Iran Akan Membuat Bom Nuklir Jika Diancam Dilenyapkan oleh Israel
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran akan membuat bom nuklir jika ekistensinya atau keberadaannya diancam dilenyapkan oleh Israel. Demikian peringatan yang disampaikan penasihat Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, Kamal Kharrazi.
“Kami tidak mempunyai keputusan untuk membuat bom nuklir tetapi jika eksistensi Iran terancam, tidak ada pilihan selain mengubah doktrin militer kami,” kata Kharrazi, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (10/5/2024).
“Jika terjadi serangan terhadap fasilitas nuklir kami oleh rezim Zionis, pencegahan kami akan berubah,” lanjut dia.
Komentar tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang telah lama diklaim Iran sebagai program nuklir untuk tujuan damai.
Khamenei, yang mempunyai keputusan akhir mengenai masalah ini, melarang pengembangan senjata nuklir dalam sebuah fatwa pada awal tahun 2000-an, dengan mengatakan bahwa hal itu “haram” atau dilarang dalam Islam.
Namun pada 2021, menteri intelijen Iran saat itu mengatakan tekanan Barat dapat mendorong republik Islam tersebut untuk mencari senjata nuklir.
Iran memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen, sedangkan uranium tingkat senjata diperkaya hingga sekitar 90 persen.
Jika bahan nuklir yang ada saat ini diperkaya lebih lanjut, maka akan cukup untuk membuat dua senjata nuklir, menurut tolok ukur resmi Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Perang bayangan antara Iran dan Israel pecah menjadi konfrontasi terbuka pada bulan April, setelah serangan Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Ibu Kota Suriah, Damaskus, yang menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, termasuk dua jenderal yang memimpin Pasukan Quds IRGC di Suriah dan Lebanon.
Iran membalas dengan meluncurkan sekitar 300 rudal dan drone terhadap Israel.
Israel secara teratur melancarkan serangan terhadap sasaran yang terkait dengan Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon di Suriah sejak 2017, meningkatkan frekuensi dan intensitas serangan terhadap apa yang disebut “poros perlawanan” sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023.
Pada hari Kamis, pertahanan udara Suriah menembak jatuh apa yang menurut kementerian pertahanan setempat adalah rudal Israel yang ditembakkan dari Dataran Tinggi Golan di Israel utara menuju pinggiran Damaskus. Menurut laporan SANA, serangan rudal tersebut menargetkan sebuah bangunan di pedesaan.
Serangan itu, sekitar pukul 03.20, menyebabkan sejumlah kerugian material.
“Kami tidak mempunyai keputusan untuk membuat bom nuklir tetapi jika eksistensi Iran terancam, tidak ada pilihan selain mengubah doktrin militer kami,” kata Kharrazi, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (10/5/2024).
“Jika terjadi serangan terhadap fasilitas nuklir kami oleh rezim Zionis, pencegahan kami akan berubah,” lanjut dia.
Komentar tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang telah lama diklaim Iran sebagai program nuklir untuk tujuan damai.
Khamenei, yang mempunyai keputusan akhir mengenai masalah ini, melarang pengembangan senjata nuklir dalam sebuah fatwa pada awal tahun 2000-an, dengan mengatakan bahwa hal itu “haram” atau dilarang dalam Islam.
Namun pada 2021, menteri intelijen Iran saat itu mengatakan tekanan Barat dapat mendorong republik Islam tersebut untuk mencari senjata nuklir.
Iran memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen, sedangkan uranium tingkat senjata diperkaya hingga sekitar 90 persen.
Jika bahan nuklir yang ada saat ini diperkaya lebih lanjut, maka akan cukup untuk membuat dua senjata nuklir, menurut tolok ukur resmi Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Perang bayangan antara Iran dan Israel pecah menjadi konfrontasi terbuka pada bulan April, setelah serangan Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Ibu Kota Suriah, Damaskus, yang menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, termasuk dua jenderal yang memimpin Pasukan Quds IRGC di Suriah dan Lebanon.
Iran membalas dengan meluncurkan sekitar 300 rudal dan drone terhadap Israel.
Israel secara teratur melancarkan serangan terhadap sasaran yang terkait dengan Iran dan kelompok Hizbullah Lebanon di Suriah sejak 2017, meningkatkan frekuensi dan intensitas serangan terhadap apa yang disebut “poros perlawanan” sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023.
Pada hari Kamis, pertahanan udara Suriah menembak jatuh apa yang menurut kementerian pertahanan setempat adalah rudal Israel yang ditembakkan dari Dataran Tinggi Golan di Israel utara menuju pinggiran Damaskus. Menurut laporan SANA, serangan rudal tersebut menargetkan sebuah bangunan di pedesaan.
Serangan itu, sekitar pukul 03.20, menyebabkan sejumlah kerugian material.
(mas)