Presiden Israel Undang Pemimpin De Facto UEA ke Yerusalem
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Presiden Israel Reuven Rivlin mengundang pemimpin de facto Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan untuk datang ke Yerusalem.
Rivlin memuji peran Mohammed dalam mencapai kesepakatan “mulia dan berani” untuk normalisasi hubungan antara Israel dan UEA. Kedua negara mengumumkan akan membentuk hubungan resmi sesuai kesepakatan yang disponsori Amerika Serikat (AS).
Kesepakatan UEA dan Israel itu dapat mengubah politik Timur Tengah mulai dari isu Palestina hingga cara menghadapi Iran, musuh bersama Israel dan negara-negara Teluk Arab.
Kesepakatan itu memicu kemarahan di sebagian besar dunia Arab dan Iran tapi disambut diam di Teluk.
“Dalam hari-hari menentukan ini, kepemimpinan diukur dari keberanian dan kemampuan untuk membuat terobosan dan berpandangan jauh ke depan,” papar Presiden Israel Reuven Rivlin dalam surat untuk Sheikh Mohammed yang juga putra mahkota Abu Dhabi.
“Saya tidak ragu bahwa generasi masa depan akan mengapresiasi jalan Anda, keberanian dan kebijaksanaan pemimpin, telah memulai lagi pembicaraan tentang perdamaian, kepercayaan, dialog antara orang dan agama, kerja sama dan masa depan menjanjikan,” ujar Rivlin.
“Atas nama rakyat Israel dan saya secara pribadi, saya mengambil peluang ini untuk memberi undangan pada Yang Mulia mengunjungi Israel dan Israel serta menjadi tamu kehormatan kami,” kata Rivlin. (Baca Juga: Kim Jong-un hingga Raja Salman Ucapkan Selamat HUT ke-75 Kemeredekaan RI)
Palestina menganggap kesepakatan itu sebagai “pengkhianatan” oleh satu negara Arab yang mereka harapnya mendukung berdirinya negara Palestina di Gaza, Yerusalem Timur dan Tepi Barat, tanah yang dicaplok Israel pada perang Timur Tengah 1967. (Baca Infografis: Merdeka Pak Jokowi! Ini Saran Pelaku Usaha untuk Ekonomi RI)
“Saya berharap, bahwa langkah ini akan membantu membangun dan memperkuat kepercayaan antara kita dan rakyat di kawasan, kepercayaan yang akan mendorong pemahaman antara kita semua,” ujar Rivlin. (Lihat Video: Ambulans Patah As, Ibu Mau Melahirkan Dievakuasi Mobil Patroli)
Rivlin memuji peran Mohammed dalam mencapai kesepakatan “mulia dan berani” untuk normalisasi hubungan antara Israel dan UEA. Kedua negara mengumumkan akan membentuk hubungan resmi sesuai kesepakatan yang disponsori Amerika Serikat (AS).
Kesepakatan UEA dan Israel itu dapat mengubah politik Timur Tengah mulai dari isu Palestina hingga cara menghadapi Iran, musuh bersama Israel dan negara-negara Teluk Arab.
Kesepakatan itu memicu kemarahan di sebagian besar dunia Arab dan Iran tapi disambut diam di Teluk.
“Dalam hari-hari menentukan ini, kepemimpinan diukur dari keberanian dan kemampuan untuk membuat terobosan dan berpandangan jauh ke depan,” papar Presiden Israel Reuven Rivlin dalam surat untuk Sheikh Mohammed yang juga putra mahkota Abu Dhabi.
“Saya tidak ragu bahwa generasi masa depan akan mengapresiasi jalan Anda, keberanian dan kebijaksanaan pemimpin, telah memulai lagi pembicaraan tentang perdamaian, kepercayaan, dialog antara orang dan agama, kerja sama dan masa depan menjanjikan,” ujar Rivlin.
“Atas nama rakyat Israel dan saya secara pribadi, saya mengambil peluang ini untuk memberi undangan pada Yang Mulia mengunjungi Israel dan Israel serta menjadi tamu kehormatan kami,” kata Rivlin. (Baca Juga: Kim Jong-un hingga Raja Salman Ucapkan Selamat HUT ke-75 Kemeredekaan RI)
Palestina menganggap kesepakatan itu sebagai “pengkhianatan” oleh satu negara Arab yang mereka harapnya mendukung berdirinya negara Palestina di Gaza, Yerusalem Timur dan Tepi Barat, tanah yang dicaplok Israel pada perang Timur Tengah 1967. (Baca Infografis: Merdeka Pak Jokowi! Ini Saran Pelaku Usaha untuk Ekonomi RI)
“Saya berharap, bahwa langkah ini akan membantu membangun dan memperkuat kepercayaan antara kita dan rakyat di kawasan, kepercayaan yang akan mendorong pemahaman antara kita semua,” ujar Rivlin. (Lihat Video: Ambulans Patah As, Ibu Mau Melahirkan Dievakuasi Mobil Patroli)
(sya)