Korut Eksekusi Pemuda di Depan Umum karena Nonton Drakor dan Dengarkan K-pop

Minggu, 30 Juni 2024 - 12:16 WIB
loading...
Korut Eksekusi Pemuda...
Pemimpin Korut Kim Jong-un. Pihak berwenang Korut mengeksekusi seorang pemuda karena menonton drama dan mendengarkan musik Korea Selatan. Foto/The Independent
A A A
SEOUL - Pihak berwenang Korea Utara (Korut) telah mengeksekusi seorang pemuda berusia 22 tahun di depan umum karena menonton drama dan mendengarkan musik Korea Selatan yang dikenal dengan sebutan drakor dan K-pop.

Pemuda asal provinsi Hwanghae Selatan itu dieksekusi di depan umum pada tahun 2022, namun baru terungkap setelah Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) merilis laporan Hak Asasi Manusia (HAM) Korea Utara pada Kamis lalu.

Menurut kesaksian dalam laporan tersebut, pemuda itu dieksekusi karena mendengarkan 70 lagu dan menonton tiga film Korea Selatan, serta mendistribusikannya.

Laporan tersebut—yang merupakan kumpulan kesaksian dari 649 pembelot Korea Utara—menyoroti tindakan keras rezim Pyongyang terhadap pengaruh Barat dan aliran informasi ke negara yang terisolasi tersebut.

Baca Juga: Korut Tembakkan Rudal Hipersonik saat Kapal Induk Nuklir AS Unjuk Kekuatan di Korsel

Larangan terhadap K-pop untuk melindungi warga negara dari “pengaruh jahat” budaya Barat semakin diperketat berdasarkan undang-undang baru yang diadopsi Korea Utara pada tahun 2020, yang melarang “ideologi dan budaya reaksioner”.

Korea Utara menolak kritik terhadap pelanggaran berat HAM yang dituduhkan kepada pemerintah Kim Jong-un, dan menyebutnya sebagai bagian dari konspirasi untuk menggulingkan kepemimpinan.

Praktik “reaksioner” lainnya yang dihukum termasuk kebiasaan warga Korea Selatan seperti pengantin wanita mengenakan gaun putih, pengantin pria membawa pengantin wanita, memakai kacamata hitam, dan minum alkohol dari gelas anggur.

Menurut laporan tersebut, warga Korea Utara secara rutin menjalani pemeriksaan ponsel untuk mengetahui ejaan, ekspresi, dan istilah slang nama kontak.

“Pemerintah tidak menoleransi pluralisme, melarang media independen, organisasi masyarakat sipil dan serikat pekerja, dan secara sistematis menolak semua kebebasan dasar, termasuk kebebasan berekspresi, berkumpul secara damai, berserikat, dan kebebasan beragama dan berkeyakinan,” bunyi laporan HAM Korut yang ditulis pihak Korsel.

Salah satu pembelot, seorang wanita berusia awal 20-an tahun, mengatakan; "Kecepatan budaya Korea Selatan memengaruhi Korea Utara sangat cepat. Generasi muda mengikuti dan meniru budaya Korea Selatan, dan mereka sangat menyukai apa pun yang berasal dari Korea Selatan.”

“Setelah menonton drama Korea, banyak anak muda bertanya-tanya, 'Mengapa kita harus hidup seperti ini?’…Saya pikir saya lebih baik mati daripada tinggal di Korea Utara,” katanya seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (30/6/2024).

“Tentu saja, kami tidak bisa mengatakan hal buruk apa pun terhadap Kim Jong-un di depan umum, namun di antara teman dekat, kekasih, atau anggota keluarga, kami mengucapkan kata-kata tersebut,” ujarnya.

Di masa lalu, Korea Utara dilaporkan telah mengadakan eksekusi di desa-desa dan kamp penjara di mana banyak orang berkumpul.

Namun mereka semakin menghindari eksekusi di daerah pemukiman padat penduduk, di mana pihak berwenang kesulitan melacak siapa saja yang hadir. Pemerintah juga berhenti melakukan eksekusi di dekat perbatasannya dan di fasilitas yang mudah dipantau oleh satelit.

Korea Selatan pada hari Selasa mengancam untuk memulai kembali siaran propaganda anti-Pyongyang di garis depan dalam kampanye gaya Perang Dingin terbaru antara kedua negara yang bersaing tersebut setelah Korea Utara melanjutkan peluncuran balon pembawa sampahnya.

Korea Utara telah menerbangkan balon-balon besar yang membawa kantong-kantong plastik berisi sampah melintasi perbatasan dalam kampanye kelima sejak akhir Mei—sebuah respons nyata terhadap para aktivis Korea Selatan yang menerbangkan selebaran politik melalui balon.

Kedua Korea secara teknis masih berperang sejak gencatan senjata mengakhiri Perang Korea 1950-1953, bukan perjanjian damai.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kim Jong-un Perintahkan...
Kim Jong-un Perintahkan Kapal Perang Korea Utara Segera Dilengkapi Senjata Nuklir
Rumah Eks Presiden Korsel...
Rumah Eks Presiden Korsel Digerebek untuk Penyelidikan terhadap Dukun dan Hadiah Mewah
600 Tentara Korea Utara...
600 Tentara Korea Utara Mati Sia-sia, Jenazahnya Dikremasi di Rusia
Korea Utara Uji Sistem...
Korea Utara Uji Sistem Senjata Kapal Perusak Choe Hyon
10 Stasiun Metro Terdalam...
10 Stasiun Metro Terdalam di Dunia, Salah Satunya di Pyongyang Mencapai 110 Meter
Dengan Tulus, Putin...
Dengan Tulus, Putin Ucapkan Terima Kasih kepada Tentara Korea Utara yang Membantu Merebut Kursk
Ambisi Kim Jong-un Membangun...
Ambisi Kim Jong-un Membangun Pariwisata Korea Utara
Putin Berharap Rusia...
Putin Berharap Rusia Tak Perlu Gunakan Senjata Nuklir untuk Akhiri Konflik di Ukraina
Trump Aktifkan Lagi...
Trump Aktifkan Lagi Penjara Horor Alcatraz untuk Penjahat Kelas Kakap
Rekomendasi
Bye-Bye Panik Data Hilang!...
Bye-Bye Panik Data Hilang! Synology DS925+ & DX525 Jadi Benteng Digital Super Canggih!
Cerita Monster Naoya...
Cerita Monster Naoya Inoue yang Bikin Pengemudi Online Kecewa
Kasus Mayat Wanita Dicor,...
Kasus Mayat Wanita Dicor, Polisi: Pelaku Kesal Korban Minta Dinikahi
Berita Terkini
Beda Jauh, Ini Perbandingan...
Beda Jauh, Ini Perbandingan Luas Kebakaran Israel vs Los Angeles
4 Tanda Rusia Diduga...
4 Tanda Rusia Diduga Sedang Mempersiapkan Perang Melawan NATO
Kabinet Israel Sepakati...
Kabinet Israel Sepakati Serangan Luas ke Gaza
Apakah Ukraina Memiliki...
Apakah Ukraina Memiliki Senjata Nuklir? Ini Riwayat Bom Atom yang Tak Pernah Meledak
Profil Abdelkader Harkassi,...
Profil Abdelkader Harkassi, Imam Spanyol yang Berangkat Haji dengan Naik Kuda
Trump Perintahkan Pembukaan...
Trump Perintahkan Pembukaan Kembali Penjara Alcatraz untuk Penjahat Paling Kejam di AS
Infografis
Amnesty Internasional...
Amnesty Internasional Tegaskan Israel Lakukan Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved