Dianggap Berbahaya, AS Peringatkan Warganya Tak Kunjungi Pakistan

Rabu, 17 April 2019 - 16:44 WIB
Dianggap Berbahaya,...
Dianggap Berbahaya, AS Peringatkan Warganya Tak Kunjungi Pakistan
A A A
WASHINGTON - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke Pakistan, khususnya ke provinsi Balochistan, Khyber Pakhtunkhwa yang sebelumnya bernama Wilayah Kesukuan Administratif Federal (FATA). Alasannya, provinsi itu sangat berbahaya, karena ancaman terorisme dan penculikan cukup tinggi.

Washington telah menempatkan Pakistan secara umum dalam kategori "Level Tiga" atau "Oranye" dari saran perjalanan barunya yang dikeluarkan untuk warga AS, mendorong wisatawan untuk mempertimbangkan kembali mengunjungi negara itu. Tapi, secara khusus AS menempatkan tiga dari empat wilayah Pakistan ditempatkan dalam kategori "Tingkat Empat" atau yang paling berbahaya.

"Kelompok teroris terus merencanakan kemungkinan serangan di Pakistan. Teroris mungkin menyerang dengan sedikit atau tanpa peringatan, bandara, universitas, lokasi wisata, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dan fasilitas pemerintah," kata kementerian itu.

"Teroris telah menargetkan kami para diplomat dan fasilitas diplomatik di masa lalu dan informasi menunjukkan mereka terus melakukannya," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (17/4).

AS juga mengimbau warganya untuk tidak mengunjungi wialayh Kashmir yang dikelola Pakistan karena terorisme dan potensi pecahnya konflik bersenjata.

"Serangan teroris terus terjadi di seluruh Pakistan, dengan sebagian besar terjadi di Balochistan dan Kashmir, termasuk bekas FATA. Serangan teroris skala besar telah mengakibatkan ratusan korban," ungkapnya.

Provinsi Balochistan, Khyber Pakhtunkhwa, dan sabuk suku di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan sering digambarkan sebagai tempat yang aman bagi para teroris. Di masa lalu, AS telah meminta Pakistan untuk mengambil tindakan yang berkelanjutan, dapat diverifikasi dan konkret terhadap para pelaku terorisme.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7589 seconds (0.1#10.140)