Kapalnya Diserang Houthi, AS Luncurkan Serangan Baru ke Yaman

Kamis, 18 Januari 2024 - 08:09 WIB
loading...
Kapalnya Diserang Houthi,...
Amerika Serikat luncurkan gelombang serangan baru ke Yaman setelah kapalnya kembali diserang kelompok Houthi di Teluk Aden. Foto/REUTERS
A A A
SANAA - Amerika Serikat (AS) meluncurkan rentetan serangan baru ke wilayah Yaman dengan menargetkan situs-situs kelompok Houthi pada Rabu malam hingga Kamis (18/1/2024) dini hari.

Agresi Amerika terjadi hanya beberapa jam setelah Washington menetapkan Houthi sebagai organisasi teroris—status yang sebelumnya dicabut pemerintah AS.

Serangan tersebut juga sebagai respons setelah kapal kargo milik AS, Genco Picardy, diserang drone Houthi di Teluk Aden pada hari Rabu.

Menurut laporan AP, salvo rudal telah ditembakkan dari kapal Angkatan Laut AS yang ditempatkan di Laut Merah dan menargetkan lokasi Houthi yang siap melancarkan serangan.



Lebih dari selusin lokasi menjadi target serangan tersebut.

Sebelumnya, juru bicara kelompok Houthi Yahya Sarea mengonfirmasi bahwa pasukannya memang menyerang kapal kargo milik Amerika pada hari Rabu.

“Pasukan Angkatan Laut tidak akan ragu untuk menargetkan semua sumber ancaman di Laut Merah dan Laut Arab sebagai hak sah kami untuk membela Yaman dan untuk terus mendukung rakyat Palestina yang tertindas,” katanya.

Komando Pusat (CENTCOM) AS, badan yang bertanggung jawab mengawasi operasi militer Amerika di Timur Tengah dan Asia Tengah, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam serangan terhadap kapal Genco Picardy. Kapal itu tetap layak berlayar meski ada beberapa kerusakan.

Serangan terhadap kapal kargo Genco Picardy terjadi setelah beberapa serangan serupa dalam beberapa pekan terakhir—setelah Houthi berjanji akan menargetkan kapal mana pun yang berafiliasi dengan Israel di tengah perang yang sedang berlangsung di Gaza.

Washington telah merespons dengan tiga putaran serangan rudal sebelumnya terhadap sasaran Houthi, dan sebelumnya pada hari Rabu mengumumkan penetapan kembali kelompok militan tersebut sebagai organisasi teroris.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1444 seconds (0.1#10.140)