Pengamat Ungkap Alasan Biden Bisa Jegal Trump di Pilpres AS

Jum'at, 14 Agustus 2020 - 22:00 WIB
loading...
Pengamat Ungkap Alasan Biden Bisa Jegal Trump di Pilpres AS
Donald Trump dan Joe Biden.
A A A
WASHINGTON - Mark Shanahan, kepala Departemen Politik dan Hubungan Internasional di Universitas Reading menuturkan, Joe Biden memiliki peluang yang cukup besar untuk menjegal Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) November mendatang. Menurutnya, ada sejumlah alasan Biden bisa mengalahkan Trump dalam pilpres AS.

Shanahan mengatakan, popularitas Biden melonjak dengan cukup tajam dalam beberapa pekan terakhir. Meski belum ada data pasti mengapa ini bisa terjadi, Shanahan menduga respon Trump atas Covid-19 dan rasialisme, serta kebrutalan polisi, menjadi penyebab naiknya popularitas Biden.

(Baca: Joe Biden Tunjuk Kamala Harris Jadi Cawapres )

"Pada 2016, Trump adalah pengganggu, orang luar yang akan mengguncang Washington DC dan mengeringkan rawa-rawa. Dia adalah pengusaha yang merenggut AS dari elit dan mengembalikannya ke orang Amerika biasa," ucap Shanahan.

"Ketika ditanya di Fox Town Hall tentang prioritasnya (Trump) untuk masa jabatan kedua jika ia menang, yang bisa dia tanggapi hanyalah gumaman samar tentang pengalaman," sambungnya, seperti dilansir Sputnik.

Sementara Biden, tidak membangkitkan antusiasme liar dalam pemilih, meskipun ia tidak sekuat Hillary Clinton. Namun, Shanahan mengatakan, sikap Biden menemukan banyak dukungan di antara warga AS yang telah bosan dengan politik yang dilakukan Trump dan disertai dengan berbagai skandal.

Shanahan mencatat bahwa Biden juga bukan pilihan yang aman, mengisyaratkan usia yang sudah cukup tua, di mana Bien akan berusia 81 tahun pada akhir masa kepresidenannya jika dia menang.

"Setelah empat tahun "Reality TV-Presidency" banyak negara bagian hanya menginginkan masa tenang. Biden menawarkan sepasang tangan yang aman, meskipun pilihannya untuk pasangannya akan sangat signifikan, karena peluangnya lebih tinggi daripada biasanya bagi mereka untuk masuk ke Gedung Putih sebelum masa jabatan Biden habis, jika dia terpilih," ungkapnya.

Sementara itu, Don Debar, seorang analis politik Amerika juga menuturkan bahwa peningkatan popularitas Biden lebih kepada sikap Trump terhadap isu-isu terkini dan bukan karena prestasinya. Dia mencatat bahwa Biden telah melakukan beberapa upaya untuk mencalonkan diri sebagai presiden, semuanya gagal dan berpendapat bahwa dia tidak memiliki citra nasional yang positif dan tidak ada konstituensi publik alami dalam partainya sendiri.

(Baca: Kampanye Bersama, Joe Biden dan Kamala Harris Bersumpah Kalahkan Trump )

Tetapi, ucapnya, Partai Demokrat telah menciptakan citra negatif Trump di mata pendukung mereka, sehingga mereka sekarang dapat memberi "makan" kandidat dengan hampir semua program kepada pemilih mereka.

"Mereka telah melukis Trump sebagai suatu kejahatan bagi konstituensi Demokrat, sehingga mereka menganggap bahwa kandidat Demokrat dapat mengambil posisi sayap paling kanan yang bisa dibayangkan, bahkan di sebelah kanan Trump," kata Debar.

"Tetap saja, Partai Demokrat bertindak terlalu jauh dengan meyakini bahwa mereka dapat mempromosikan gagasan apa pun. Mungkin saja terjadi bahwa pemilih Demokrat hanya akan melewatkan pilpres sebagai protes terhadap ide-ide ini," ujarnya dan menambahkan hal ini terjadi pada tahun 2016 lalu.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1261 seconds (0.1#10.140)