Jet Siluman Su-57 Rusia Bakal Dibekali Rudal Hipersonik Mirip Kinzhal
A
A
A
MOSKOW - Su-57, pesawat jet tempur siluman generasi kelima Rusia, akan dipersenjatai dengan rudal air-to-surface hipersonik. Karakteristik senjata baru itu dilaporkan mirip dengan Kinzhal Kh-47M2, rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM).
"Sesuai dengan Program Persenjataan Negara Rusia untuk 2018-2027, pesawat jet tempur Su-57 akan dilengkapi dengan rudal hipersonik. Jet-jet tempur itu akan menerima rudal dengan karakteristik yang mirip dengan misil Kinzhal, tetapi dengan penempatan inter-body dan ukuran yang lebih kecil," kata sumber di industri pesawat militer Rusia kepada kantor berita TASS, kemarin (6/12/2018).
Sumber itu tidak memberikan rincian tambahan tentang rudal yang masih dirahasiakan tersebut. Mengingat ukuran misil Kinzhal yang relatif besar, ALBM hipersonik baru itu kemungkinan akan lebih kecil untuk bisa masuk ke dalam internal weapon bay dari Su-57.Sekadar diketahui, Kh-47M2 ALBM yang dianggap berkemampuan nuklir sejatinya adalah varian dari rudal balistik jarak pendek Iskander-M. Misil Iskander memiliki jangkauan sekitar 500 kilometer dan mampu mencapai kecepatan tertinggi hingga Mach 5.9 dalam fase penerbangan terminalnya.
Kh-47M2 saat ini sedang diintegrasikan dengan pesawat interseptor MiG-31K, modifikasi MIG-31BM.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, setelah diluncurkan, ALBM Kh-47M2 dapat dengan cepat berakselerasi ke kecepatan Mach 4 dan dapat mencapai kecepatan tertinggi hingga Mach 10 saat melakukan manuver mengelak.
Kementerian itu pernah mengklaim jangkauan misil Kh-47M2 sekitar 2.000 kilometer. Sedangkan laporan terbaru mengklaim jangkauan rudal ternyata dapat mencapai lebih dari 3.000 kilometer ketika ditembakkan dari pesawat Tu-22M3.
Semua klaim tersebut masih dipertanyakan para analis. Belum jelas apakah misil Kh-47M2 akan mampu mengatasi sistem pertahanan udara Amerika Serikat seperti Patriot MIM-104, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), atau pun Aegis Combat System.
Nasib proyek jet tempur siluman Su-57 Rusia sendiri masih teka-teki. Awal tahun ini, Departemen Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk memproduksi jet tempur generasi kelima tersebut secara massal. Alasannya, jet tempur itu ekslusif dan tidak akan dijual ke negara lain.
Pengumuman itu memicu spekulasi dari media Barat bahwa kemampuan siluman Su-57 masih dipertanyakan.
"Sesuai dengan Program Persenjataan Negara Rusia untuk 2018-2027, pesawat jet tempur Su-57 akan dilengkapi dengan rudal hipersonik. Jet-jet tempur itu akan menerima rudal dengan karakteristik yang mirip dengan misil Kinzhal, tetapi dengan penempatan inter-body dan ukuran yang lebih kecil," kata sumber di industri pesawat militer Rusia kepada kantor berita TASS, kemarin (6/12/2018).
Sumber itu tidak memberikan rincian tambahan tentang rudal yang masih dirahasiakan tersebut. Mengingat ukuran misil Kinzhal yang relatif besar, ALBM hipersonik baru itu kemungkinan akan lebih kecil untuk bisa masuk ke dalam internal weapon bay dari Su-57.Sekadar diketahui, Kh-47M2 ALBM yang dianggap berkemampuan nuklir sejatinya adalah varian dari rudal balistik jarak pendek Iskander-M. Misil Iskander memiliki jangkauan sekitar 500 kilometer dan mampu mencapai kecepatan tertinggi hingga Mach 5.9 dalam fase penerbangan terminalnya.
Kh-47M2 saat ini sedang diintegrasikan dengan pesawat interseptor MiG-31K, modifikasi MIG-31BM.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, setelah diluncurkan, ALBM Kh-47M2 dapat dengan cepat berakselerasi ke kecepatan Mach 4 dan dapat mencapai kecepatan tertinggi hingga Mach 10 saat melakukan manuver mengelak.
Kementerian itu pernah mengklaim jangkauan misil Kh-47M2 sekitar 2.000 kilometer. Sedangkan laporan terbaru mengklaim jangkauan rudal ternyata dapat mencapai lebih dari 3.000 kilometer ketika ditembakkan dari pesawat Tu-22M3.
Semua klaim tersebut masih dipertanyakan para analis. Belum jelas apakah misil Kh-47M2 akan mampu mengatasi sistem pertahanan udara Amerika Serikat seperti Patriot MIM-104, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), atau pun Aegis Combat System.
Nasib proyek jet tempur siluman Su-57 Rusia sendiri masih teka-teki. Awal tahun ini, Departemen Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk memproduksi jet tempur generasi kelima tersebut secara massal. Alasannya, jet tempur itu ekslusif dan tidak akan dijual ke negara lain.
Pengumuman itu memicu spekulasi dari media Barat bahwa kemampuan siluman Su-57 masih dipertanyakan.
(mas)