AS dan Inggris Sudah Peringatkan Warga Negaranya Jelang Serangan Teror di Moskow

Sabtu, 23 Maret 2024 - 11:48 WIB
loading...
AS dan Inggris Sudah...
Serangan teror di gedung konser menewaskan 60 orang di pinggir Moskow, Rusia pada 22 Maret 2024. Foto/sputnik
A A A
MOSKOW - Sebanyak 60 orang tewas dan lebih dari 100 orang lainnya terluka dalam penembakan massal dan serangan bom api di tempat konser Crocus City Call di luar Moskow pada Jumat (22/3/2024).

Pensiunan Letnan Kolonel FSB Alexei Filatov mengatakan kepada Sputnik bahwa dia yakin siapa yang berada di balik serangan terhadap Balai Kota Crocus itu.

Dia mengomentari tindakan bertanggung jawab yang dapat diambil negara-negara Barat untuk meredakan situasi.

“Ini jelas merupakan aksi terorisme, aksi teroris yang dipersiapkan. Dinas Keamanan Ukraina berada di belakangnya. Saya 100 persen yakin,” tegas Filatov mengomentari kejadian tersebut.

“Yang terlihat dari pengorganisasiannya, dari kekuatan dan sarana yang digunakan, semuanya sudah direncanakan sebelumnya. Artinya, itu bukan aksi unsur semi kriminal. Lebih jauh lagi, saya melihat kelompok pertama 'bekerja' dengan menyasar orang-orang di sekitar aula, sedangkan kelompok kedua membakar atap, yang tampaknya kini sudah runtuh, untuk membuat serangan teror terlihat 'sangat efektif' di media, dengan gambaran yang terlihat di seluruh dunia sebagai tempat konser terbaik di Rusia sedang terbakar,” papar dia.

Pensiunan pejabat FSB, veteran perang Chechnya dan operasi khusus anti-teroris untuk membebaskan sandera di Budennovsk, Stavropol Krai pada tahun 1995 itu mengatakan dia merasa penasaran kedutaan besar AS dan Inggris, atas perintah dinas keamanan masing-masing, telah meminta warga negaranya yang tinggal atau mengunjungi Rusia tidak boleh ambil bagian dalam acara publik massal apa pun pada tanggal 8 Maret, beberapa pekan sebelum serangan hari Jumat.

“Mereka mengetahui tentang beberapa insiden teroris yang sedang direncanakan,” ungkap Filatov yakin.



Pengamat itu memperkirakan serangan Crocus akan memicu eskalasi konflik Ukraina dan memburuknya zona konflik, yang dimulai setelah penembakan di Belgorod, dan memicu intensifikasi serangan Rusia terhadap jaringan energi Ukraina.

“Saya pikir di sini juga, reaksinya mungkin akan sama kerasnya, sangat keras,” tegas Filatov memperingatkan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1588 seconds (0.1#10.140)