1 Juta Warga Gaza Hadapi Kematian dan Kelaparan pada Juli
loading...
A
A
A
NEW YORK - Lebih dari satu juta warga Palestina di Jalur Gaza akan menghadapi kelaparan dan kematian pada pertengahan Juli, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).
Laporan peringatan dini untuk periode antara Juni dan Oktober 2024 mengenai tempat-tempat di mana krisis kelaparan terjadi, dan di mana kerawanan pangan akut diperkirakan akan memburuk, FAO mengatakan kerawanan pangan akut akan semakin memburuk di 18 "titik rawan" kelaparan, dengan mencatat yang paling berbahaya adalah Gaza dan Sudan.
“Mali, Palestina, Sudan Selatan, dan Sudan tetap berada pada tingkat siaga tertinggi dan membutuhkan perhatian paling mendesak,” ungkap laporan itu.
Data yang disebutkan dalam laporan tersebut menunjukkan 100% dari populasi Jalur Gaza yang berjumlah 2,2 juta orang berada dalam fase ketiga atau lebih, yang dikenal sebagai fase "krisis" dalam Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Konflik yang sedang berlangsung di Palestina diperkirakan akan semakin memperburuk jumlah korban tewas yang belum pernah terjadi sebelumnya, kerusakan yang meluas, dan pengungsian hampir seluruh penduduk di Jalur Gaza,” papar laporan FAO.
Pernyataan tersebut mengutip pernyataan Direktur Jenderal FAO, QU Dongyu, yang mengatakan, “Prospek yang menakutkan yang disorot dalam laporan ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua.”
“Bertindak sebelum krisis terjadi dapat menyelamatkan nyawa, mengurangi kekurangan pangan, dan melindungi mata pencaharian dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada tanggapan kemanusiaan yang tidak tepat waktu,” pungkas dia.
Laporan peringatan dini untuk periode antara Juni dan Oktober 2024 mengenai tempat-tempat di mana krisis kelaparan terjadi, dan di mana kerawanan pangan akut diperkirakan akan memburuk, FAO mengatakan kerawanan pangan akut akan semakin memburuk di 18 "titik rawan" kelaparan, dengan mencatat yang paling berbahaya adalah Gaza dan Sudan.
“Mali, Palestina, Sudan Selatan, dan Sudan tetap berada pada tingkat siaga tertinggi dan membutuhkan perhatian paling mendesak,” ungkap laporan itu.
Data yang disebutkan dalam laporan tersebut menunjukkan 100% dari populasi Jalur Gaza yang berjumlah 2,2 juta orang berada dalam fase ketiga atau lebih, yang dikenal sebagai fase "krisis" dalam Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Konflik yang sedang berlangsung di Palestina diperkirakan akan semakin memperburuk jumlah korban tewas yang belum pernah terjadi sebelumnya, kerusakan yang meluas, dan pengungsian hampir seluruh penduduk di Jalur Gaza,” papar laporan FAO.
Pernyataan tersebut mengutip pernyataan Direktur Jenderal FAO, QU Dongyu, yang mengatakan, “Prospek yang menakutkan yang disorot dalam laporan ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua.”
“Bertindak sebelum krisis terjadi dapat menyelamatkan nyawa, mengurangi kekurangan pangan, dan melindungi mata pencaharian dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada tanggapan kemanusiaan yang tidak tepat waktu,” pungkas dia.
(sya)