Polisi Tembak Mati Terduga Penculik WNI di Perairan Sabah

Jum'at, 21 September 2018 - 22:20 WIB
Polisi Tembak Mati Terduga Penculik WNI di Perairan Sabah
Polisi Tembak Mati Terduga Penculik WNI di Perairan Sabah
A A A
KUALA LUMPUR - Pasukan Keamanan Kawasan Sabah Timur (Esscom) dilaporkan menembak mati dua orang yang diyakini pelaku penculikan kriminal dalam insiden dekat perairan Pulau Boheyan, Sabah. Kedua orang ini juga diduga terlibat dalam penculikan nelayan Indonesia beberapa waktu lalu.

Komandan Esscom, Hazani Ghazali mengatakan, keduanya yang diduga imigran gelap, ditembak mati ketika mencoba melarikan diri dengan menaiki sebuah perahu, saat Esscom melakukan operasi di Kampung Air Kunak Tiga, Sabah, semalam.

"Selama Operasi Khusus Esscom, tersangka mencoba melarikan diri dengan kapal, tetapi tim yang dipimpin oleh ACP Mohd Nasaruddin M Nasir sedang mengejar kapal tersangka selama sekitar 30 menit dan sempat terjadi baku tembak," kata Hazani, seperti dilansir Free Malaysia Today pada Jumat (21/9).

"Mula-mula lampu biru perahu polisi dinyalakan sebagai peringatan kepada tersangka agar berhenti, tetapi tersangka melepaskan tembakan ke arah kapal polisi dan polisi membalas tembakan sebelum mencegat perahu tersangka di Pulau Boheyan dan menembak ke arah tersangka," sambungnya.

Hazani mengatakan, setelah anggota Esscom memasuki kapal tersangka, mereka menemukan dua pria tergeletak di tubuh dengan luka tembakan di tubuhnya.

"Polisi juga menemukan sepucuk pistol jenis revolver kaliber 22, 7 butir peluru hidup kaliber 22, 1 pucuk pistol jenis revolver kaliber 38, 1 butir peluru hidup dan 5 selongsong kaliber 38, serta sebilah pedang samurai," katanya.

Hazani mengatakan dalam operasi itu Esscom menyita sebuah perahu di Kampung Air Kunak Tiga yang diduga terlibat dalam penculikan dua nelayan Indonesia pada 11 September di Pulau Gaya, Semporna.

"Investigasi lebih lanjut kapal terlibat dalam kasus penculikan terbaru berdasarkan deskripsi orang yang selamat. Kapal ini diyakini terlibat dalam membuat survei pendahuluan di perairan Kunak dan Semporna sebelum penculikan nelayan dari Kapal Dwijaya," katanya.

Menurut dia, 18 orang ditangkap dan 16 perahu disita dalam operasi tersebut. Hazani kemudian menyebut dia setuju dengan proposal pemerintah negara bagian bahwa semua perahu didaftarkan dan berorientasi warna oleh zona untuk mengidentifikasi perahu saat pemeriksaan keamanan.

"Misalnya kita tahu perahu kuning untuk Kunak, biru untuk Kudat dan ada nomor tertentu tim keamanan, Departemen Laut dan Pelabuhan Dermaga. Langkah itu akan memudahkan tim keamanan mengidentifikasi perahu dari negara tetangga," tukasnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3798 seconds (0.1#10.140)