Inilah 6 Capres Iran untuk Gantikan Raisi, Ahmadinejad Tersingkir

Senin, 10 Juni 2024 - 08:15 WIB
loading...
Inilah 6 Capres Iran untuk Gantikan Raisi, Ahmadinejad Tersingkir
Ketua Parlemen Mohammad-Bagher Ghalibaf, termasuk di antara 6 capres Iran yang lolos untuk bersaing dalam pilpres 28 Juni 2024. Foto/REUTERS
A A A
TEHERAN - Pihak berwenang Iran mengumumkan daftar calon presiden (capres) yang dinyatakan lolos untuk bersaing dalam pemilihan presiden (pilpres) 28 Juni mendatang.

Dua kandidat utama, mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad dan mantan ketua parlemen Ali Larijani, didiskualifikasi.

Pilpres mendatang, yang semula dijadwalkan pada tahun 2025, dipercepat karena kematian mendadak Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei.

Dewan Wali, sebuah badan ulama dan ahli hukum yang pada akhirnya berada di bawah pengawasan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, menyetujui enam capres yang lolos bersaing dalam pilpres.



Mengutip Al Arabiya, Senin (10/6/2024), enam capres tersebut adalah:

1. Ketua Parlemen saat ini Mohammad-Bagher Ghalibaf
2. Mantan perunding nuklir Saeed Jalili
3. Anggota Parlemen Masoud Pezeshkian
4. Wali Kota Teheran Alireza Zakani
5. Mantan Menteri Dalam Negeri Mostafa Pourmohammadi
6. Wakil presiden petahana Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi

Kecuali Pezeshkian, yang berafiliasi dengan kubu politik reformis Iran, lima capres lainnya dianggap konservatif atau ultrakonservatif.

Capres yang Disetujui


Capres utama yang disetujui adalah Ketua Parlemen Ghalibaf. Pria berusia 62 tahun ini sebelumnya pernah mencalonkan diri dalam pilpres tahun 2005 dan 2013.

Pada 2017, dia mengundurkan diri dari pencalonan untuk mendukung Raisi, yang akhirnya berada di urutan kedua.

Ghalibaf, seorang veteran perang Iran-Irak, pernah menjabat sebagai komandan Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Dia adalah Wali Kota Teheran dari tahun 2005 hingga 2017 dan juga menjabat sebagai kepala kepolisian Iran.

Setelah mendaftarkan pencalonannya di Kementerian Dalam Negeri awal bulan ini, Ghalibaf berjanji akan meningkatkan perekonomian jika terpilih.

Tokoh penting lainnya dalam daftar capres adalah mantan wakil menteri luar negeri dan perunding nuklir Jalili.

Dikenal karena sikap negosiasinya yang tidak fleksibel, pria berusia 58 tahun ini adalah seorang kritikus setia perjanjian nuklir tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar.

Pada pilpes 2021, dia mundur dari pencalonan presiden untuk memberikan dukungannya pada pencalonan Raisi.

Pezeshkian, satu-satunya kandidat yang tidak terkait dengan faksi konservatif, menjabat sebagai anggota Parlemen yang mewakili kota Tabriz di barat laut di Parlemen. Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil ketua Parlemen dan, sebelumnya, sebagai menteri kesehatan.

Dukungan Pezeshkian oleh Dewan Wali mungkin merupakan upaya pihak berwenang untuk meningkatkan partisipasi pemilih, yang telah menurun dalam pilpres sebelumnya.

Selama pilpres tahun 2021, yang menghasilkan Raisi menjadi presiden, Dewan Wali mendiskualifikasi calon kandidat yang dapat menantang Raisi.

Pilpres tersebut mencatat rekor jumlah pemilih yang rendah, yaitu hanya 48,8 persen. Republik Islam Iran secara tradisional mengandalkan jumlah pemilih untuk menunjukkan legitimasinya.

Pesaing lainnya adalah Wali Kota Teheran Alireza Zakani, yang mendaftar untuk pilpres 2021 tetapi akhirnya mengundurkan diri dari pemilihan presiden untuk mendukung pencalonan Raisi.

Zakani mengindikasikan pada hari Minggu bahwa dia tidak berniat mundur dari pencalonan kali ini, dengan mengatakan dalam sebuah postingan di platform media sosial X: “Pada pemilihan 2024, saya akan bertahan dan bersaing sampai akhir untuk melanjutkan jalur [Raisi].”

Kandidat lain yang disetujui termasuk wakil presiden petahana dan ketua Yayasan Martir Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi, yang berkompetisi dalam pemilihan presiden tahun 2021 tetapi memperoleh suara paling sedikit di antara empat kandidat, bersama dengan mantan menteri dalam negeri dan ulama Mostafa Pourmohammadi.

Siapa yang Didiskualifikasi?


Awalnya, 80 warga Iran mendaftarkan pencalonan mereka untuk pilpres 28 Juni.

Kandidat paling terkenal adalah Mahmoud Ahmadinejad, yang, pada usia 67 tahun, ingin kembali menjadi presiden—posisi yang dipegangnya selama dua periode berturut-turut dari tahun 2005 hingga 2013.

Ahmadinejad telah didiskualifikasi untuk ketiga kalinya, menyusul kegagalannya dalam pencalonan pada pilpres tahun 2017 dan 2021.

Ahmadinejad, yang pernah menjadi sekutu favorit Pemimpin Tertinggi Khamenei, tidak lagi disukai pemimpin tertinggi tersebut selama masa jabatan keduanya dan sejak itu dikesampingkan.

Tokoh terkemuka lainnya yang didiskualifikasi adalah Ali Larijani, mantan ketua parlemen yang kini dianggap “moderat” dalam politik Iran.

Larijani juga menghadapi diskualifikasi pada pilpres 2021.

Kandidat lain yang didiskualifikasi termasuk mantan gubernur bank sentral Abdolnasser Hemmati, yang mencalonkan diri pada tahun 2021 tetapi kalah dari Raisi.

Kemudian ada mantan wakil presiden Eshaq Jahangiri, yang juga didiskualifikasi pada pilpres tahun 2021; dan mantan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Vahid Haghanian.

Di Iran, pemimpin tertinggi, bukan presiden, yang memegang otoritas tertinggi atas semua urusan negara, termasuk kebijakan luar negeri dan program nuklir.

Khamenei (85) telah menjadi pemimpin tertinggi Iran sejak tahun 1989.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)
pixels