Kenang Kofi Annan, Menlu Retno: Dia Seorang Humanis Sejati

Minggu, 19 Agustus 2018 - 14:30 WIB
Kenang Kofi Annan, Menlu Retno: Dia Seorang Humanis Sejati
Kenang Kofi Annan, Menlu Retno: Dia Seorang Humanis Sejati
A A A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menyatakan turut beduka cita atas meninggalkanya mantan Sekertaris Jenderal PBB, Kofi Annan.Annan, yang pernah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian untuk pekerjaan kemanusiaan, telah meninggal dunia pada usia 80 tahun, Sabtu kemarin.

Melalui akun Twitternya, Retno mmenyebut, Annan sebagai seorang humanis sejati. Dia mengatakan telah bekerja dengan erat bersama Annan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Komunikasi keduanya cukup intens saat terjadi eksodus besar-besaran etnis Rohingya ke Bangladesh, yang disebabkan tindakan keras tentara Myanmar.

"Duka cita saya yang dalam atas meninggalnya Kofi Annan, mantan Sekjen PBB. Kita kehilangan seorang pegiat perdamaian hebat dan humanis sejati," kicau Retno, sepeti dikutip Sindonews pada Minggu (19/8).

"Dalam dua tahun terakhir, saya bekerja sangat erat dengan bapak Annan, termasuk di Myanmar. Semoga Yang Mulia beristirahat dengan damai," sambung diplomat senior Indonesia tersebut.

Annan sendiri dilahirkan di jantung Ashanti dua dekade sebelum Ghana menjadi negara pertama di sub-Sahara Afrika yang mendapatkan kemerdekaan dari pemerintahan kolonial.

Putra seorang gubernur provinsi, ia murid sebuah sekolah asrama elit dan membuatnya fasih dalam bahasa Inggris, Prancis, dan beberapa bahasa Afrika serta dengan cepat memasuki dunia diplomatik.

Ia menghabiskan hampir seluruh kehidupan profesionalnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Afrika memainkan bagian utama dari pekerjaannya. Benua ini juga merupakan sumber salah satu kegagalan terbesar selama masa jabatannya sebagai kepala penjaga perdamaian PBB, genosida 1994 di Rwanda di mana pasukan penjaga perdamaian PBB gagal menyelamatkan kehidupan warga sipil.

Tantangan kesehatan dan pembangunan Afrika yang meluas membuat Annan membentu dari apa yang dikenal sebagai Millennium Development Goals, dan memainkan peran sentral dalam menciptakan Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.

Setelah mengundurkan diri sebagai ketua PBB, Annan masih diminta untuk menerapkan keterampilan diplomatiknya ke beberapa krisis terbesar di Afrika, baik atas kemauannya sendiri atau sebagai ketua The Elders, kelompok elite mantan pemimpin yang didirikan oleh Nelson Mandela dari Afrika Selatan
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5075 seconds (0.1#10.140)