Iran Pertimbangan Bikin Bom Nuklir, Bisa Picu Perang dengan Israel
loading...
A
A
A
“Para pejabat Amerika terpecah mengenai pertanyaan apakah Iran bersiap mengambil langkah terakhir itu,” lanjut laporan itu.
Meskipun para pejabat AS mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa tidak ada bukti adanya upaya Iran untuk mempersenjatai uranium, Israel berpendapat bahwa upaya tersebut memang sedang dilakukan, dengan kedok penelitian universitas.
The New York Times mengaitkan “ekspansi nuklir” Iran baru-baru ini dengan serangan rudal dan pesawat tanpa awak yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada bulan April, dan mengatakan beberapa pemimpin Iran percaya bahwa serangan tersebut, yang hampir seluruhnya digagalkan oleh Israel dan sekutu pimpinan AS, menggarisbawahi “perlunya sebuah pencegah yang jauh lebih kuat".
“Meskipun masih memerlukan waktu lebih dari satu tahun untuk benar-benar memproduksi senjata tersebut,” imbuh laporan The New York Times.
"Pertanyaannya adalah apakah agen mata-mata Amerika atau Israel akan mendeteksi tindakan tersebut dan mampu menghentikannya.”
Jika Iran melakukan pengayaan uranium pada tingkat saat ini beberapa tahun yang lalu, ketika wilayah tersebut tidak seketat sekarang, Israel hampir pasti akan mempertimbangkan opsi militer untuk menyerang fasilitas nuklir Iran, papar surat kabar itu lebih lanjut, mengutip diplomat Eropa yang terlibat dalam diskusi dengan Iran.
Pada hari Selasa, pada pertemuan di Pentagon dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, mengatakan bahwa “waktu hampir habis” dalam perjuangan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, dan menekankan bahwa Israel dan AS harus bekerja sama untuk mencegah ancaman tersebut menjadi nyata.
“Ancaman terbesar terhadap masa depan dunia dan masa depan kawasan kita adalah Iran,” kata Gallant.
“Sekarang adalah waktunya untuk mewujudkan komitmen pemerintah Amerika selama bertahun-tahun yang berjanji mencegah Iran memiliki senjata nuklir.”
Menurut laporan Axios, mengutip tiga pejabat Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membentuk kembali serangkaian kelompok kerja dua minggu lalu untuk menangani program nuklir Iran, di tengah kekhawatiran bahwa Republik Islam tersebut akan berupaya membuat bom nuklir pada awal Januari.
Meskipun para pejabat AS mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa tidak ada bukti adanya upaya Iran untuk mempersenjatai uranium, Israel berpendapat bahwa upaya tersebut memang sedang dilakukan, dengan kedok penelitian universitas.
The New York Times mengaitkan “ekspansi nuklir” Iran baru-baru ini dengan serangan rudal dan pesawat tanpa awak yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada bulan April, dan mengatakan beberapa pemimpin Iran percaya bahwa serangan tersebut, yang hampir seluruhnya digagalkan oleh Israel dan sekutu pimpinan AS, menggarisbawahi “perlunya sebuah pencegah yang jauh lebih kuat".
“Meskipun masih memerlukan waktu lebih dari satu tahun untuk benar-benar memproduksi senjata tersebut,” imbuh laporan The New York Times.
"Pertanyaannya adalah apakah agen mata-mata Amerika atau Israel akan mendeteksi tindakan tersebut dan mampu menghentikannya.”
Jika Iran melakukan pengayaan uranium pada tingkat saat ini beberapa tahun yang lalu, ketika wilayah tersebut tidak seketat sekarang, Israel hampir pasti akan mempertimbangkan opsi militer untuk menyerang fasilitas nuklir Iran, papar surat kabar itu lebih lanjut, mengutip diplomat Eropa yang terlibat dalam diskusi dengan Iran.
Pada hari Selasa, pada pertemuan di Pentagon dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, mengatakan bahwa “waktu hampir habis” dalam perjuangan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, dan menekankan bahwa Israel dan AS harus bekerja sama untuk mencegah ancaman tersebut menjadi nyata.
“Ancaman terbesar terhadap masa depan dunia dan masa depan kawasan kita adalah Iran,” kata Gallant.
“Sekarang adalah waktunya untuk mewujudkan komitmen pemerintah Amerika selama bertahun-tahun yang berjanji mencegah Iran memiliki senjata nuklir.”
Menurut laporan Axios, mengutip tiga pejabat Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membentuk kembali serangkaian kelompok kerja dua minggu lalu untuk menangani program nuklir Iran, di tengah kekhawatiran bahwa Republik Islam tersebut akan berupaya membuat bom nuklir pada awal Januari.