9 Pemodal dan 6 Produsen Senjata Terbesar yang Disebut Mempersenjatai Israel
loading...
A
A
A
LONDON - Sebuah laporan baru yang diterbitkan oleh 19 organisasi masyarakat sipil dan serikat pekerja mengungkap lembaga keuangan terbesar Eropa menginvestasikan miliaran euro pada produsen senjata internasional yang menjual senjata ke Israel.
Berjudul "The Companies Arming Israel and Their Financiers (Perusahaan Mempersenjatai Israel dan Pemodalnya)", laporan tersebut mengungkapkan bahwa lembaga keuangan Eropa telah memberikan pinjaman dan penjaminan sebesar 36,1 miliar Euro, dan memegang 26 miliar Euro dalam bentuk saham dan obligasi di perusahaan yang menjual senjata ke Israel.
Laporan itu dirilis Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia (FIDH) pada Kamis. FIDH menjadi salah satu organisasi yang terlibat dalam pengungkapan tersebut.
Menurut pernyataan FIDH, dari tahun 2019 hingga 2023, enam produsen senjata terbesar di dunia—Boeing, General Dynamics, Leonardo, Lockheed Martin, RTX, dan Rolls-Royce—telah menjual senjata atau sistem senjata ke Israel.
Disebutkan bahwa bank Prancis; BNP Paribas, sejauh ini merupakan penyedia pembiayaan terbesar bagi perusahaan-perusahaan yang telah menjual senjata ke Israel. Bank itu telah memberikan pinjaman dan penjaminan sebesar 5,7 miliar Euro sejak tahun 2021.
Investor besar lainnya yang diidentifikasi dalam laporan tersebut termasuk bank Crédit Agricole, Deutsche Bank, Barclays dan UBS, serta dana pensiun pemerintah Norwegia; GFPG, dan perusahaan asuransi Allianz.
Lebih lanjut, laporan itu juga menyebutkan bank-bank seperti HSBC Inggris dan Standard Chartered sebagai pemodal.
“Menurut standar internasional mengenai bisnis dan hak asasi manusia, lembaga keuangan memiliki tanggung jawab yang jelas untuk memastikan bahwa mereka tidak berinvestasi di perusahaan yang berkontribusi terhadap pelanggaran hak asasi manusia," kata Gaëlle Dusepulchre, Wakil Direktur Bidang Bisnis, Hak Asasi Manusia & Lingkungan FIDH, seperti dikutip Palestine Chronicle, Jumat (21/6/2024).
PAX, organisasi lainnya yang juga ikut dalam penulisan laporan tersebut, menunjukkan bahwa keenam perusahaan senjata itu telah memasok senjata ke negara-negara yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia atau hukum kemanusiaan internasional, termasuk ke Israel.
Berjudul "The Companies Arming Israel and Their Financiers (Perusahaan Mempersenjatai Israel dan Pemodalnya)", laporan tersebut mengungkapkan bahwa lembaga keuangan Eropa telah memberikan pinjaman dan penjaminan sebesar 36,1 miliar Euro, dan memegang 26 miliar Euro dalam bentuk saham dan obligasi di perusahaan yang menjual senjata ke Israel.
Laporan itu dirilis Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia (FIDH) pada Kamis. FIDH menjadi salah satu organisasi yang terlibat dalam pengungkapan tersebut.
Menurut pernyataan FIDH, dari tahun 2019 hingga 2023, enam produsen senjata terbesar di dunia—Boeing, General Dynamics, Leonardo, Lockheed Martin, RTX, dan Rolls-Royce—telah menjual senjata atau sistem senjata ke Israel.
Disebutkan bahwa bank Prancis; BNP Paribas, sejauh ini merupakan penyedia pembiayaan terbesar bagi perusahaan-perusahaan yang telah menjual senjata ke Israel. Bank itu telah memberikan pinjaman dan penjaminan sebesar 5,7 miliar Euro sejak tahun 2021.
Investor besar lainnya yang diidentifikasi dalam laporan tersebut termasuk bank Crédit Agricole, Deutsche Bank, Barclays dan UBS, serta dana pensiun pemerintah Norwegia; GFPG, dan perusahaan asuransi Allianz.
Lebih lanjut, laporan itu juga menyebutkan bank-bank seperti HSBC Inggris dan Standard Chartered sebagai pemodal.
“Menurut standar internasional mengenai bisnis dan hak asasi manusia, lembaga keuangan memiliki tanggung jawab yang jelas untuk memastikan bahwa mereka tidak berinvestasi di perusahaan yang berkontribusi terhadap pelanggaran hak asasi manusia," kata Gaëlle Dusepulchre, Wakil Direktur Bidang Bisnis, Hak Asasi Manusia & Lingkungan FIDH, seperti dikutip Palestine Chronicle, Jumat (21/6/2024).
PAX, organisasi lainnya yang juga ikut dalam penulisan laporan tersebut, menunjukkan bahwa keenam perusahaan senjata itu telah memasok senjata ke negara-negara yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia atau hukum kemanusiaan internasional, termasuk ke Israel.