mereka akan tergantung pada universitas-universitas besar seperti Oxford dan lainnya di penjuru dunia yang khusus membantu mereka memikirkan ini,” kata dia.

Schwarzman menyatakan universitas-universitas perlu membantu membentuk kerangka kerja etis untuk perubahan yang terjadi sangat cepat. Beberapa ekonom memperingatkan perkembangan kecerdasan buatan bisa memiliki dampak besar pada masyarakat, termasuk hilangnya lapangan kerja akibat otomatisasi atau kadang disebut revolusi industri keempat. Para akademisi juga mengangkat kekhawatiran tentang potensi kejahatan dalam perang siber dan menumbangkan demokrasi.

Donasi oleh Schwarzman pada Oxford itu setelah dia menyumbang USD350 juta pada Massachusetts Institute of Technology (MIT) untuk membangun pusat komputasi dan kecerdasan buatan. Studi etika kecerdasan buatan di Oxford akan menjadi pusat humaniora baru, membawa berbagai subjek dari bahasa hingga filosofi.

”Penting bagi orang untuk mengingat apa itu menjadi manusia. Mengapa kita di sini? Apa nilai-nilai Anda? Bagaimana teknologi berhubungan dan berinteraksi dengan itu,” ungkap dia. ”Kita harus membuat itu jadi positif dan produktif bagi masyarakat, serta teknologi tidak boleh dibiarkan untuk hanya melakukan apa yang diinginkannya karena itu bisa,” ujar dia.

Donasi untuk Oxford itu beberapa bulan setelah miliarder David Harding menyumbang 100 juta poundsterling untuk Universitas Cambridge. Selain itu, orang terkaya di Hong Kong, Li Ka-Shing, berjanji membayar biaya pendidikan untuk para mahasiswa universitas China melalui yayasan amalnya.

Li Ka-Shing Foundation akan membayar biaya pendidikan selama empat hingga lima tahun bagi para mahasiswa sejak tahun ajaran baru 2019 di Universitas Shantou, Provinsi Guangdong, China. Langkah ini membuat Li membayar sebesar USD14,4 juta per tahun.

”Yayasan berharap program ini bisa membantu meringankan beban keuangan banyak keluarga dan mendorong para mahasiswa, serta mereka bisa belajar lebih baik untuk menyiapkan kelulusan demi menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam ekonomi global,” kata pernyataan yayasan itu.

Li, 90, menurut majalah Forbes, memiliki kekayaan sebesar USD30,4 miliar. Kisah perjalanan hidup Li juga dipenuhi perjuangan sejak dia mulai bekerja sebagai penyapu lantai pabrik saat masih muda hingga dia masuk jajaran orang terkaya ke-28 di dunia dalam daftar Forbes pada 2019.

Dia pensiun dari kerajaan bisnisnya tahun lalu dan menyerahkan wewenang pada putra sulungnya, Victor Li. Grup bisnis CK Hutchison Holdings dan CK Asset Holdings milik keluarga Li terlibat dalam berbagai sektor mulai dari ritel, telekomunikasi, hingga listrik.

Li menjadi salah satu pengusaha Hong Kong pertama yang berinvestasi di China daratan. Industri properti menjadi salah satu bagian besar yang menyumbang kekayaannya. Miliarder China itu mendapat gelar kebangsawanan dari Inggris pada 2000.

Dia pun mendapat julukan ”Superman” untuk kesuksesan bisnis dan investasinya. Kedermawanan Li itu muncul setelah langkah filantrop asal AS Robert F Smith. Bulan lalu, miliarder Robert F Smith membuat langkah serupa dengan membayar biaya kuliah untuk universitas di AS. Smith membuat kaget para lulusan sarjana di Atlanta, Georgia, saat mengatakan pada mereka bahwa dia akan melunasi seluruh utang biaya kuliah para sarjana itu. Hampir 400 sarjana mendapat keuntungan dari janji senilai USD40 juta itu. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3921 seconds (0.1#10.140)