NATO Sangat Khawatir dengan Aktivitas Spionase Rusia di Negara-negara Barat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan keprihatinannya atas aktivitas mata-mata Rusia dengan aliansi militer Barat.
“Kami telah melihat bahwa badan intelijen Rusia telah beroperasi di negara-negara Eropa selama bertahun-tahun. Kami juga melihat adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas mereka, namun tentu saja sekutu NATO memantau dan mengikuti hal ini dengan sangat cermat,” kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara dengan harian terlaris Jerman, Bild.
“Dan kami juga telah mengambil beberapa langkah untuk mempersulit badan intelijen keamanan Rusia untuk melakukan aktivitas ilegal di dalam atau di dalam negara-negara sekutu NATO,” tambahnya.
Stoltenberg mengatakan beberapa personel Rusia di masa lalu telah diusir dari markas NATO di tengah tuduhan spionase.
“Kami juga mengusir misalnya personel Rusia dari markas NATO karena kami melihat mereka melakukan aktivitas yang sebenarnya bukan pekerjaan diplomatik melainkan pekerjaan intelijen,” ujarnya.
Rusia mendirikan misi diplomatik ke NATO pada tahun 1998 yang ditutup setelah kerja sama di bawah Dewan NATO-Rusia ditangguhkan pada tahun 2014.
Dalam berita terkait, Stoltenberg memperingatkan Eropa agar tidak mencoba bertindak sendiri dalam bidang pertahanan setelah komentar calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump memicu perdebatan baru mengenai apakah benua tersebut dapat terus mengandalkan perlindungan dari Amerika Serikat.
“Kami memiliki NATO, dan NATO adalah landasan keamanan Eropa, dan NATO telah mampu melindungi semua sekutu NATO selama 75 tahun,” katanya.
NATO dimaksudkan “untuk mengikat Eropa dan Amerika Utara bersama-sama,” tambahnya.
“Jadi selama kita bersatu, kita aman,” tegas pemimpin pakta militer Barat itu.
Stoltenberg juga mengatakan masih belum jelas kapan Ukraina akan menerima jet tempur F-16 yang telah lama ditunggu-tunggu.
“Saya akan selalu menyambut baik bahwa segala sesuatunya dapat berjalan secepat mungkin dan waktu sangatlah penting di medan perang di Ukraina. Pada saat yang sama, saya pikir kita harus ingat bahwa pengiriman F-16 akan memakan waktu, bukan hanya untuk mempersiapkan pesawatnya tetapi terutama karena penting untuk melatih pilotnya,” katanya.
“Saya tahu sekutu (NATO) sekarang bekerja keras untuk menyiapkan pesawat ini, tetapi yang lebih penting adalah menyiapkan pilot dan tim pendukung,” tambah Stoltenberg.
“Kami telah melihat bahwa badan intelijen Rusia telah beroperasi di negara-negara Eropa selama bertahun-tahun. Kami juga melihat adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas mereka, namun tentu saja sekutu NATO memantau dan mengikuti hal ini dengan sangat cermat,” kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara dengan harian terlaris Jerman, Bild.
“Dan kami juga telah mengambil beberapa langkah untuk mempersulit badan intelijen keamanan Rusia untuk melakukan aktivitas ilegal di dalam atau di dalam negara-negara sekutu NATO,” tambahnya.
Stoltenberg mengatakan beberapa personel Rusia di masa lalu telah diusir dari markas NATO di tengah tuduhan spionase.
“Kami juga mengusir misalnya personel Rusia dari markas NATO karena kami melihat mereka melakukan aktivitas yang sebenarnya bukan pekerjaan diplomatik melainkan pekerjaan intelijen,” ujarnya.
Rusia mendirikan misi diplomatik ke NATO pada tahun 1998 yang ditutup setelah kerja sama di bawah Dewan NATO-Rusia ditangguhkan pada tahun 2014.
Dalam berita terkait, Stoltenberg memperingatkan Eropa agar tidak mencoba bertindak sendiri dalam bidang pertahanan setelah komentar calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump memicu perdebatan baru mengenai apakah benua tersebut dapat terus mengandalkan perlindungan dari Amerika Serikat.
“Kami memiliki NATO, dan NATO adalah landasan keamanan Eropa, dan NATO telah mampu melindungi semua sekutu NATO selama 75 tahun,” katanya.
NATO dimaksudkan “untuk mengikat Eropa dan Amerika Utara bersama-sama,” tambahnya.
“Jadi selama kita bersatu, kita aman,” tegas pemimpin pakta militer Barat itu.
Stoltenberg juga mengatakan masih belum jelas kapan Ukraina akan menerima jet tempur F-16 yang telah lama ditunggu-tunggu.
“Saya akan selalu menyambut baik bahwa segala sesuatunya dapat berjalan secepat mungkin dan waktu sangatlah penting di medan perang di Ukraina. Pada saat yang sama, saya pikir kita harus ingat bahwa pengiriman F-16 akan memakan waktu, bukan hanya untuk mempersiapkan pesawatnya tetapi terutama karena penting untuk melatih pilotnya,” katanya.
“Saya tahu sekutu (NATO) sekarang bekerja keras untuk menyiapkan pesawat ini, tetapi yang lebih penting adalah menyiapkan pilot dan tim pendukung,” tambah Stoltenberg.
(ahm)