Pasukan Israel Bunuh Demonstran Palestina di Tengah Upaya Gencatan Senjata
A
A
A
GAZA - Tentara Israel menembak mati seorang demonstran Palestina dan meluakai sedikitnya 220 orang lainnya saat aksi protes di sepanjang perbatasan Gaza pada hari Jumat. Sementara itu para diplomat tengah berusaha untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata.
Dikatakan sekitar 8.000 warga Gaza telah berpartisipasi dalam aksi protes di lima lokasi di sepanjang perbatasan.
Seorang pejabat rumah sakit Gaza mengatakan bahwa 220 orang luka-luka, 90 orang menderita luka-luka akibat penembakan. Korban yang meninggal adalah seorang pria berusia 25 tahun.
Setidaknya 156 warga Palestina telah tewas dalam aksi protes dan satu tentara Israel ditembak mati oleh seorang sniper di Gaza.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan kunjungan ke Kolombia pekan depan, kata kantornya. Ia akan berkonsultasi dengan para menterinya pada Minggu ini mengenai proposal untuk mengakhiri ketegangan, media Israel melaporkan.
Beberapa pejabat tinggi Hamas juga telah tiba di Gaza dari Mesir pada Kamis malam untuk membahas kemungkinan kesepakatan gencatan senjata tetapi tidak ada rincian yang diberikan. Delegasi itu termasuk wakil kepala kelompok Hamas, Saleh al-Arouri, yang diasingkan oleh Israel pada tahun 2010.
"Delegasi akan (berkonsultasi) mengenai masalah-masalah yang memprihatinkan bagi rakyat Palestina, terutama dalam mencapai rekonsiliasi nasional dan mengakhiri blokade Gaza," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum sebelum delegasi tiba seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (4/8/2018).
Lebih dari dua juta warga Palestina terkungkung dalam jalur sempit, menderita kesulitan ekonomi yang dalam.
Israel menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza pada 2005. Namun negara Zionis itu tetap mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan darat dan lautnya, mengutip kekhawatiran keamanan atas Hamas dan kelompok militan lainnya. Mesir juga membatasi pergerakan masuk dan keluar Gaza di perbatasannya.
Pada hari Minggu, Nickolay Mladenov, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengatakan di Twitter bahwa ia mengadakan "pertemuan produktif" dengan pejabat Mesir dalam upaya untuk menurunkan ketegangan Gaza dan menyelesaikan masalah kemanusiaan.
"Iblis selalu ada dalam rincian (perjanjian) tetapi kita #memperbaiki untuk kepentingan #peace," kata Mladenov.
Media Israel mengatakan Israel mencari komitmen jangka panjang dari Hamas untuk mengakhiri protes dan menghentikan peluncuran balon-balon pembakar dan layang-layang yang telah menghancurkan ribuan hektar lahan pertanian dan hutan, sebagai imbalan untuk mencabut blokade untuk Gaza.
Berbicara tentang kunjungan delegasi Hamas, pejabat politik Hamas Hussam Badran mengatakan: "Kami akan mencapai persatuan nasional tingkat tertinggi untuk mematahkan blokade (Israel). Kami ingin blokade berakhir sekali dan untuk semua."
Dikatakan sekitar 8.000 warga Gaza telah berpartisipasi dalam aksi protes di lima lokasi di sepanjang perbatasan.
Seorang pejabat rumah sakit Gaza mengatakan bahwa 220 orang luka-luka, 90 orang menderita luka-luka akibat penembakan. Korban yang meninggal adalah seorang pria berusia 25 tahun.
Setidaknya 156 warga Palestina telah tewas dalam aksi protes dan satu tentara Israel ditembak mati oleh seorang sniper di Gaza.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan kunjungan ke Kolombia pekan depan, kata kantornya. Ia akan berkonsultasi dengan para menterinya pada Minggu ini mengenai proposal untuk mengakhiri ketegangan, media Israel melaporkan.
Beberapa pejabat tinggi Hamas juga telah tiba di Gaza dari Mesir pada Kamis malam untuk membahas kemungkinan kesepakatan gencatan senjata tetapi tidak ada rincian yang diberikan. Delegasi itu termasuk wakil kepala kelompok Hamas, Saleh al-Arouri, yang diasingkan oleh Israel pada tahun 2010.
"Delegasi akan (berkonsultasi) mengenai masalah-masalah yang memprihatinkan bagi rakyat Palestina, terutama dalam mencapai rekonsiliasi nasional dan mengakhiri blokade Gaza," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum sebelum delegasi tiba seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (4/8/2018).
Lebih dari dua juta warga Palestina terkungkung dalam jalur sempit, menderita kesulitan ekonomi yang dalam.
Israel menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza pada 2005. Namun negara Zionis itu tetap mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan darat dan lautnya, mengutip kekhawatiran keamanan atas Hamas dan kelompok militan lainnya. Mesir juga membatasi pergerakan masuk dan keluar Gaza di perbatasannya.
Pada hari Minggu, Nickolay Mladenov, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengatakan di Twitter bahwa ia mengadakan "pertemuan produktif" dengan pejabat Mesir dalam upaya untuk menurunkan ketegangan Gaza dan menyelesaikan masalah kemanusiaan.
"Iblis selalu ada dalam rincian (perjanjian) tetapi kita #memperbaiki untuk kepentingan #peace," kata Mladenov.
Media Israel mengatakan Israel mencari komitmen jangka panjang dari Hamas untuk mengakhiri protes dan menghentikan peluncuran balon-balon pembakar dan layang-layang yang telah menghancurkan ribuan hektar lahan pertanian dan hutan, sebagai imbalan untuk mencabut blokade untuk Gaza.
Berbicara tentang kunjungan delegasi Hamas, pejabat politik Hamas Hussam Badran mengatakan: "Kami akan mencapai persatuan nasional tingkat tertinggi untuk mematahkan blokade (Israel). Kami ingin blokade berakhir sekali dan untuk semua."
(ian)