Survei Ungkap Separuh Warga Israel Menolak Kembali Dipimpin Netanyahu
A
A
A
TEL AVIV - Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Otoritas Penyiaran Israel, terungkap bahwa setengah dari warga Israel tidak ingin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjadi pemimpin Israel berikutnya.
Survei itu menunjukkan bahwa 37 persen orang Israel melihat Netanyahu sebagai favorit kuat untuk memenangkan pemilu dini yang akan digelar pada 9 April 2019 mendatang. Namun, 52 persen responden percaya bahwa Netanyahu seharusnya tidak menjadi Perdana Menteri berikutnya.
Melansir Anadolu Agency pada Rabu (26/12), dalam survei itu juga disebutkan bahwa responden yakin partai Likud yang dipimpin Netanyahu akan memenangkan 30 kursi dari 120 kursi di Knesset atau Parlemen Israel.
Survei itu juga meramalkan bahwa Partai Yesh Atid dan Arab Joint Listakan memenangkan masing-masing 13 kursi dalam pemilu mendatang, diikuti oleh partai Jewish Homedengan 12 kursi dan Uni Zionis dengan hanya 10 kursi.
Sebelumnya diwartakan, juru bicara Netanyahu pada Senin mengatakan, Israel akan mengadakan pemilu dini pada bulan April mendatang, Pemilu ini digelar setelah anggota koalisi pemerintahan Netanyahu bertemu untuk membahas perbedaan mengenai undang-undang.
"Para pemimpin koalisi memutuskan dengan suara bulat untuk membubarkan parlemen dan menggelar pemilu pada awal April," tulis juru bicara itu di Twitter.
Di bawah hukum Israel, pemilu harusnya diadakan pada November 2019. Pemerintah Netanyahu akan tetap di tempatnya sampai Perdana Menteri dan pemerintah Isral yang baru disumpah.
Survei itu menunjukkan bahwa 37 persen orang Israel melihat Netanyahu sebagai favorit kuat untuk memenangkan pemilu dini yang akan digelar pada 9 April 2019 mendatang. Namun, 52 persen responden percaya bahwa Netanyahu seharusnya tidak menjadi Perdana Menteri berikutnya.
Melansir Anadolu Agency pada Rabu (26/12), dalam survei itu juga disebutkan bahwa responden yakin partai Likud yang dipimpin Netanyahu akan memenangkan 30 kursi dari 120 kursi di Knesset atau Parlemen Israel.
Survei itu juga meramalkan bahwa Partai Yesh Atid dan Arab Joint Listakan memenangkan masing-masing 13 kursi dalam pemilu mendatang, diikuti oleh partai Jewish Homedengan 12 kursi dan Uni Zionis dengan hanya 10 kursi.
Sebelumnya diwartakan, juru bicara Netanyahu pada Senin mengatakan, Israel akan mengadakan pemilu dini pada bulan April mendatang, Pemilu ini digelar setelah anggota koalisi pemerintahan Netanyahu bertemu untuk membahas perbedaan mengenai undang-undang.
"Para pemimpin koalisi memutuskan dengan suara bulat untuk membubarkan parlemen dan menggelar pemilu pada awal April," tulis juru bicara itu di Twitter.
Di bawah hukum Israel, pemilu harusnya diadakan pada November 2019. Pemerintah Netanyahu akan tetap di tempatnya sampai Perdana Menteri dan pemerintah Isral yang baru disumpah.
(esn)