Profil Muhammad Qasim, Orang Pakistan yang Mengaku Jadi Imam Mahdi
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Dalam gemuruh dunia yang terus berputar, terkadang muncul sosok-sosok yang mengguncang batas-batas realitas. Warga Pakistan bernama Muhammad Qasim bin Abdul Karim adalah salah satunya.
Lahir di Lahore pada tanggal 5 Juli 1976, dia telah menarik perhatian banyak orang dengan klaimnya yang luar biasa. Dia mengklaim telah bertemu dengan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dalam mimpinya.
Dalam mimpi-mimpi yang menghampirinya sejak usia 12 tahun, Qasim merasakan kehadiran yang tak tergambarkan. Menurut dia, Allah dan Nabi memberikan pesan-pesan yang menggetarkan hati dan membuka jendela menuju masa depan.
Dia mengaku melihat peristiwa-peristiwa yang akan datang, masa depan umat Islam, dan nasib Pakistan. Semua ini disampaikan melalui mimpi-mimpi yang membingkai hidupnya.
Namun, Qasim pernah mengungkapkan dia tidak mengaku sebagai Imam Mahdi. Dia hanya ingin menjadi teman Allah, seorang hamba yang berusaha memahami dan mengabdi.
Dalam perjalanan spiritualnya, dia menemukan pesan-pesan tentang kebaikan, kejujuran, dan cinta kasih. Dia menjelaskan, Allah dan Nabi mengajarkan kepadanya untuk menghindari segala bentuk syirik dan menjadi manusia yang baik.
“Allah SWT dan nabi terakhir Muhammad SAW menyuruhku melalui mimpi untuk berbagi mimpiku dengan yang lain dan hanya itu yang kulakukan, jadi jangan salahkan aku. Rahmat Allah adalah untuk semua orang dan segalanya. Aku hanya ingin menjadi sahabat Allah dan tidak lebih. Hanya Allah yang menjadi Wakeel (Yang Maha Penjaga) ku,” ujar dia di website muhammadqasimpk.com.
Dia mengaku telah melihat mimpi seperti itu selama lebih dari 28 tahun terakhir. “Allah datang ke dalam mimpiku lebih dari 500 kali dan nabi terakhir Muhammad lebih dari 280 kali. Aku berusia sekitar 12 atau 13 tahun ketika Allah dan nabi terakhir Muhammad keduanya datang bersamaan dalam mimpiku untuk pertama kalinya,” papar dia.
Menurut dia, setelah itu pada tahun 1993 ketika aku berusia 17 tahun, Allah dan nabi Muhammad mulai datang secara teratur dan terus menerus dalam mimpinya.
“Nabi terakhir Muhammad adalah utusan terakhir dan nabi Allah dan aku adalah umat nabi terakhir Muhammad, dan aku bangga bahwa aku adalah umat nabi terakhir Muhammad,” ungkap dia.
Dia menambahkan, “Dalam banyak mimpi, Allah mengatakan kepadaku, ‘Qasim, pergi dan terangilah dunia yang telah penuh dengan kegelapan.’ Dalam mimpi yang lain Allah berkata kepadaku, ‘Qasim, AKU akan membela Pakistan dan AKU pula yang akan menyelamatkan Pakistan.’ Allah dan nabi terakhir Muhammad mengatakan berkali-kali kepadaku bahwa, ‘Qasim, suatu hari nanti kamu akan membawa seluruh umat keluar dari kegelapan dan setelah itu dunia akan menjadi damai dan akan dimulai dari Pakistan’.”
Dalam mimpiku Allah dan nabi terakhir Muhammad membimbingku kepada jalan yang lurus. “Sejak tahun 2007 Allah dan nabi terakhir Muhammad mulai mengajariku tentang hal apa saja yang harus aku lakukan dan yang harus aku hindari,” ujar dia.
“Sebagian besar Allah dan nabi terakhir Muhammad menyuruhku untuk menghindari semua jenis dan bentuk kesyirikan (menyembah dan beribadah kepada selain Allah) dan menjadi manusia yang berakhlak mulia,” ungkap dia.
Lahir di Lahore pada tanggal 5 Juli 1976, dia telah menarik perhatian banyak orang dengan klaimnya yang luar biasa. Dia mengklaim telah bertemu dengan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dalam mimpinya.
Dalam mimpi-mimpi yang menghampirinya sejak usia 12 tahun, Qasim merasakan kehadiran yang tak tergambarkan. Menurut dia, Allah dan Nabi memberikan pesan-pesan yang menggetarkan hati dan membuka jendela menuju masa depan.
Dia mengaku melihat peristiwa-peristiwa yang akan datang, masa depan umat Islam, dan nasib Pakistan. Semua ini disampaikan melalui mimpi-mimpi yang membingkai hidupnya.
Namun, Qasim pernah mengungkapkan dia tidak mengaku sebagai Imam Mahdi. Dia hanya ingin menjadi teman Allah, seorang hamba yang berusaha memahami dan mengabdi.
Dalam perjalanan spiritualnya, dia menemukan pesan-pesan tentang kebaikan, kejujuran, dan cinta kasih. Dia menjelaskan, Allah dan Nabi mengajarkan kepadanya untuk menghindari segala bentuk syirik dan menjadi manusia yang baik.
“Allah SWT dan nabi terakhir Muhammad SAW menyuruhku melalui mimpi untuk berbagi mimpiku dengan yang lain dan hanya itu yang kulakukan, jadi jangan salahkan aku. Rahmat Allah adalah untuk semua orang dan segalanya. Aku hanya ingin menjadi sahabat Allah dan tidak lebih. Hanya Allah yang menjadi Wakeel (Yang Maha Penjaga) ku,” ujar dia di website muhammadqasimpk.com.
Dia mengaku telah melihat mimpi seperti itu selama lebih dari 28 tahun terakhir. “Allah datang ke dalam mimpiku lebih dari 500 kali dan nabi terakhir Muhammad lebih dari 280 kali. Aku berusia sekitar 12 atau 13 tahun ketika Allah dan nabi terakhir Muhammad keduanya datang bersamaan dalam mimpiku untuk pertama kalinya,” papar dia.
Menurut dia, setelah itu pada tahun 1993 ketika aku berusia 17 tahun, Allah dan nabi Muhammad mulai datang secara teratur dan terus menerus dalam mimpinya.
“Nabi terakhir Muhammad adalah utusan terakhir dan nabi Allah dan aku adalah umat nabi terakhir Muhammad, dan aku bangga bahwa aku adalah umat nabi terakhir Muhammad,” ungkap dia.
Dia menambahkan, “Dalam banyak mimpi, Allah mengatakan kepadaku, ‘Qasim, pergi dan terangilah dunia yang telah penuh dengan kegelapan.’ Dalam mimpi yang lain Allah berkata kepadaku, ‘Qasim, AKU akan membela Pakistan dan AKU pula yang akan menyelamatkan Pakistan.’ Allah dan nabi terakhir Muhammad mengatakan berkali-kali kepadaku bahwa, ‘Qasim, suatu hari nanti kamu akan membawa seluruh umat keluar dari kegelapan dan setelah itu dunia akan menjadi damai dan akan dimulai dari Pakistan’.”
Dalam mimpiku Allah dan nabi terakhir Muhammad membimbingku kepada jalan yang lurus. “Sejak tahun 2007 Allah dan nabi terakhir Muhammad mulai mengajariku tentang hal apa saja yang harus aku lakukan dan yang harus aku hindari,” ujar dia.
“Sebagian besar Allah dan nabi terakhir Muhammad menyuruhku untuk menghindari semua jenis dan bentuk kesyirikan (menyembah dan beribadah kepada selain Allah) dan menjadi manusia yang berakhlak mulia,” ungkap dia.
(sya)