Tahan Sejuta Warga Uighur, China Diklaim Cegah Tragedi Besar
A
A
A
BEIJING - Tabloid yang dikelola negara China mengklaim pemerintah telah mencegah "tragedi besar" di Xinjiang dengan memperjuangkan keamanan di wilayah barat laut negara tersebut. Klaim itu sebagai respons atas laporan PBB bahwa 1 juta warga Uighur ditahan di kamp interniran yang diselimuti rahasia.
Laporan panel HAM PBB itu dilansir hari Jumat lalu. China selama ini menyatakan bahwa Xinjiang menghadapi ancaman serius dari militan Islam dan separatis yang merencanakan serangan dan membangkitkan ketegangan antara minoritas Uighur yang mayoritas Muslim dan mayoritas etnis Han.
Ratusan orang tewas dalam kerusuhan di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam editorial versi bahasa China dan Inggris, tabloid yang dikelola negara China; Global Times, mengatakan kritik terhadap catatan hak asasi manusia (HAM) di Xinjiang bertujuan untuk mengacaukan masalah di sana dan menghancurkan stabilitas yang diperoleh dengan susah payah.
Menurut media itu, kehadiran pasukan keamanan China di sana telah mencegah Xinjiang menjadi Suriah atau pun Libya.
"Tidak ada keraguan bahwa perdamaian dan stabilitas di Xinjiang saat ini sebagian disebabkan oleh tingginya intensitas peraturan. Polisi dan pos keamanan dapat dilihat di mana-mana di Xinjiang," tulis tabloid tersebut, Senin (13/8/2018).
"Tapi ini adalah fase yang Xinjiang harus lalui dalam membangun kembali perdamaian dan kemakmuran dan akan bertransisi menuju pemerintahan yang normal," lanjut editorial media tersebut.
Menurut Global Times, menjaga perdamaian dan stabilitas adalah kepentingan dasar orang-orang di Xinjiang dan seluruh China.
"Perubahan situasi keamanan Xinjiang telah mencegah tragedi besar dan menyelamatkan banyak nyawa, berkat hukum China yang kuat dan kekuatan penguasa yang kuat dari Partai Komunis China," imbuh editorial tersebut.
"Apa yang telah dibenci Barat telah menghancurkan banyak negara dan wilayah. Ketika pengaruh jahat yang sama menyebar di Xinjiang, itu dikekang secara meyakinkan."
Masih menurut media pemerintah tersebut, tidak ada ruang di Xinjiang untuk opini publik Barat yang merusak. Semua langkah harus diambil untuk memastikan stabilitasnya.
"Perdamaian dan stabilitas harus datang di atas segalanya. Dengan ini sebagai tujuan, semua langkah dapat dicoba. Kita harus berpegang pada keyakinan kita bahwa menjauhkan gejolak dari Xinjiang adalah hak asasi manusia terbesar," tulis Global Times.
Kementerian Luar Negeri Cina belum menanggapi permintaan untuk komentar pada laporan PBB perihal penahanan satu juta warga Uighur di kamp interniran.
Laporan panel HAM PBB itu dilansir hari Jumat lalu. China selama ini menyatakan bahwa Xinjiang menghadapi ancaman serius dari militan Islam dan separatis yang merencanakan serangan dan membangkitkan ketegangan antara minoritas Uighur yang mayoritas Muslim dan mayoritas etnis Han.
Ratusan orang tewas dalam kerusuhan di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam editorial versi bahasa China dan Inggris, tabloid yang dikelola negara China; Global Times, mengatakan kritik terhadap catatan hak asasi manusia (HAM) di Xinjiang bertujuan untuk mengacaukan masalah di sana dan menghancurkan stabilitas yang diperoleh dengan susah payah.
Menurut media itu, kehadiran pasukan keamanan China di sana telah mencegah Xinjiang menjadi Suriah atau pun Libya.
"Tidak ada keraguan bahwa perdamaian dan stabilitas di Xinjiang saat ini sebagian disebabkan oleh tingginya intensitas peraturan. Polisi dan pos keamanan dapat dilihat di mana-mana di Xinjiang," tulis tabloid tersebut, Senin (13/8/2018).
"Tapi ini adalah fase yang Xinjiang harus lalui dalam membangun kembali perdamaian dan kemakmuran dan akan bertransisi menuju pemerintahan yang normal," lanjut editorial media tersebut.
Menurut Global Times, menjaga perdamaian dan stabilitas adalah kepentingan dasar orang-orang di Xinjiang dan seluruh China.
"Perubahan situasi keamanan Xinjiang telah mencegah tragedi besar dan menyelamatkan banyak nyawa, berkat hukum China yang kuat dan kekuatan penguasa yang kuat dari Partai Komunis China," imbuh editorial tersebut.
"Apa yang telah dibenci Barat telah menghancurkan banyak negara dan wilayah. Ketika pengaruh jahat yang sama menyebar di Xinjiang, itu dikekang secara meyakinkan."
Masih menurut media pemerintah tersebut, tidak ada ruang di Xinjiang untuk opini publik Barat yang merusak. Semua langkah harus diambil untuk memastikan stabilitasnya.
"Perdamaian dan stabilitas harus datang di atas segalanya. Dengan ini sebagai tujuan, semua langkah dapat dicoba. Kita harus berpegang pada keyakinan kita bahwa menjauhkan gejolak dari Xinjiang adalah hak asasi manusia terbesar," tulis Global Times.
Kementerian Luar Negeri Cina belum menanggapi permintaan untuk komentar pada laporan PBB perihal penahanan satu juta warga Uighur di kamp interniran.
(mas)