Tabrakan Kereta di Turki, 9 Orang Tewas

Jum'at, 14 Desember 2018 - 10:36 WIB
Tabrakan Kereta di Turki, 9 Orang Tewas
Tabrakan Kereta di Turki, 9 Orang Tewas
A A A
ANKARA - Tabrakan antara kereta cepat dan lokomotif menewaskan sembilan orang dan melukai sekitar 50 orang lainnya di pinggiran Ankara, Turki, kemarin.

Kereta yang tabrakan itu pun terlempar ke platform stasiun dan mengakibatkan kerusakan bangunan. Tim penyelamat bergegas membebaskan para korban yang terjebak di dalam gerbong di stasiun kereta Marsandiz, 8 km dari pusat Ankara.

Saat kecelakaan terjadi, salju tipis turun. Kereta cepat itu bergerak dari Ankara ke provinsi Konya, pusat Turki, dan tidak seharusnya berhenti di Marsandiz. “Lokomotif yang berjarak 20 meter di depannya sedang melakukan pemeriksaan rel,” ungkap Gubernur Ankara Vasip Sahin, dilansir kantor berita Reuters.

Sahin menjelaskan, tabrakan diakibatkan kereta cepat menabrak lokomotif tersebut. Televisi NTV melaporkan, ada dua gerbong yang keluar dari rel akibat tabrakan itu. Beberapa bagian jembatan penyeberangan roboh di atas kereta.

Tiga penumpang yang terluka dalam kondisi kritis. “Kami harap tidak ada lagi korban lainnya,” tutur Sahin.

Belum jelas apakah masalah sinyal sebagai penyebab kecelakaan. Sahin menyatakan, pemeriksaan teknis sedang dilakukan. Televisi NTV mengutip sumber yang menjelaskan tiga jaksa memimpin proses investigasi.

“Tiga masinis kereta turut menjadi bagian dari sembilan korban tewas dalam kecelakaan itu,” papar Menteri Transportasi Turki Cahit Turhan pada para jurnalis saat berada di lokasi kecelakaan.

Saat itu ada 206 penumpang di kereta cepat, menurut laporan kantor berita Anadolu. Kantor kejaksaan Ankara telah meluncurkan investigasi atas kecelakaan tersebut.

“Kecelakaan terjadi sekitar pukul 6.30 pagi waktu lokal saat kereta berjalan antara Ankara dan provinsi Konya. Stasiun Marsandiz terletak 8 km dari stasiun utama Ankara,” ungkap laporan media lokal Turki.

Konya berjarak 260 km selatan Ankara. Kota itu menjadi salah satu tujuan peziarah yang hendak mengunjungi tokoh sufi Rumi. Ribuan peziarah dan turis datang ke kota itu untuk mengunjungi makam Rumi.

Sebelumnya, pada Juli lalu juga terjadi kecelakaan kereta yang menewaskan 10 orang dan melukai lebih dari 70 orang lainnya saat sebagian besar gerbong kereta penumpang tergelincir di Turki bagian barat laut setelah hujan lebat yang membuat beberapa bagian rel anjlok.

Bulan lalu, sebanyak 15 orang terluka saat kereta penumpang menabrak kereta barang di provinsi Sivas, Turki.

Turki terus mengembangkan jaringan kereta cepat selama 16 tahun pemerintahan Presiden Tayyip Erdogan. Penambahan jaringan kereta itu terus dilakukan untuk mengurangi kepadatan penumpang di jaringan kereta.

Turkiye Cumhuriyeti Devlet Demiryollar atau Turkish State Railways melayani kereta jarak jauh, baik kereta barang atau kereta penumpang. Sejumlah perusahaan lain juga mengoperasikan kereta penumpang di sejumlah wilayah.

Industri kereta Turki memperluas aktivitasnya dengan produksi lokomotif, gerbong kereta penumpang dan kereta barang. Beberapa kereta juga diproduksi untuk diekspor ke luar negeri.

Pada awal abad 21, berbagai proyek infrastruktur skala besar direalisasikan termasuk jaringan kereta berkecepatan tinggi serta terowongan di bawah Selat Bosphorus yang menghubungkan Eropa dan Anatolia dengan kereta untuk pertama kali.

Pada 2008, Turki memiliki jalur kereta sepanjang 10.991 km yang 95% merupakan jalur tunggal dan 21% jaringan kereta listrik. Dengan kondisi di beberapa wilayah berupa pegunungan, jaringan kereta memiliki banyak tanjakan dan tikungan tajam.

Hingga Juni 2016, ada 8334 km jalur kereta konvensional dan 593 km jalur kereta berkecepatan tinggi. Kementerian Transportasi Turki memiliki rencana membangun 2000 km jalur kereta konvensional dan 5000 km jalur kereta cepat hingga 2023.

Jalur kereta listrik beroperasi dari Kapikule di perbatasan Bulgaria melalui Istanbul ke Ankara, dan dari Divrigi melalui Malatya ke Iskenderun di pantai Mediterania. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4875 seconds (0.1#10.140)