Lumpuh akibat Serangan Houthi, Pelabuhan Eilat Israel Bakal PHK Besar-besaran
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Operasional Pelabuhan Eilat Israel lumpuh setelah kapal-kapal dagang yang ke dan dari pelabuhan itu diserang kelompok Houthi Yaman sejak November lalu. Kini, pelabuhan tersebut akan memangkas separuh pekerjanya.
Para pejabat terkait pada hari Rabu mengatakan Pelabuhan Eilat telah mengalami pukulan finansial yang besar akibat krisis di jalur pelayaran Laut Merah.
Eilat terletak di ujung utara Laut Merah dan merupakan salah satu pelabuhan pertama yang terkena dampak ketika perusahaan pelayaran mengubah rute kapal untuk menghindari serangan militan Houthi.
Manajemen pelabuhan telah mengumumkan niatnya untuk memecat setengah dari 120 karyawannya. Sebagai tanggapan, para pekerja dermaga mengadakan protes pada hari Rabu.
Eilat, yang terutama menangani impor mobil dan ekspor kalium yang berasal dari Laut Mati, ukurannya tidak seberapa dibandingkan dengan pelabuhan Mediterania Israel di Haifa dan Ashdod, yang menangani hampir seluruh perdagangan negara tersebut.
Namun Eilat, yang terletak berdekatan dengan satu-satunya titik akses pesisir Yordania di Aqaba, menawarkan Israel pintu gerbang ke Timur tanpa perlu melewati Terusan Suez.
CEO Pelabuhan Eilat, Gideon Golber, mengatakan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) ini merupakan pilihan terakhir setelah berbulan-bulan mengalami kerugian dan tidak adanya aktivitas.
“Saya berharap negara-negara koalisi dapat menyelesaikan masalah ini dalam beberapa bulan,” kata Golber, mengacu pada inisiatif keamanan multinasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk melindungi jalur pelayaran penting tersebut.
"Tetapi mereka tidak menyelesaikan masalah," ujarnya, seperti dikutip dari New Arab, Kamis (21/3/2024).
Para pejabat terkait pada hari Rabu mengatakan Pelabuhan Eilat telah mengalami pukulan finansial yang besar akibat krisis di jalur pelayaran Laut Merah.
Eilat terletak di ujung utara Laut Merah dan merupakan salah satu pelabuhan pertama yang terkena dampak ketika perusahaan pelayaran mengubah rute kapal untuk menghindari serangan militan Houthi.
Manajemen pelabuhan telah mengumumkan niatnya untuk memecat setengah dari 120 karyawannya. Sebagai tanggapan, para pekerja dermaga mengadakan protes pada hari Rabu.
Eilat, yang terutama menangani impor mobil dan ekspor kalium yang berasal dari Laut Mati, ukurannya tidak seberapa dibandingkan dengan pelabuhan Mediterania Israel di Haifa dan Ashdod, yang menangani hampir seluruh perdagangan negara tersebut.
Namun Eilat, yang terletak berdekatan dengan satu-satunya titik akses pesisir Yordania di Aqaba, menawarkan Israel pintu gerbang ke Timur tanpa perlu melewati Terusan Suez.
CEO Pelabuhan Eilat, Gideon Golber, mengatakan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) ini merupakan pilihan terakhir setelah berbulan-bulan mengalami kerugian dan tidak adanya aktivitas.
“Saya berharap negara-negara koalisi dapat menyelesaikan masalah ini dalam beberapa bulan,” kata Golber, mengacu pada inisiatif keamanan multinasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk melindungi jalur pelayaran penting tersebut.
"Tetapi mereka tidak menyelesaikan masalah," ujarnya, seperti dikutip dari New Arab, Kamis (21/3/2024).