11 Negara Ini Suka Makan Daging Buaya, Dianggap Lezat dan Berkhasiat
loading...
A
A
A
Kebanyakan daging buaya diimpor dalam keadaan beku dari Australia, Papua Nugini, Zimbabwe, atau Afrika Selatan.
Florida juga memiliki sejumlah kecil peternakan buaya, yang memproduksi daging dan mengekspor kulit. Minat terhadap daging buaya meningkat di AS pada tahun 1990-an seiring dengan peningkatan daging alternatif lainnya.
Di Zimbabwe, daging buaya telah dimakan secara turun-temurun. Ini adalah sumber protein yang umum, dan ekor buaya dianggap sebagai makanan lezat yang berharga.
Zimbabwe memiliki industri peternakan buaya komersial yang signifikan, dengan dagingnya dijual secara lokal dan diekspor.
Berburu buaya liar juga diperbolehkan secara terbatas. Para ahli memperkirakan masyarakat Zimbabwe memakan sekitar 2.500 ton daging buaya per tahun.
Buaya telah lama menjadi bagian dari masakan di Papua Nugini. Masyarakat pesisir bergantung pada telur dan daging buaya untuk melengkapi makanan mereka.
Perburuan penduduk asli ini terus berlanjut hingga saat ini, meskipun peternakan buaya komersial juga telah bermunculan.
Ibu kotanya, Port Moresby, adalah rumah bagi satu restoran bernama Keketu yang berspesialisasi dalam hidangan buaya. Hidangan khas mereka adalah “pesta buaya”, yang menyajikan iga buaya, tenderloin, dan kari.
Di Afrika Selatan, daging buaya dapat ditemukan pada menu di restoran dan dijual di toko makanan khusus. Sebagian besar berasal dari peternakan buaya komersial besar.
Daging buaya dipandang sebagai pilihan daging yang sehat, dengan profil rasa antara ikan dan ayam. Ia juga dikeringkan atau diawetkan untuk membuat biltong, sejenis daging kering yang diawetkan.
Bahkan dengan adanya peternakan komersial, perburuan liar terhadap buaya liar untuk diambil dagingnya masih terjadi di beberapa daerah.
Florida juga memiliki sejumlah kecil peternakan buaya, yang memproduksi daging dan mengekspor kulit. Minat terhadap daging buaya meningkat di AS pada tahun 1990-an seiring dengan peningkatan daging alternatif lainnya.
3. Zimbabwe
Di Zimbabwe, daging buaya telah dimakan secara turun-temurun. Ini adalah sumber protein yang umum, dan ekor buaya dianggap sebagai makanan lezat yang berharga.
Zimbabwe memiliki industri peternakan buaya komersial yang signifikan, dengan dagingnya dijual secara lokal dan diekspor.
Berburu buaya liar juga diperbolehkan secara terbatas. Para ahli memperkirakan masyarakat Zimbabwe memakan sekitar 2.500 ton daging buaya per tahun.
4. Papua Nugini
Buaya telah lama menjadi bagian dari masakan di Papua Nugini. Masyarakat pesisir bergantung pada telur dan daging buaya untuk melengkapi makanan mereka.
Perburuan penduduk asli ini terus berlanjut hingga saat ini, meskipun peternakan buaya komersial juga telah bermunculan.
Ibu kotanya, Port Moresby, adalah rumah bagi satu restoran bernama Keketu yang berspesialisasi dalam hidangan buaya. Hidangan khas mereka adalah “pesta buaya”, yang menyajikan iga buaya, tenderloin, dan kari.
5. Afrika Selatan
Di Afrika Selatan, daging buaya dapat ditemukan pada menu di restoran dan dijual di toko makanan khusus. Sebagian besar berasal dari peternakan buaya komersial besar.
Daging buaya dipandang sebagai pilihan daging yang sehat, dengan profil rasa antara ikan dan ayam. Ia juga dikeringkan atau diawetkan untuk membuat biltong, sejenis daging kering yang diawetkan.
Bahkan dengan adanya peternakan komersial, perburuan liar terhadap buaya liar untuk diambil dagingnya masih terjadi di beberapa daerah.