Serangan Israel ke Kamp Tenda Rafah Menyebabkan Anak-anak Terbakar Hidup-hidup
loading...
A
A
A
GAZA - Israel menggempur tenda-tenda pengungsi di zona aman yang ditetapkan di Rafah, menewaskan sekitar 50 warga Palestina . Banyak anak-anak terbakar hidup-hidup karena serangan Israel itu menyebabkan kebakaran tenda pengungsi.
ActionAid UK, organisasi bantuan internasional cabang Inggris, melaporkan korban jiwa dalam kekejaman Israel tersebut. Sebelumnya, pesawat tempur Israel menembakkan delapan rudal ke tempat penampungan sementara yang menampung para pengungsi di barat laut kota tersebut.
“Tempat penampungan ini seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman bagi warga sipil yang tidak bersalah, namun mereka menjadi sasaran kekerasan brutal,” kata ActionAid UK.
“Anak-anak, perempuan, dan laki-laki dibakar hidup-hidup di bawah tenda dan tempat berlindung mereka,” katanya. Mereka memperingatkan bahwa jumlah korban jiwa bisa meningkat.
ActionAid mengutuk serangan yang ‘tidak manusiawi dan biadab’ terhadap kamp Rafah.
Melansir Al Jazeera, Kelompok kemanusiaan global tersebut mengatakan mereka “marah dan patah hati atas serangan baru-baru ini di Rafah Barat, di mana jet tempur Israel meluncurkan delapan rudal ke tempat penampungan sementara yang menampung para pengungsi internal (IDP) di sebelah gudang UNRWA yang menyimpan bantuan penting”.
ActionAid menambahkan, “Gambar-gambar yang datang dari mitra kami tentang mayat-mayat yang terbakar merupakan bekas luka di wajah umat manusia dan komunitas global, yang sejauh ini gagal melindungi masyarakat Gaza. Salah satu rekan ActionAid kami berhasil lolos dari kekejaman ini, setelah meninggalkan tempat penampungan sehari sebelum serangan. Tapi keselamatan tidak ada yang terjamin di Gaza.”
Menanggapi pembantaian tersebut, gerakan perlawanan Palestina Hamas menyebutnya sebagai “penghinaan mengerikan” terhadap keputusan Mahkamah Internasional baru-baru ini, yang memerintahkan rezim Israel untuk “segera” menghentikan serangannya terhadap Rafah.
Gerakan ini menyerukan semua pihak, terutama Mesir, untuk menekan rezim agar mengakhiri pendudukannya di penyeberangan Rafah, yang berbatasan dengan negara tersebut dan berfungsi sebagai pintu masuk utama pasokan penting ke Gaza.
Melansir Press TV, Hamas juga mendesak komunitas internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan semua pihak terkait untuk berjuang mendukung bangsa Palestina dalam menghadapi pembantaian Israel, yang berupaya menyebabkan eksodus massal rakyat Palestina dan menghancurkan perjuangan nasional mereka. tujuh bulan terakhir.
ActionAid UK, organisasi bantuan internasional cabang Inggris, melaporkan korban jiwa dalam kekejaman Israel tersebut. Sebelumnya, pesawat tempur Israel menembakkan delapan rudal ke tempat penampungan sementara yang menampung para pengungsi di barat laut kota tersebut.
“Tempat penampungan ini seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman bagi warga sipil yang tidak bersalah, namun mereka menjadi sasaran kekerasan brutal,” kata ActionAid UK.
“Anak-anak, perempuan, dan laki-laki dibakar hidup-hidup di bawah tenda dan tempat berlindung mereka,” katanya. Mereka memperingatkan bahwa jumlah korban jiwa bisa meningkat.
ActionAid mengutuk serangan yang ‘tidak manusiawi dan biadab’ terhadap kamp Rafah.
Melansir Al Jazeera, Kelompok kemanusiaan global tersebut mengatakan mereka “marah dan patah hati atas serangan baru-baru ini di Rafah Barat, di mana jet tempur Israel meluncurkan delapan rudal ke tempat penampungan sementara yang menampung para pengungsi internal (IDP) di sebelah gudang UNRWA yang menyimpan bantuan penting”.
ActionAid menambahkan, “Gambar-gambar yang datang dari mitra kami tentang mayat-mayat yang terbakar merupakan bekas luka di wajah umat manusia dan komunitas global, yang sejauh ini gagal melindungi masyarakat Gaza. Salah satu rekan ActionAid kami berhasil lolos dari kekejaman ini, setelah meninggalkan tempat penampungan sehari sebelum serangan. Tapi keselamatan tidak ada yang terjamin di Gaza.”
Menanggapi pembantaian tersebut, gerakan perlawanan Palestina Hamas menyebutnya sebagai “penghinaan mengerikan” terhadap keputusan Mahkamah Internasional baru-baru ini, yang memerintahkan rezim Israel untuk “segera” menghentikan serangannya terhadap Rafah.
Gerakan ini menyerukan semua pihak, terutama Mesir, untuk menekan rezim agar mengakhiri pendudukannya di penyeberangan Rafah, yang berbatasan dengan negara tersebut dan berfungsi sebagai pintu masuk utama pasokan penting ke Gaza.
Melansir Press TV, Hamas juga mendesak komunitas internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan semua pihak terkait untuk berjuang mendukung bangsa Palestina dalam menghadapi pembantaian Israel, yang berupaya menyebabkan eksodus massal rakyat Palestina dan menghancurkan perjuangan nasional mereka. tujuh bulan terakhir.