Arab Saudi Tunjuk Dubes untuk Suriah, Pertama Kali sejak Putus Hubungan 2012

Senin, 27 Mei 2024 - 06:42 WIB
loading...
Arab Saudi Tunjuk Dubes untuk Suriah, Pertama Kali sejak Putus Hubungan 2012
Arab Saudi tunjuk dubes untuk Suriah, pertama kalinya sejak putus hubungan diplomatik tahun 2012. Foto/REUTERS
A A A
RIYADH - Kerajaan Arab Saudi pada hari Minggu mengumumkan penunjukan duta besar (dubes) untuk Suriah. Ini terjadi pertama kalinya sejak Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Damaskus pada 2012.

Pengumuman itu sekaligus menandai pencairan hubungan yang sedang berlangsung sejak Suriah—negara yang dilanda perang saudara—diterima kembali di Liga Arab yang beranggotakan 22 negara.

Mengutip Saudi Press Agency (SPA), Senin (27/5/2024), Faisal al-Mujfel ditunjuk sebagai dubes pertama Kerajaan Arab Saudi untuk Suriah sejak 2012.

Sekadar diketahui, Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah selama lebih dari satu dekade karena tindakan keras Presiden Bashar Assad terhadap pengunjuk rasa anti-pemerintah pada tahun 2011. Setahun kemudian, yakni pada 2012, Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Damaskus.



Media dan pihak berwenang Suriah tidak segera mengomentari perkembangan tersebut.

Pemberontakan yang berubah menjadi perang saudara di Suriah, yang kini memasuki tahun ke-14, telah menewaskan hampir setengah juta orang dan membuat setengah dari 23 juta penduduk negara itu terpaksa mengungsi. Hal ini telah lama dibekukan dan begitu pula upaya untuk menemukan solusi politik yang tepat untuk mengakhirinya.

Gempa bumi dahsyat magnitudo 7,8 pada Februari 2023 yang mengguncang Turki dan Suriah utara merupakan katalis bagi sebagian besar negara Arab untuk memulihkan hubungan dengan Presiden Assad.

Pada bulan Maret 2023, Arab Saudi dan Iran sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik setelah pembicaraan di Beijing, menandai terobosan diplomatik besar dengan tujuan mengurangi konflik antara kedua negara.

Iran telah menjadi sekutu politik dan militer utama bagi pemerintahan Assad di Suriah dan kelompok Hizbullah Lebanon.

Di Yaman, Arab Saudi telah memimpin koalisi melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran sejak tahun 2015 dalam upaya memulihkan pemerintahan yang diakui secara internasional. Konflik tersebut dalam beberapa tahun terakhir telah berubah menjadi perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pekan lalu bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan ketika mereka semakin dekat dengan perjanjian keamanan yang luas, yang menurut media pemerintah Saudi termasuk mengakhiri perang Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza, memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak, dan berupaya mewujudkan solusi dua negara yang “memenuhi aspirasi dan hak-hak sah rakyat Palestina”.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1336 seconds (0.1#10.140)
pixels