Israel Tarik 1 Divisi Tentara dari Gaza Meski Belum Kalahkan Hamas, Ada Apa?
loading...
A
A
A
GAZA - Militer Israel pada hari Senin menarik satu divisi tentara, yakni Divisi ke-36, dari Jalur Gaza meskipun perangnya hingga hari ini belum bisa mengalahkan Hamas.
Militer Zionis berdalih penarikan satu divisi tentara itu diperlukan untuk memberikan para personel beristirahat dan berlatih di tengah perang mematikan.
Menurut laporan Army Radio, tiga divisi lainnya akan tetap berada di Gaza sebagai bagian dari serangan saat ini.
Laporan itu menambahkan bahwa langkah tersebut sebagai bagian dari rencana Angkatan Darat Zionis untuk melancarkan perang panjang di Jalur Gaza.
Namun laporan itu bertentangan dengan pernyataan Menteri Pertahanan Yoav Gallant yang mengatakan operasi darat dengan intensitas tinggi di Jalur Gaza utara segera berakhir.
“Di Jalur Gaza selatan (fase intensif) segera berakhir,” kata Gallant pada konferensi pers, tanpa memberikan batas waktu pastinya, seperti dikutip Anadolu, Selasa (16/1/2024).
Gallant mengatakan tentaranya akan melakukan operasi intensitas rendah di Gaza utara, dan menambahkan bahwa pasukannya sedang berupaya menemukan sisa lokasi kelompok Hamas di wilayah tersebut.
Pengumuman tersebut menyusul laporan berminggu-minggu bahwa AS telah menekan Israel untuk mengakhiri pengeboman dan serangan tanpa pandang bulu di Gaza dan mengambil pendekatan yang lebih tepat sasaran.
Gallant menambahkan bahwa setelah serangan gencar Israel terhadap Gaza, dan dengan asumsi Hamas digulingkan dari kekuasaannya, Gaza akan diperintah oleh orang-orang Palestina tetapi bukan orang-orang yang memusuhi Israel.
“Pemerintahan masa depan di Gaza harus tumbuh dari Jalur Gaza, Gaza akan diperintah oleh orang-orang Palestina,” kata Gallant.
"Akhir kampanye militer harus didasarkan pada tindakan politik.”
Perang di Gaza dimulai setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.139 orang.
Dalam serangan tanpa pandang bulu di Gaza, Israel telah menewaskan sedikitnya 24.100 orang dan melukai 60.834 lainnya.
Serangan tersebut telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
Militer Zionis berdalih penarikan satu divisi tentara itu diperlukan untuk memberikan para personel beristirahat dan berlatih di tengah perang mematikan.
Menurut laporan Army Radio, tiga divisi lainnya akan tetap berada di Gaza sebagai bagian dari serangan saat ini.
Laporan itu menambahkan bahwa langkah tersebut sebagai bagian dari rencana Angkatan Darat Zionis untuk melancarkan perang panjang di Jalur Gaza.
Akhiri Serangan Darat Intensitas Tinggi
Namun laporan itu bertentangan dengan pernyataan Menteri Pertahanan Yoav Gallant yang mengatakan operasi darat dengan intensitas tinggi di Jalur Gaza utara segera berakhir.
“Di Jalur Gaza selatan (fase intensif) segera berakhir,” kata Gallant pada konferensi pers, tanpa memberikan batas waktu pastinya, seperti dikutip Anadolu, Selasa (16/1/2024).
Gallant mengatakan tentaranya akan melakukan operasi intensitas rendah di Gaza utara, dan menambahkan bahwa pasukannya sedang berupaya menemukan sisa lokasi kelompok Hamas di wilayah tersebut.
Pengumuman tersebut menyusul laporan berminggu-minggu bahwa AS telah menekan Israel untuk mengakhiri pengeboman dan serangan tanpa pandang bulu di Gaza dan mengambil pendekatan yang lebih tepat sasaran.
Gallant menambahkan bahwa setelah serangan gencar Israel terhadap Gaza, dan dengan asumsi Hamas digulingkan dari kekuasaannya, Gaza akan diperintah oleh orang-orang Palestina tetapi bukan orang-orang yang memusuhi Israel.
“Pemerintahan masa depan di Gaza harus tumbuh dari Jalur Gaza, Gaza akan diperintah oleh orang-orang Palestina,” kata Gallant.
"Akhir kampanye militer harus didasarkan pada tindakan politik.”
Perang di Gaza dimulai setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.139 orang.
Dalam serangan tanpa pandang bulu di Gaza, Israel telah menewaskan sedikitnya 24.100 orang dan melukai 60.834 lainnya.
Serangan tersebut telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
(mas)