Horor, Faroe Islands Digenangi Darah saat 180 Paus Dibantai

Jum'at, 17 Agustus 2018 - 10:42 WIB
Horor, Faroe Islands Digenangi Darah saat 180 Paus Dibantai
Horor, Faroe Islands Digenangi Darah saat 180 Paus Dibantai
A A A
TORSHAVN - Pemandangan mengerikan terjadi di pantai Faroe Islands (Kepulauan Faroe) ketika penduduk desa membantai sekitar 180 ikan paus. Pantai itu berubah jadi genangan darah.

Faroe Islands merupakan wilayah otonom, namun menjadi bagian dari Kerajaan Denmark. Saban musim panas, ikan paus pilot dan paus berparuh dibantai besar-besaran di kawasan teluk tersebut. Ikan-ikan raksasa itu dibantai saat melintasi pulau terpencil untuk mempersiapkan diri menghadapi musim dingin pada bulan depan.
Horor, Faroe Islands Digenangi Darah saat 180 Paus Dibantai
Foto/Foto/Alastair Ward/Triangle NewsMahasiswa Universitas Cambridge, Alastair Ward, 22, mengunjungi Faroe Islands bulan lalu untuk merayakan kelulusannya. Saat itulah, dia dan temannya melihat pemandangan pertumpahan darah.

"Kami berjalan di sekitar teluk ini ketika penduduk setempat berlari dan berkata, 'Anda beruntung, ada paus datang'," kata Ward.

"Kami pikir (ikan-ikan paus) itu akan diseret masuk, tetapi semakin banyak perahu terus muncul di cakrawala," ujarnya, seperti dikutip Triangle News, Jumat (17/8/2018).

"Saya tidak percaya berapa banyak paus yang ada. Mereka mengantarnya ke teluk, mendorongnya dengan dayung mereka. Begitu cukup dekat, seluruh penduduk berlari masuk dan mulai membantai mereka."

"Bahkan anak-anak ikut terlibat, menarik tali dan melompat ke bangkai. Kami hanya duduk di sana tanpa berkata-kata dan sedikit kesal," ujar Ward.
Horor, Faroe Islands Digenangi Darah saat 180 Paus Dibantai
Foto/Alastair Ward/Triangle NewsMenurutnya, pembantaian itu berlangsung sekitar 30 menit, karena lebih dari 180 paus mati dimutilasi di teluk Sandavagur.

Ward mengatakan, anak-anak berusia lima tahun terlihat melompat ke bangkai mamalia laut tersebut. Banyak hewan laut tersiksa menggeliat di bebatuan untuk waktu yang lama sebelum akhirnya dibebaskan dari penderitaan mereka.

"Memekik dari paus itu mengerikan. Mereka memasang kait di tali di lubang sembulan mereka untuk menarik mereka masuk dan kemudian mencincangnya dengan pisau. Mereka tidak mati dengan cara yang sangat manusiawi," kesal Ward.

"Banyak penduduk setempat mengatakan hal itu sama halnya dengan bertani, tetapi saya tidak bisa sepakat dengan itu," imbuh dia.

Perburuan ikan paus, yang dikenal secara lokal sebagai "grindadrap", membuat penduduk Faroe Islands tercukupi kebutuhannya dengan daging paus untuk musim dingin.Tetapi perburuan seperti itu telah dikritik oleh para aktivis hak-hak satwa di masa lalu. Tindakan seperti itu dianggap kejam dan tidak perlu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4205 seconds (0.1#10.140)