147 Hari Perang, Tentara Israel di Gaza dalam Kondisi Terguncang

Jum'at, 01 Maret 2024 - 21:15 WIB
loading...
A A A
“Patut dicatat bahwa Benjamin Netanyahu menjabat sebagai Perdana Menteri selama sebagian besar tahun-tahun ini dan di bawah pemerintahannya, semua Menteri Pertahanan dan Kepala Staf, termasuk petahana, menyetujui rencana-rencana ini dan rencana-rencana lain yang menghambat kapasitas Israel untuk menangani serangan awal Hamas, dan telah secara signifikan memperumit situasi dalam perang multi-front,” ungkap laporan tersebut menyimpulkan.

Kerugian tentara Israel meningkat selama beberapa hari terakhir dengan semakin intensifnya pertempuran dengan Perlawanan Palestina di Jalur Gaza bagian selatan, khususnya di Khan Yunis.

Kelompok Perlawanan Palestina mengumumkan serangkaian operasi dan serangan yang menargetkan tank Israel, kendaraan militer, dan kumpulan tentara, yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di antara barisan Israel.

Abu Ubaidah, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, telah berulang kali menyatakan perkiraan yang diberikan oleh tentara Israel “tidak nyata,” dan jumlah korban jauh lebih tinggi.

Pembantaian oleh Israel


Saat ini diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 30.035 warga Palestina telah terbunuh, dan 70,457 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.

Ini merupakan eksodus massal terbesar di Palestina sejak Nakba 1948, saat negara Israel berdiri.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1017 seconds (0.1#10.140)