3 Alasan yang Membuat Arab Saudi Bermusuhan dengan Iran
loading...
A
A
A
Sebagaimana diketahui, masing-masing menganut salah satu dari dua cabang utama Islam, yakni Syiah (Iran) dan Sunni (Arab Saudi).
Pada sisi Arab Saudi yang menjadi rumah bagi tempat kelahiran Islam, mereka memandang dirinya sebagai pemimpin dunia Muslim.
Namun, status tersebut mendapat tantangan setelah Revolusi Iran pada 1979 yang memunculkan istilah ‘Pemimpin Dunia Syiah’.
Berbekal masing-masing statusnya, Arab Saudi dan Iran saling memengaruhi negara-negara tetangganya. Maka dari itu, tak jarang konflik yang awalnya hanya sebatas antar negara menjadi perang proksi.
Melihat riwayatnya, Arab Saudi dan Iran memang jarang berperang secara langsung. Mereka lebih sering terlibat perang proksi dengan menyeret sejumlah negara-negara tetangganya yang sedang berkonflik.
Lebih jauh, kondisinya semakin diperparah dengan keterlibatan pihak lain. Misalnya negara Barat semacam Amerika Serikat.
Sebagaimana diketahui, AS dan sekutunya memandang Iran sebagai kekuatan yang bisa mengganggu stabilitas di Timur Tengah. Hal ini pun dirasakan Arab Saudi yang sudah semakin condong juga menuju Barat.
Belum lagi, Iran juga sudah memiliki reputasi buruk sebagai penyokong kelompok militan di Timur Tengah.
Hal-hal semacam ini telah memperburuk citranya di dunia internasional, sementara Arab Saudi bisa saja memanfaatkannya untuk kepentingan lain.
Itulah sejumlah alasan Arab Saudi dan Iran bermusuhan.
Pada sisi Arab Saudi yang menjadi rumah bagi tempat kelahiran Islam, mereka memandang dirinya sebagai pemimpin dunia Muslim.
Namun, status tersebut mendapat tantangan setelah Revolusi Iran pada 1979 yang memunculkan istilah ‘Pemimpin Dunia Syiah’.
Berbekal masing-masing statusnya, Arab Saudi dan Iran saling memengaruhi negara-negara tetangganya. Maka dari itu, tak jarang konflik yang awalnya hanya sebatas antar negara menjadi perang proksi.
3. Hubungan Internasional
Melihat riwayatnya, Arab Saudi dan Iran memang jarang berperang secara langsung. Mereka lebih sering terlibat perang proksi dengan menyeret sejumlah negara-negara tetangganya yang sedang berkonflik.
Lebih jauh, kondisinya semakin diperparah dengan keterlibatan pihak lain. Misalnya negara Barat semacam Amerika Serikat.
Sebagaimana diketahui, AS dan sekutunya memandang Iran sebagai kekuatan yang bisa mengganggu stabilitas di Timur Tengah. Hal ini pun dirasakan Arab Saudi yang sudah semakin condong juga menuju Barat.
Belum lagi, Iran juga sudah memiliki reputasi buruk sebagai penyokong kelompok militan di Timur Tengah.
Hal-hal semacam ini telah memperburuk citranya di dunia internasional, sementara Arab Saudi bisa saja memanfaatkannya untuk kepentingan lain.
Itulah sejumlah alasan Arab Saudi dan Iran bermusuhan.