Proyek Rudal Nuklir Sentinel AS Molor Beberapa Tahun karena Biaya Membengkak Fantastis
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Proyek pengembangan rudal balistik antar benua (ICBM) Sentinel Amerika Serikat (AS) akan molor beberapa tahun dari jadwal semestinya karena biayanya membengkak hingga 81 persen dari perkiraan awal.
ICBM Sentinel dirancang dan dikelola oleh Northrop Grumman, dan bertujuan untuk menggantikan ICBM Minuteman III yang sudah tua.
Sama seperti Minutemen III, misil Sentinel juga akan menjadi senjata andalan Amerika untuk membawa hulu ledak nuklir.
Program ini diperkirakan menelan biaya USD140,9 miliar, naik 81 persen dari perkiraan biaya pada September 2020.
“Kami sepenuhnya menyadari dampaknya, namun kami juga menyadari risiko jika tidak memodernisasi kekuatan nuklir kami dan tidak mengatasi ancaman nyata yang kami hadapi,” kata Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Akuisisi dan Keberlanjutan William LaPlante kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/7/2024).
LaPlante menyatakan bahwa program ini harus terus berlanjut meskipun biayanya membengkak fantastis.
“Ada alasan untuk kenaikan biaya, tapi tidak ada alasan. Kami sudah berupaya mengatasi akar permasalahannya, dan yang lebih penting, kami yakin kami berada di jalur yang benar untuk membela negara kami,” imbuh LaPlante.
Mayoritas pembengkakan biaya terkait dengan fasilitas peluncuran, pusat peluncuran, dan proses lain yang terkait dengan konversi dari Minuteman III ke Sentinel. Reuters melaporkan bahwa biaya “program yang tidak diubah” bisa mencapai USD160 miliar.
Perkiraan biaya Sentinel yang baru melampaui peningkatan setidaknya USD131 miliar yang diumumkan Angkatan Udara Amerika pada bulan Januari.
Hal ini memicu Undang-Undang Nunn-McCurdy, undang-undang tahun 1982 yang mengharuskan Pentagon untuk secara resmi memberikan justifikasi kepada Kongres mengenai pentingnya sebuah program yang biaya akuisisi unitnya telah meningkat lebih dari 25 persen di atas standar.
ICBM Sentinel dirancang dan dikelola oleh Northrop Grumman, dan bertujuan untuk menggantikan ICBM Minuteman III yang sudah tua.
Sama seperti Minutemen III, misil Sentinel juga akan menjadi senjata andalan Amerika untuk membawa hulu ledak nuklir.
Program ini diperkirakan menelan biaya USD140,9 miliar, naik 81 persen dari perkiraan biaya pada September 2020.
“Kami sepenuhnya menyadari dampaknya, namun kami juga menyadari risiko jika tidak memodernisasi kekuatan nuklir kami dan tidak mengatasi ancaman nyata yang kami hadapi,” kata Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Akuisisi dan Keberlanjutan William LaPlante kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/7/2024).
LaPlante menyatakan bahwa program ini harus terus berlanjut meskipun biayanya membengkak fantastis.
“Ada alasan untuk kenaikan biaya, tapi tidak ada alasan. Kami sudah berupaya mengatasi akar permasalahannya, dan yang lebih penting, kami yakin kami berada di jalur yang benar untuk membela negara kami,” imbuh LaPlante.
Mayoritas pembengkakan biaya terkait dengan fasilitas peluncuran, pusat peluncuran, dan proses lain yang terkait dengan konversi dari Minuteman III ke Sentinel. Reuters melaporkan bahwa biaya “program yang tidak diubah” bisa mencapai USD160 miliar.
Perkiraan biaya Sentinel yang baru melampaui peningkatan setidaknya USD131 miliar yang diumumkan Angkatan Udara Amerika pada bulan Januari.
Hal ini memicu Undang-Undang Nunn-McCurdy, undang-undang tahun 1982 yang mengharuskan Pentagon untuk secara resmi memberikan justifikasi kepada Kongres mengenai pentingnya sebuah program yang biaya akuisisi unitnya telah meningkat lebih dari 25 persen di atas standar.
(mas)