Rusia Sebut AS Coba Mulai Kembali Perlombaan Senjata
A
A
A
MOSKOW - Kremlin menyatakan, penarikan mundur Amerika Serikat (AS) dari perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) sebagai langkah yang sangat berbahaya. Kremlin menyebut, penarikan mundur itu sama saja dengan deklarasi AS untuk memulai kembali perlombaan senjata.
"Ini adalah niat yang sangat berbahaya. Efektif, ini merupakan pengumuman rencana untuk terlibat dalam perlombaan senjata dengan meningkatkan persenjataan yang sesuai," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Peskov, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (24/10), kemudian menuturkan bahwa dengan adanya pengumuman dari AS itu, Rusia akan secara alami memikirkan kepentingan keamanan nasionalnya.
Dia kemudian menyampaikan, dalam pertemuan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, disampaikan bahwa AS akan menyampaikan prosedur formal yang relevan untuk membatalkan perjanjian yang sudah berusia puluhan tahun dalam waktu dekat.
"Sejauh yang kami pahami, pihak AS telah membuat keputusan, dan itu akan meluncurkan prosedur formal untuk menarik diri dari perjanjian ini dalam waktu dekat," ungkapnya.
Sebelumnya, Uni Eropa (UE) mendesak Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk mematuhi INF. UE juga menyerukan untuk memastikan penerapannya secara penuh dan dapat diverifikasi.
Juru bicara UE, Maja Kocijancic dalam sebuah pernyataan mengatakan, Washington dan Moskow perlu tetap dalam dialog yang konstruktif untuk melestarikan perjanjian tersebut. "Di Eropa, INF, berkontribusi pada akhir Perang Dingin, ke akhir perlombaan senjata nuklir dan merupakan salah satu pilar arsitektur keamanan Eropa," ucap Kocijancic.
Jerman juga telah menyampaikan sikap tidak setuju atas keputusan AS mundur dari perjanjian INF. Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas mengatakan, AS harus mempertimbangkan konsekuensinya untuk mundur dari perjanjian itu, baik untuk Eropa dan untuk upaya perlucutan senjata di masa depan.
"Ini adalah niat yang sangat berbahaya. Efektif, ini merupakan pengumuman rencana untuk terlibat dalam perlombaan senjata dengan meningkatkan persenjataan yang sesuai," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Peskov, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (24/10), kemudian menuturkan bahwa dengan adanya pengumuman dari AS itu, Rusia akan secara alami memikirkan kepentingan keamanan nasionalnya.
Dia kemudian menyampaikan, dalam pertemuan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, disampaikan bahwa AS akan menyampaikan prosedur formal yang relevan untuk membatalkan perjanjian yang sudah berusia puluhan tahun dalam waktu dekat.
"Sejauh yang kami pahami, pihak AS telah membuat keputusan, dan itu akan meluncurkan prosedur formal untuk menarik diri dari perjanjian ini dalam waktu dekat," ungkapnya.
Sebelumnya, Uni Eropa (UE) mendesak Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk mematuhi INF. UE juga menyerukan untuk memastikan penerapannya secara penuh dan dapat diverifikasi.
Juru bicara UE, Maja Kocijancic dalam sebuah pernyataan mengatakan, Washington dan Moskow perlu tetap dalam dialog yang konstruktif untuk melestarikan perjanjian tersebut. "Di Eropa, INF, berkontribusi pada akhir Perang Dingin, ke akhir perlombaan senjata nuklir dan merupakan salah satu pilar arsitektur keamanan Eropa," ucap Kocijancic.
Jerman juga telah menyampaikan sikap tidak setuju atas keputusan AS mundur dari perjanjian INF. Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas mengatakan, AS harus mempertimbangkan konsekuensinya untuk mundur dari perjanjian itu, baik untuk Eropa dan untuk upaya perlucutan senjata di masa depan.
(esn)