Putin Bicara Kapan Rusia Bakal Gunakan Senjata Nuklir
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin angkat bicara perihal kapan Rusia akan menggunakan senjata nuklir. Dia memastikan Moskow bukan pihak pertama yang akan menggunakannya, melainkan untuk merespons serangan musuh yang mengancam eksistensi Rusia.
Putin menyampaikan hal itu dalam wawancara untuk film dokumenter Amazon Prime berjudul "World Order".
Pewawancara Vladimir Solovjev bertanya; "Ketika Anda memiliki tombol nuklir, ketika jutaan nyawa dipertaruhkan, atau mungkin seluruh umat manusia ada di tangan Anda, bagaimana Anda membuat keputusan seperti itu?".
Presiden Rusia itu menjawab; "Itu adalah tanggung jawab kepresiden saya".
"Mengenai tombol nuklir, saya pikir itu pertanyaan yang tidak pantas, secara halus. Kami bukan yang pertama yang memulai semua ini," ujarnya, yang dikutip express.co.uk, Jumat (23/11/2018).
"Biarkan saya mengingatkan Anda bahwa bom nuklir pertama kali muncul bukan di Rusia, tetapi di Amerika Serikat," katanya.
"Kedua, kami tidak pernah menggunakan senjata nuklir. Itu dilakukan oleh Amerika Serikat di Jepang. Siapa yang bisa menjamin itu tidak akan terjadi lagi? Selain itu kita bukan satu-satunya negara nuklir," imbuh Putin.
Dia juga menunjukkan bahwa doktrin militer Rusia tidak memimpikan serangan nuklir preventif. Dia menggarisbawahi bahwa Moskow hanya akan menggunakan senjata nuklirnya jika sistem peringatan dini mendeteksi rudal bergerak ke arah Rusia.
"Tapi saya ingin Anda tahu, saya ingin orang-orang kami tahu bahwa rencana kami untuk menggunakan senjata nuklir, dan saya berharap itu tidak akan pernah terjadi, tetapi, secara teoritis, itu adalah apa yang disebut 'peluncuran di bawah serangan'," paparnya.
"Dengan kata lain, jika seseorang memutuskan untuk menghancurkan Rusia, kita akan memiliki hak yang sah untuk membalas," tegas Vladimir Putin. "Ya, itu akan menjadi bencana global, bencana bagi seluruh dunia."
Pada awal tahun ini, Putin juga memuji persenjataan hipersonik Rusia sebagai senjata tak terkalahkan selama pidato kenegaraan.
Senjata-senjata itu termasuk rudal jelajah bertenaga nuklir, drone bawah laut bertenaga nuklir, dan rudal hipersonik terbaru.
Putin menyampaikan hal itu dalam wawancara untuk film dokumenter Amazon Prime berjudul "World Order".
Pewawancara Vladimir Solovjev bertanya; "Ketika Anda memiliki tombol nuklir, ketika jutaan nyawa dipertaruhkan, atau mungkin seluruh umat manusia ada di tangan Anda, bagaimana Anda membuat keputusan seperti itu?".
Presiden Rusia itu menjawab; "Itu adalah tanggung jawab kepresiden saya".
"Mengenai tombol nuklir, saya pikir itu pertanyaan yang tidak pantas, secara halus. Kami bukan yang pertama yang memulai semua ini," ujarnya, yang dikutip express.co.uk, Jumat (23/11/2018).
"Biarkan saya mengingatkan Anda bahwa bom nuklir pertama kali muncul bukan di Rusia, tetapi di Amerika Serikat," katanya.
"Kedua, kami tidak pernah menggunakan senjata nuklir. Itu dilakukan oleh Amerika Serikat di Jepang. Siapa yang bisa menjamin itu tidak akan terjadi lagi? Selain itu kita bukan satu-satunya negara nuklir," imbuh Putin.
Dia juga menunjukkan bahwa doktrin militer Rusia tidak memimpikan serangan nuklir preventif. Dia menggarisbawahi bahwa Moskow hanya akan menggunakan senjata nuklirnya jika sistem peringatan dini mendeteksi rudal bergerak ke arah Rusia.
"Tapi saya ingin Anda tahu, saya ingin orang-orang kami tahu bahwa rencana kami untuk menggunakan senjata nuklir, dan saya berharap itu tidak akan pernah terjadi, tetapi, secara teoritis, itu adalah apa yang disebut 'peluncuran di bawah serangan'," paparnya.
"Dengan kata lain, jika seseorang memutuskan untuk menghancurkan Rusia, kita akan memiliki hak yang sah untuk membalas," tegas Vladimir Putin. "Ya, itu akan menjadi bencana global, bencana bagi seluruh dunia."
Pada awal tahun ini, Putin juga memuji persenjataan hipersonik Rusia sebagai senjata tak terkalahkan selama pidato kenegaraan.
Senjata-senjata itu termasuk rudal jelajah bertenaga nuklir, drone bawah laut bertenaga nuklir, dan rudal hipersonik terbaru.
(mas)