Ternyata AS, Bukan Israel, yang Tembak Jatuh Sebagian Besar Rudal Iran

Selasa, 16 April 2024 - 07:43 WIB
loading...
A A A
Menurut IDF, lima rudal menghantam Pangkalan Udara Nevatim—markas jet tempur siluman F-35—dan empat rudal menghantam pangkalan lainnya. Meskipun jumlah amunisi yang berhasil mendarat sedikit, pemandangan dramatis ratusan roket yang melesat melintasi langit malam di Suriah, Irak, dan Iran telah membuat Teheran puas dengan unjuk kekuatan mereka.

“Iran telah mencapai semua tujuannya, dan dalam pandangan kami operasi tersebut telah berakhir, dan kami tidak bermaksud untuk melanjutkannya,” kata Ketua Parlemen Iran Mohammad Bagheri pada akhir pekan.

“Jika rezim Zionis atau para pendukungnya menunjukkan perilaku sembrono, mereka akan menerima tanggapan yang tegas dan lebih kuat.”

AS mengoordinasikan keseluruhan operasi dari Pusat Operasi Udara Gabungan di Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, dengan komandan keseluruhannya adalah Letnan Jenderal Alexus G Grynkewich, komandan udara CENTCOM.

“Kami mengambil aset apa pun yang kami miliki yang berada di medan perang… di bawah kendali taktis kami atau dalam peran dukungan langsung di seluruh pasukan gabungan dan koalisi, dan kami menyatukannya sehingga kami dapat menyinkronkan tembakan dan dampaknya ketika kami berada di pertarungan pertahanan udara,” kata Grynkewich kepada Air & Space Forces Magazine setelah serangan Iran.

“Kami mencoba untuk menyatukan mitra-mitra di kawasan yang memiliki perspektif yang sama mengenai ancaman, berbagi kekhawatiran mengenai ancaman terhadap stabilitas di kawasan—yang terutama berasal dari Iran dengan sejumlah besar rudal balistik—dan berada dalam posisi di mana kami dapat berbagi informasi, berbagi peringatan ancaman. Dan tujuan utamanya adalah mencapai integrasi yang lebih dalam dan penuh. Kami telah membuat kemajuan luar biasa.”

Dalam percakapan telepon segera setelah serangan Iran, Biden dilaporkan mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa “Israel benar-benar unggul dalam pertukaran ini” dan memperingatkan “risiko eskalasi”—seolah-olah hal itu belum terjadi.
(mas)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1276 seconds (0.1#10.140)