Pemimpin Uighur: Perangi Terorisme Hanya Dalih Pemerintah China

Kamis, 20 Desember 2018 - 12:36 WIB
Pemimpin Uighur: Perangi Terorisme Hanya Dalih Pemerintah China
Pemimpin Uighur: Perangi Terorisme Hanya Dalih Pemerintah China
A A A
BERLIN - Kelompok Muslim Uighur di Xinjiang yang merasa ditindas otoritas China di kamp-kamp "pendidikan ulang" minta negara-negara Muslim di dunia angkat bicara. Ketua Kongres Uighur Dunia, Dolkun Isa, menyebut klaim memerangi terorisme hanya dalih pemerintah China untuk meredam perbedaan pendapat.

Kongres Dunia Uighur yang berbasis di Jerman dibentuk untuk mewakili minoritas Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang, China barat. Dalam sebuah wawancara dengan FRANCE 24, dia mengatakan apa yang disebut kamp "pendidikan ulang" yang dibuat oleh China untuk menahan orang Uighur adalah "kamp konsentrasi abad 21".

Dia juga mengecam negara-negara Muslim karena gagal berbicara tentang nasib orang-orang Uighur China.

(Baca: Tempat Muslim Uighur China Ditahan Mirip Kamp Konsentrasi Perang )

Menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia, antara 1 juta hingga 3 juta orang telah ditahan di kamp-kamp "pendidikan ulang" China sejak fasilitas itu dibangun pada April 2017.

Dolkun Isa mengecam penyiksaan fisik dan mental serta "cuci otak" yang dialami oleh kaum Uighur di kamp-kamp di Xinjiang. Dia menepis klaim pemerintah China bahwa pendidikan ulang itu ditujukan untuk memerangi terorisme dan memberikan pelatihan kepada warga setempat.

Isa mengklaim kamp-kamp itu sebagai ganti dari kebijakan "pembersihan etnis". Menurutnya, tuduhan-tuduhan teroris oleh pemerintah terhadap dirinya dan orang-orang Uighur lainnya dibuat untuk meredam perbedaan pendapat.

(Baca juga: Masalah Uighur Disorot Publik Indonesia, Ini Jawaban China )

Dia berharap negara-negara Barat bisa meminta Beijing untuk menutup kamp-kamp tempat komunitas Muslim Uighur dan lainnya ditahan. Namun, dia menyesalkan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak mengangkat masalah ini dalam pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping.

Lebih lanjut dia mengecam negara-negara Muslim karena sebagian besar diam atas nasib orang Uighur."Memalukan, bahwa mereka tidak mau berbicara untuk membela sesama Muslim," tulis FRANCE 24, Kamis (20/12/2018), mengutip Isa.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5251 seconds (0.1#10.140)