Batalkan Perjalanan ke Afghanistan, Trump Picu Kemarahan Kongres
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, membatalkan rencana delegasi Kongres untuk melakukan perjalanan ke Afghanistan. Trump membatalkan perjalanan ke Afghanistan, yang termasuk pemberhentian di Brussels bagi anggota Kongres untuk bertemu dengan pejabat militer dan mitra NATO.
Tindakan tersebut sebagai balasan atas saran Ketua DPR Nancy Pelosi yang meminta pidato tahunan State of the Union ditunda sampai penutupan sebagian pemerintah selesai atau diserahkan secara tertulis.
Delegasi kongres sering menjadi kunci bagi anggota parlemen untuk membiasakan diri dengan masalah dan situasi di seluruh dunia, serta mengawasi apa yang dilakukan militer AS di bagian-bagian tertentu dunia.
Apa yang dilakukan oleh Trump pun memicu badai kemarahan para pembuat undang-undang baik dari Demokrat maupun Republik.
Pemimpin Mayoritas DPR, Steny Hoyer, menggambarkan keputusan Trump sebagai keputusan picik dan konyol dan mengatakan bahwa hal itu merendahkan kepresidenan, seperti yang hampir setiap hari terjadi.
Sementara Senator Republik Lindsey Graham, yang biasanya menjadi sekutu dekat Trump, mengeluarkan pernyataan pedas tentang langkah itu.
"Satu tanggapan yang tidak lazim, tidak layak untuk yang lain," kata Graham.
"Ancaman Ketua DPR Pelosi untuk membatalkan pidato State of the Union sangat tidak bertanggung jawab dan sangat politis. Presiden Trump menyangkal perjalanan militer Ketua DPR Pelosi untuk mengunjungi pasukan kami di Afghanistan, sekutu kami di Mesir dan NATO juga tidak pantas," sambungnya seperti dikutip dari Insider, Jumat (18/1/2019).
Seorang staf di dalam kantor Graham dapat mendengar teriakan sebagai tanggapan atas langkah Trump, sebuah sumber mengatakan kepada Insider.
Graham mengatakan sementara ia kecewa dengan bagaiman Pelosi menangani situasi pidato State of the Union, namun ia senang Ketua DPR ingin bertemu dengan pasukan AS dan mendengar dari komandan dan sekutu Washington.
"Saya berharap kepemimpinan politik kita dapat menemukan keinginan yang sama untuk bekerja untuk tujuan bersama seperti mereka yang melayani bangsa kita dalam seragam dan kapasitas lainnya," ujar Graham.
Seorang juru bicara Pelosi, Drew Hammill, mengatakan tujuan dari perjalanan Pelosi.
"Perjalanan itu adalah untuk menegaskan komitmen kuat Amerika Serikat terhadap aliansi NATO dan menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pria dan wanita kami yang berseragam dalam seragam untuk layanan dan dedikasi mereka, dan untuk dapatkan briefing keamanan dan intelijen nasional yang kritis dari mereka yang ada di garis depan," tuturnya.
Tindakan tersebut sebagai balasan atas saran Ketua DPR Nancy Pelosi yang meminta pidato tahunan State of the Union ditunda sampai penutupan sebagian pemerintah selesai atau diserahkan secara tertulis.
Delegasi kongres sering menjadi kunci bagi anggota parlemen untuk membiasakan diri dengan masalah dan situasi di seluruh dunia, serta mengawasi apa yang dilakukan militer AS di bagian-bagian tertentu dunia.
Apa yang dilakukan oleh Trump pun memicu badai kemarahan para pembuat undang-undang baik dari Demokrat maupun Republik.
Pemimpin Mayoritas DPR, Steny Hoyer, menggambarkan keputusan Trump sebagai keputusan picik dan konyol dan mengatakan bahwa hal itu merendahkan kepresidenan, seperti yang hampir setiap hari terjadi.
Sementara Senator Republik Lindsey Graham, yang biasanya menjadi sekutu dekat Trump, mengeluarkan pernyataan pedas tentang langkah itu.
"Satu tanggapan yang tidak lazim, tidak layak untuk yang lain," kata Graham.
"Ancaman Ketua DPR Pelosi untuk membatalkan pidato State of the Union sangat tidak bertanggung jawab dan sangat politis. Presiden Trump menyangkal perjalanan militer Ketua DPR Pelosi untuk mengunjungi pasukan kami di Afghanistan, sekutu kami di Mesir dan NATO juga tidak pantas," sambungnya seperti dikutip dari Insider, Jumat (18/1/2019).
Seorang staf di dalam kantor Graham dapat mendengar teriakan sebagai tanggapan atas langkah Trump, sebuah sumber mengatakan kepada Insider.
Graham mengatakan sementara ia kecewa dengan bagaiman Pelosi menangani situasi pidato State of the Union, namun ia senang Ketua DPR ingin bertemu dengan pasukan AS dan mendengar dari komandan dan sekutu Washington.
"Saya berharap kepemimpinan politik kita dapat menemukan keinginan yang sama untuk bekerja untuk tujuan bersama seperti mereka yang melayani bangsa kita dalam seragam dan kapasitas lainnya," ujar Graham.
Seorang juru bicara Pelosi, Drew Hammill, mengatakan tujuan dari perjalanan Pelosi.
"Perjalanan itu adalah untuk menegaskan komitmen kuat Amerika Serikat terhadap aliansi NATO dan menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pria dan wanita kami yang berseragam dalam seragam untuk layanan dan dedikasi mereka, dan untuk dapatkan briefing keamanan dan intelijen nasional yang kritis dari mereka yang ada di garis depan," tuturnya.
(ian)