Jokowi: Keamanan Siber Harus Jadi Fokus Kerja Sama ASEAN

Minggu, 29 April 2018 - 07:00 WIB
Jokowi: Keamanan Siber Harus Jadi Fokus Kerja Sama ASEAN
Jokowi: Keamanan Siber Harus Jadi Fokus Kerja Sama ASEAN
A A A
SINGAPURA - Keamanan siber harus menjadi salah satu fokus kerja sama antarnegara-negara ASEAN. Terlebih lagi semua negara mencoba mengupayakan smart city atau kota pintar.

Pentingnya keamanan siber disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-32 ASEAN di The Istana Singapura. Presiden sempat menyinggung masalah kebocoran data Facebook yang harus dicermati. "Kita tahu terdapat penyalahgunaan data pribadi dari pengguna Facebook. Di ASEAN kita perlu memastikan kerangka kerja sama di bidang keamanan siber juga memuat perlindungan data pribadi. Untuk itu, kerja sama siber merupakan keharusan," kata Presiden melalui siaran persnya, Sabtu (28/4/2018).

Kewaspadaan terhadap serangan siber dinilai penting mengingat adanya inisiatif ASEAN Smart Cities Network (ASCN). Menurutnya, ASCN bisa menjadi jawaban atas tantangan masalah perkotaan yang sangat kompleks. "Saya memandang inisiatif ASEAN Smart Cities Network (ASCN) sangatlah baik. Masalah perkotaan sangatlah kompleks dan ASCN merupakan salah satu jawaban terhadap tantangan itu. Untuk membangun kota yang berkelanjutan dan inklusif dengan dukungan teknologi serta inovasi," ungkapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, Indonesia juga tengah mengembangkan Gerakan Menuju 100 Smart Cities. Gerakan ini yang mendorong penggunaan teknologi untuk memajukan kota guna mewujudkan tata kelola pemerintahan lebih efektif, transparan, dan terpercaya. Namun, lanjut Presiden, kota pintar tidak hanya mengenai penggunaan teknologi atau pembangunan fisik semata.

"Yang lebih penting adalah bagaimana kita dapat membangun pola pikir, sikap, dan karakter masyarakat yang lebih baik," tuturnya.

Dia mengatakan, potensi ASEAN di bidang e-commerce sangat besar. Menurutnya, pada 2025 pengguna internet ASEAN akan meningkat 3 kali lipat menjadi 600 juta. "Pembelanjaan e-commerce diproyeksikan mencapai hampir USD90 miliar dan total ekonomi berbasis internet akan mencapai USD200 miliar," tuturnya.

Sementara itu, dalam pidatonya di KTT ke-32 ASEAN yang digelar di The Acacia Room, Hotel Shang-La, Singapura, Jokowi lebih menekankan pentingnya pengembangan kerangka kerja sama Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, transparan, dan mengedepankan kerja sama serta persahabatan. Konsep kerja sama Indo-Pasifik harus tetap mengedepankan sentralitas ASEAN.

"ASEAN harus terus dapat memainkan perannya termasuk dalam pengembangan konsep kerja sama Indo-Pasifik. Konsep Indo-Pasifik ASEAN penting sekali artinya agar ASEAN tetap relevan, tetap dapat memainkan sentralitasnya dan menunjukkan kemampuan ASEAN dalam mengelola perubahan lingkungan strategis," kata dia.

Usulan konsep Indo-Pasifik ini telah disampaikan Indonesia pada pertemuan retreat Menlu ASEAN, Januari 2018. Indonesia juga telah melakukan komunikasi dengan beberapa dialogue partners mengenai kerja sama Indo-Pasifik. Menurutnya, tantangan di kawasan Indo–Pasifik cukup besar. Jika tidak dikelola dengan baik, dapat mengganggu bahkan merusak capaian ASEAN selama ini.

"Untuk itu, selain di Samudera Pasifik, ASEAN harus dapat berkontribusi di Samudera Hindia. Kontribusi tersebut hanya dapat terealisasikan apabila kita tetap memegang teguh kesatuan dan sentralitas ASEAN," lanjutnya.

Lebih lanjut dalam KTT tersebut mengutarakan tiga usulan untuk ASEAN ke depan. Pertama, ASEAN harus mampu menjadi motor bagi penciptaan enabling environment. "Kita harus terus mengajak semua mitra untuk menghormati hukum dan norma internasional mengembangkan habit of dialogue, mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai, menghindari penggunaan kekerasan," katanya.

Kedua, ASEAN harus dapat mendayagunakan berbagai modalitas untuk menanggulangi tantangan keamanan, termasuk transnational crimes. Ketiga, ASEAN harus proaktif dalam menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di Samudera Hindia. Oleh karena itu, ASEAN harus terus menjaga sistem ekonomi yang terbuka dan adil.

"Beberapa bidang kerja sama yang dapat dikedepankan antara lain di bidang maritim, konektivitas, dan pencapaian SDGs. Oleh karena itu, interaksi pelaku bisnis di kawasan Samudera Hindia dan Pasifik perlu ditingkatkan," paparnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi mengatakan, ada beberapa agenda yang akan dibahas dalam KTT tersebut. Retno menambahkan bahwa presiden juga melakukan pertemuan bilateral. Salah satunya dengan Malaysia dan Thailan dalam IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle). Selain itu juga melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc.

"Ada beberapa pertemuan, pertama tentunya pembukaan dari KTT itu sendiri, pembukaan secara resmi. Kemudian ASEAN Leader's Retreat yang lebih membahas mengenai masalah isu kawasan, isu internasional," pungkasnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3228 seconds (0.1#10.140)