Siapa Julius Malema? Calon Presiden Afrika Selatan yang Menjanjikan Nasionalisasi Tambang dan Peternakan Milik Kulit Putih

Kamis, 30 Mei 2024 - 19:19 WIB
loading...
A A A
Dia juga menghadapi tuduhan korupsi, namun dia membantahnya. Pada tahun 2015, pengadilan membatalkan tuduhan pencucian uang terhadapnya terkait dengan kontrak pemerintah.

Pada rapat umum akhir tahun 2020 di Senekal, di provinsi Free State yang sebagian besar merupakan wilayah agraris, puluhan pendukung Malema berkulit hitam yang mengenakan kemeja merah berhadapan dengan sekelompok kecil supremasi kulit putih, beberapa di antaranya mengenakan seragam tentara era apartheid.

Ketegangan terlihat jelas sampai seorang penjaga keamanan EFF memanggil salah satu pengunjuk rasa kulit putih dengan sikap ramah. Setelah berbicara, masing-masing kemudian menghadap ke samping dan membuat isyarat tangan yang menenangkan, meredakan keributan.

Hal ini merupakan ciri khas dari kemampuan Malema untuk meredakan ketegangan ras dan kelas yang sedang berlangsung di negara tersebut tanpa membuat ketegangan tersebut memuncak.

Terlahir sebagai putra seorang pekerja rumah tangga di sebuah keluarga India di Limpopo, utara Johannesburg, Malema aktif secara politik sejak usia muda dan naik pangkat menjadi presiden Liga Pemuda ANC pada tahun 2008.

Disebut Menabur Perpecahan

Ia mendirikan partainya yang memisahkan diri setelah ANC yang berkuasa menskorsnya sebagai pemimpin pemuda pada tahun 2011 karena "menabur perpecahan".

Meskipun para pengikutnya dengan penuh kasih sayang memanggilnya "Juju" - kependekan dari Julius - para pengkritik Malema lebih memilih nama seperti "penghasut", "militan", "badut", atau "populis".

Namun di negara yang isu populis utamanya adalah permusuhan terhadap migran dari negara-negara Afrika lainnya, partainya adalah satu-satunya partai yang berupaya mencabut kebijakan yang menghambat pergerakan bebas warga Afrika.

“EFF berenang melawan arus dalam hal imigrasi,” kata Chris Ogunmodede, analis dan editor World Politics Review. "(Ia) kemungkinan akan kehilangan banyak suara yang mungkin diperolehnya."

Meskipun Malema sempat tergoda dengan xenofobia pada Januari 2022, ketika dia mengumumkan kunjungan ke restoran untuk memastikan restoran tersebut tidak mempekerjakan terlalu banyak orang asing, dia tidak pernah mengulangi aksinya.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1721 seconds (0.1#10.140)