Hizbullah Gunakan Senjata dan Taktik Baru, Israel Makin Kalang Kabut
loading...
A
A
A
BEIRUT - Gerakan Hizbullah Lebanon telah meluncurkan teknologi baru yang “canggih” ketika perang melawan Israel semakin intensif saat rezim Zionis menyerang Rafah.
Bentrokan Hizbullah-Israel semakin memburuk akhir-akhir ini ketika Pasukan Israel (IDF) melanjutkan operasinya di Rafah, wilayah selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir.
“Keputusan Hizbullah melancarkan serangan menggunakan drone dan proyektil, termasuk rudal berpemandu presisi, mencerminkan pendekatan strategis yang bertujuan mempertahankan elemen kejutan dan menjaga Israel dalam kondisi kalibrasi ulang yang konstan,” ungkap Dr Imad Salamey, profesor ilmu politik dan urusan internasional di Lebanon American University, pada Sputnik.
“Dengan menggunakan berbagai senjata dan taktik, yang banyak di antaranya masih belum digunakan, Hizbullah memastikan kemampuan penuh dan potensi medan pertempurannya tidak dapat diprediksi,” ujar dia.
Dia menjelaskan, “Strategi ini tidak hanya mempersulit perhitungan pertahanan Israel tetapi juga memungkinkan Hizbullah mempertahankan inisiatif dalam konflik, dengan menyesuaikan strateginya secara dinamis berdasarkan perkembangan di lapangan.”
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan rezim Zionis pada 24 Mei tentang “kejutan baru” dari kelompoknya jika Israel tidak menghentikan genosida di Gaza.
Pers Israel mengutip El-Nashra, kantor berita Lebanon, yang menuduh "kejutan" yang disebutkan Nasrallah adalah senjata baru yang dimiliki kelompok tersebut, termasuk rudal presisi jarak jauh dan proyektil antipesawat.
Awal bulan ini, Associated Press (AP) juga menekankan senjata baru dan taktik baru yang baru-baru ini digunakan gerakan Syiah itu, termasuk serangan lebih dalam ke wilayah Israel.
Kemampuan militer Hizbullah yang luar biasa telah diakui lembaga think tank Israel dan Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan kelompok tersebut memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal anti-tank, serta 2.000 drone.
Bentrokan Hizbullah-Israel semakin memburuk akhir-akhir ini ketika Pasukan Israel (IDF) melanjutkan operasinya di Rafah, wilayah selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir.
“Keputusan Hizbullah melancarkan serangan menggunakan drone dan proyektil, termasuk rudal berpemandu presisi, mencerminkan pendekatan strategis yang bertujuan mempertahankan elemen kejutan dan menjaga Israel dalam kondisi kalibrasi ulang yang konstan,” ungkap Dr Imad Salamey, profesor ilmu politik dan urusan internasional di Lebanon American University, pada Sputnik.
“Dengan menggunakan berbagai senjata dan taktik, yang banyak di antaranya masih belum digunakan, Hizbullah memastikan kemampuan penuh dan potensi medan pertempurannya tidak dapat diprediksi,” ujar dia.
Dia menjelaskan, “Strategi ini tidak hanya mempersulit perhitungan pertahanan Israel tetapi juga memungkinkan Hizbullah mempertahankan inisiatif dalam konflik, dengan menyesuaikan strateginya secara dinamis berdasarkan perkembangan di lapangan.”
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan rezim Zionis pada 24 Mei tentang “kejutan baru” dari kelompoknya jika Israel tidak menghentikan genosida di Gaza.
Pers Israel mengutip El-Nashra, kantor berita Lebanon, yang menuduh "kejutan" yang disebutkan Nasrallah adalah senjata baru yang dimiliki kelompok tersebut, termasuk rudal presisi jarak jauh dan proyektil antipesawat.
Awal bulan ini, Associated Press (AP) juga menekankan senjata baru dan taktik baru yang baru-baru ini digunakan gerakan Syiah itu, termasuk serangan lebih dalam ke wilayah Israel.
Kemampuan militer Hizbullah yang luar biasa telah diakui lembaga think tank Israel dan Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan kelompok tersebut memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal anti-tank, serta 2.000 drone.