Gunung Es 11 Juta Ton Bikin Publik Greenland Takut Tsunami

Senin, 16 Juli 2018 - 14:32 WIB
Gunung Es 11 Juta Ton Bikin Publik Greenland Takut Tsunami
Gunung Es 11 Juta Ton Bikin Publik Greenland Takut Tsunami
A A A
NUUK - Gundukan es sekitar 11 juta ton yang membentuk gunung di lepas pantai di Greenland telah memicu ketakutan publik. Gunung es itu berpotensi menimbulkan tsunami di sebuah desa kecil jika runtuh akibat pengaruh cuaca.

Ketakutan itu dirasakan masyarakat Innaarsuit. Ahli meteorologi dari Denmark menyatakan gunung es itu memiliki lebar 650 kaki atau hampir sepanjang dua lapangan sepakbola. Ketinggiannya hampir 300 kaki dan perkiraan material es yang setiap saat bisa runtuh itu sekitar 11 juta ton.

Angin yang kuat dapat mendorong gunung es ke Teluk Baffin di dekatnya dan bisa mencegah krisis yang menakutkan.

Namun, curah hujan yang besar dan hangat juga bisa mengguncang gunung es dan menyebabkannya terputus sehingga bisa memicu tsunami yang akan menggenangi wilayah Innaarsuit.

"Ini bukan proses damai," kata Joerg Schaefer, peneliti iklim di Columbia University’s Lamont-Doherty Earth Observatory kepada New York Times, yang dilansir Senin (16/7/2018).

Sejauh ini, 33 orang telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman di wilayah pedalaman, sedangkan yang lain meminta agar kapal-kapal warga dipindahkan menjauh dari gunung es.

"Kami sangat prihatin dan takut," kata Karl Petersen, ketua dewan lokal di Innaarsuit, kepada Canadian Broadcasting Corp.

Juni lalu, gempa bumi memicu tsunami di dekat desa Nuugaatsiaq yang menyapu 11 rumah dan menewaskan empat orang. Video yang di-posting online menunjukkan warga mengungsi dan gelombang tsunami menghancurkan properti mereka.

Sebuah kapal Angkatan Laut Kerajaan Denmark siaga di dekat gunung jika situasi di Innaarsuit memburuk. Sementara itu, penduduk setempat memantau ramalan cuaca dengan cermat.

Nasib wilayah itu kini bergantung pada cuaca, termasuk angin yang saat ini relatif tenang. Namun, hujan diperkirakan akan memengaruhi daerah tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4598 seconds (0.1#10.140)