Bawa Rudal Harpoon, Jet Tempur Hornet AS Berkeliaran di Dekat Jepang
loading...
A
A
A
TOKYO - Pesawat-pesawat jet tempur F/A-18 Hornet Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) terlihat berkeliaran di dekat wilayah Jepang baru-baru ini. Jet-jet tempur itu bahkan membawa rudal anti-kapal AGM-84D Harpoon yang hidup, bukan amunisi tiruan.
Rudal anti-kapal Harpoon adalah proyektil terkenal era Perang Dingin. Jet-jet tempur Amerika itu melakukan latihan yang melibatkan simulasi serangan terhadap target Angkatan Laut.
"Beberapa jet tempur F/A-18C/D dari Stasiun Udara Marinir Iwakuni di Jepang bagian barat berfokus pada misi Angkatan Laut dan mensimulasikan simulasi tembakan jarak jauh anti-kapal untuk meningkatkan kemampuan Korps Marinir guna memengaruhi kontrol laut dan penolakan di Indo-Pasifik, sejalan dengan Force Design 2030," tulis Defense Visual Information Distribution Service (DVIDS) yang melaporkan latihan tempur tersebut pada Selasa lalu.
Di bawah program restrukturisasi, USMC akan mulai bergeser dari peperangan berbasis darat yang dilangsungkan sejak Perang Vietnam, kembali ke peran peperangan laut.
Mengutip laporan Sputniknews, Jumat (1/5/2020), rencana USMC adalah untuk memangkas semua tank, unit penegakan hukum dan penghubungnya, serta sebagian besar artileri dan bahkan beberapa pesawat terbang dan kendaraan amfibi, demi mempeoleh lebih banyak unit Angkatan Laut.
Tujuannya adalah untuk reorientasi ke arah perang besar dengan China, yang akan membutuhkan fokus luas pada Angkatan Laut, Marinir dan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Para ahli strategi AS mengatakan Angkatan Laut PLA China saat ini sudah lebih besar dari Angkatan Laut Amerika. Berlatih menggunakan jet tempur Hornet berbasis darat sebagai pesawat serang maritim, seperti dalam latihan hari Selasa, dianggap sesuai dengan misi USMC.
Harpoon adalah rudal anti-kapal khusus Angkatan Laut AS. Misil ini diperkenalkan pada tahun 1977 setelah kapal perusak Israel Eilat ditenggelamkan pada tahun 1967 oleh rudal Styx buatan Soviet yang ditembakkan oleh kapal perang Mesir, yang membuka mata ahli strategi Amerika tentang potensi senjata semacam itu.
Kendati demikian, saat ini Harpoon telah tergantikan dalam hal jangkauannya oleh senjata baru seperti AGM-158C Long Range Anti-Ship Missile (LRASM).
Rudal anti-kapal Harpoon adalah proyektil terkenal era Perang Dingin. Jet-jet tempur Amerika itu melakukan latihan yang melibatkan simulasi serangan terhadap target Angkatan Laut.
"Beberapa jet tempur F/A-18C/D dari Stasiun Udara Marinir Iwakuni di Jepang bagian barat berfokus pada misi Angkatan Laut dan mensimulasikan simulasi tembakan jarak jauh anti-kapal untuk meningkatkan kemampuan Korps Marinir guna memengaruhi kontrol laut dan penolakan di Indo-Pasifik, sejalan dengan Force Design 2030," tulis Defense Visual Information Distribution Service (DVIDS) yang melaporkan latihan tempur tersebut pada Selasa lalu.
Di bawah program restrukturisasi, USMC akan mulai bergeser dari peperangan berbasis darat yang dilangsungkan sejak Perang Vietnam, kembali ke peran peperangan laut.
Mengutip laporan Sputniknews, Jumat (1/5/2020), rencana USMC adalah untuk memangkas semua tank, unit penegakan hukum dan penghubungnya, serta sebagian besar artileri dan bahkan beberapa pesawat terbang dan kendaraan amfibi, demi mempeoleh lebih banyak unit Angkatan Laut.
Tujuannya adalah untuk reorientasi ke arah perang besar dengan China, yang akan membutuhkan fokus luas pada Angkatan Laut, Marinir dan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
Para ahli strategi AS mengatakan Angkatan Laut PLA China saat ini sudah lebih besar dari Angkatan Laut Amerika. Berlatih menggunakan jet tempur Hornet berbasis darat sebagai pesawat serang maritim, seperti dalam latihan hari Selasa, dianggap sesuai dengan misi USMC.
Harpoon adalah rudal anti-kapal khusus Angkatan Laut AS. Misil ini diperkenalkan pada tahun 1977 setelah kapal perusak Israel Eilat ditenggelamkan pada tahun 1967 oleh rudal Styx buatan Soviet yang ditembakkan oleh kapal perang Mesir, yang membuka mata ahli strategi Amerika tentang potensi senjata semacam itu.
Kendati demikian, saat ini Harpoon telah tergantikan dalam hal jangkauannya oleh senjata baru seperti AGM-158C Long Range Anti-Ship Missile (LRASM).
(min)