Bos Mata-mata Rusia: Prancis Bersiap Kerahkan 2.000 Tentara ke Ukraina

Rabu, 20 Maret 2024 - 07:59 WIB
loading...
Bos Mata-mata Rusia:...
Kepala Badan Intelijen Luar Negeri (SVR) Rusia Sergey Naryshkin menyebut Prancis bersiap mengerahkan 2.000 tentara ke Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Kepala Badan Intelijen Luar Negeri (SVR) Rusia Sergey Naryshkin mengatakan Prancis sedang mempersiapkan pasukannya untuk dikerahkan ke Ukraina.

Menurutnya, Paris bersiap mengerahkan sebanyak 2.000 tentara ke Kyiv.

Dalam pernyataan pada hari Selasa, bos mata-mata Rusia itu mengatakan Angkatan Bersenjata Prancis menjadi prihatin dengan meningkatnya jumlah warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

"Tingkat korban diduga telah melampaui ambang batas psikologis dan dapat memicu protes," katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah Presiden Emmanuel Macron menyembunyikan informasi ini dan menunda kapan informasi tersebut harus diungkapkan.



Menurut Naryshkin, militer Prancis khawatir dengan rencana pemerintah mengirim kontingen ke Ukraina, mengingat operasi semacam itu akan sulit dilakukan tanpa sepengetahuan Rusia.

"Tentara Prancis memang akan menjadi target prioritas yang sah untuk serangan Angkatan Bersenjata Rusia,” kata Naryshkin, seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (20/3/2024).

Pernyataan Kepala SVR itu muncul ketika Kepala staf Angkatan Darat Prancis Jenderal Pierre Schill mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Selasa bahwa Prancis siap untuk mengambil bagian dalam pertempuran terberat secara militer, dan siap menghadapi perkembangan internasional apa pun.

Dia menambahkan bahwa Paris dapat mengumpulkan 20.000 tentara dalam waktu 30 hari dan 60.000 tentara dengan bergabung dengan divisi dari sekutu NATO lainnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengeklaim pada minggu ini bahwa tentara bayaran Barat, termasuk warga negara Perancis, tewas di Ukraina dalam jumlah besar.

Mengomentari potensi penempatan tentara NATO ke Ukraina, Putin memperingatkan: "Ini akan menjadi satu langkah lagi menuju Perang Dunia III skala penuh.”

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bulan lalu bahwa dia tidak dapat mengesampingkan kemungkinan pengiriman tentara Barat untuk membantu Kyiv dalam perjuangannya melawan Moskow, dan mencap Rusia sebagai musuh sambil menyangkal bahwa Paris berperang melawan Moskow.

Militer dan pejabat tinggi Rusia telah berulang kali menunjuk pada kehadiran tentara bayaran Prancis yang sudah berperang untuk Kyiv di lapangan.

Pada pertengahan Januari, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa lebih dari 60 orang asing, sebagian besar warga negara Perancis, tewas dalam serangan presisi tinggi terhadap tempat berkumpul sementara para tentara bayaran asing.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1017 seconds (0.1#10.140)