Sudan Tidak Keberatan Rusia Bangun Pangkalan Angkatan Laut
loading...
A
A
A
ANTALYA - Pihak berwenang Sudan tidak keberatan dengan pendirian pangkalan angkatan laut Rusia di negara tersebut. Menteri Luar Negeri (Menlu) Sudan Ali Al-Sadiq Ali menegaskan hal itu kepada Sputnik.
“Kami tidak memiliki keberatan mendasar terhadap perjanjian yang dicapai pada pemerintahan sebelumnya. Ini adalah kewajiban negara,” ujar Ali di sela-sela Forum Diplomasi Antalya.
Parlemen baru Sudan akan mempertimbangkan perjanjian dengan Rusia mengenai pembentukan pangkalan militer di negara itu setelah pemilu, menurut Ali.
“Kami percaya bahwa parlemen baru harus dibentuk, yang akan mempertimbangkan perjanjian tersebut dan mengembangkan rekomendasi untuk pemerintah, satu rekomendasi positif. Kami menyerahkan masalah ini kepada parlemen, yang akan dipilih,” papar Ali.
Pada Februari, Duta Besar Rusia untuk Sudan Andrei Chernovol mengatakan kepada Sputnik bahwa negara tersebut belum dapat menyelesaikan prosedur untuk meratifikasi perjanjian mengenai pendirian pangkalan angkatan laut Rusia di Port Sudan di Laut Merah.
Pangkalan ini akan memastikan kehadiran angkatan laut Rusia di Laut Merah dan Samudra Hindia. Kehadiran pangkalan ini, menurut mantan kepala angkatan udara Rusia, bisa menyelamatkan kapal-kapalnya dari kebutuhan perjalanan panjang di kawasan itu. Sebagai ganti dari peluang ini, Rusia akan memberi Sudan senjata dan peralatan militer.
Pembangunan pangkalan angkatan laut Rusia di Sudan menunjukkan peningkatan pengaruh Rusia di Afrika dan juga menunjukkan ambisi global mereka.
Dengan pangkalan ini, Rusia tidak hanya meningkatkan kemampuan operasional mereka di Samudra Hindia, tetapi juga memperluas pengaruh mereka di Afrika.
“Kami tidak memiliki keberatan mendasar terhadap perjanjian yang dicapai pada pemerintahan sebelumnya. Ini adalah kewajiban negara,” ujar Ali di sela-sela Forum Diplomasi Antalya.
Parlemen baru Sudan akan mempertimbangkan perjanjian dengan Rusia mengenai pembentukan pangkalan militer di negara itu setelah pemilu, menurut Ali.
“Kami percaya bahwa parlemen baru harus dibentuk, yang akan mempertimbangkan perjanjian tersebut dan mengembangkan rekomendasi untuk pemerintah, satu rekomendasi positif. Kami menyerahkan masalah ini kepada parlemen, yang akan dipilih,” papar Ali.
Pada Februari, Duta Besar Rusia untuk Sudan Andrei Chernovol mengatakan kepada Sputnik bahwa negara tersebut belum dapat menyelesaikan prosedur untuk meratifikasi perjanjian mengenai pendirian pangkalan angkatan laut Rusia di Port Sudan di Laut Merah.
Pangkalan ini akan memastikan kehadiran angkatan laut Rusia di Laut Merah dan Samudra Hindia. Kehadiran pangkalan ini, menurut mantan kepala angkatan udara Rusia, bisa menyelamatkan kapal-kapalnya dari kebutuhan perjalanan panjang di kawasan itu. Sebagai ganti dari peluang ini, Rusia akan memberi Sudan senjata dan peralatan militer.
Pembangunan pangkalan angkatan laut Rusia di Sudan menunjukkan peningkatan pengaruh Rusia di Afrika dan juga menunjukkan ambisi global mereka.
Dengan pangkalan ini, Rusia tidak hanya meningkatkan kemampuan operasional mereka di Samudra Hindia, tetapi juga memperluas pengaruh mereka di Afrika.
Baca Juga
(sya)