Israel Sibuk Perang Melawan Hamas, Netanyahu dan Menhan Zionis Bertikai Hebat

Senin, 15 Januari 2024 - 07:54 WIB
loading...
Israel Sibuk Perang...
Pasukan Israel sibuk berperang melawan Hamas di Gaza, namun PM Benjamin Netanyahu dan Menhan Yoav Gallant malah bertikai hebat. Foto/Marc Israel/Flash90
A A A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bertikai hebat dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant, di mana Menhan Gallant dengan emosi keluar meninggalkan rapat kabinet pada Sabtu malam.

Perseteruan terbaru ini, yang terjadi ketika pasukan Israel sibuk berperang melawan Hamas di Gaza, mengenai partisipasi para ajudan masing-masing dalam rapat kabinet.

Pada hari Minggu, perang Israel-Hamas telah memasuki hari ke-100. Militer Zionis tak kunjung berhasil mencapai tujuan perangnya, yakni melenyapkan Hamas dan memulangkan semua sandera dari Gaza.

Baca Juga: Abu Ubaidah: Hamas Lumpuhkan 1.000 Kendaraan Zionis, Serangan Terhadap Israel Diperluas

Alih-alih berhasil, pihak militer Israel justru menderita kerugian besar dalam perang ini. Selain kehilangan banyak personel pasukan khusus, kendaraan tempur mereka juga banyak yang hancur di medan perang Gaza.

Rapat kabinet ditetapkan tertutup bagi para ajudan, dan kepala staf Gallant pun ditolak masuk.

Namun PM Netanyahu dan pejabat lainnya diizinkan membawa para ajudan.

Menurut laporan Jerusalem Post, Senin (15/1/2024), hanya sekretaris militer Gallant yang diizinkan memasuki rapat kabinet.

Gallant menanggapi penolakan kehadiran para ajudannya dengan kemarahan, dan terjadilah pertengkaran.

Dalam adu argumen, ketua Dewan Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi menyatakan, "Bahkan saya tidak menahan para pembantu saya di sini."

Gallant merespons, "Anda lupa bahwa Anda juga seorang ajudan."

Pada bagian kedua rapat kabinet, Gallant akhirnya kembali hadir.

Sumber yang dekat dengan Gallant mengatakan kepada surat kabar Maariv bahwa Netanyahu membawa lima ajudan dalam rapat kabinet, meskipun ada larangan untuk mendatangkan para ajudan.

“Kepala staf Kementerian Pertahanan dan sekretaris militer bukanlah barang mewah, mereka adalah lembaga eksekutif yang penting dalam menyampaikan instruksi kepada kementerian dan tentara," kata sumber tersebut.

Menurut sumber tersebut, penolakan kehadiran ajudan Menhan Gallant merupakan kelanjutan langsung dari perilaku sebelumnya terhadap sang menteri, termasuk laporan pencegahan pertemuan pimpinan Shin Bet dan Mossad dengan Gallant.

Sumber tersebut menambahkan bahwa hal seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya.

Sumber yang dekat dengan Netanyahu menyatakan bahwa ini adalah situasi "politik yang adil".

Situasi panas di kabinet terjadi ketika ketegangan antara Netanyahu dan Gallant terus meningkat selama perang.

Gallant dan Netanyahu juga berselisih pada bulan Maret ketika menteri pertahanan memperingatkan dampak reformasi peradilan terhadap masyarakat Israel dan Netanyahu menanggapinya dengan mengumumkan bahwa dia akan memecat Gallant.

Setelah protes besar-besaran pecah terhadap keputusan tersebut, Netanyahu membekukan keputusannya dan membatalkan niatnya untuk memecat Gallant sebagai Menhan Israel.

Anggota Parlemen dari Partai Likud, Tally Gotliv, menanggapi perselisihan itu melalui media sosial X.

"Bagaimana Anda bisa mempercayai kabinet terbatas yang berperilaku seperti anak-anak di taman kanak-kanak? Apakah kita seharusnya lebih mempercayai kehadiran Tzachi Hanegbi daripada menteri pertahanan? Bukankah ada orang dewasa yang bertanggung jawab yang akan memanggil rakyat untuk memesan? Ya ampun, Anda sedang mengatur perang. Menteri Pertahanan tidak bisa masuk dengan asistennya yang bertindak sebagai tangan kanannya?" papar Gotliv.

“Anak-anak kecil adalah seperti kalian semua, dan tidak kurang dari itu di masa perang,” imbuh Gotliv.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Spesifikasi Jet Israel...
Spesifikasi Jet Israel yang Bombardir Houthi Yaman
Intelijen Turki Gagalkan...
Intelijen Turki Gagalkan Serangan Bom Pager Kedua di Lebanon
Abbas akan Kunjungi...
Abbas akan Kunjungi Lebanon untuk Lucuti Senjata Faksi-faksi Perlawanan Palestina
Israel Murka Maskapai...
Israel Murka Maskapai AS Setop Penerbangan usai Serangan Rudal Houthi
Militer Israel Peringatkan...
Militer Israel Peringatkan Warga Yaman Tinggalkan Daerah Sekitar Bandara Sanaa
Eks Sandera: Saya Merasa...
Eks Sandera: Saya Merasa Lebih Aman di Tahanan Hamas daripada di Israel
7 Penyanyi yang Mendukung...
7 Penyanyi yang Mendukung Israel, Nomor 6 Blak-blakan Sebut Palestina Teroris
Indonesia Minta India...
Indonesia Minta India dan Pakistan Menahan Diri Pasca Serangan di Kashmir, WNI Diimbau Waspada
Serangan India ke Pakistan...
Serangan India ke Pakistan Hancurkan 4 Masjid, Korban Tewas Jadi 31 Orang
Rekomendasi
Brand Lokal White Diary...
Brand Lokal White Diary Tawarkan Perawatan Kulit Harian Tanpa Ribet
Uni Eropa Ancam Balik...
Uni Eropa Ancam Balik Tampar Produk AS dengan Tarif, Nilainya Rp1.860 Triliun
Momen Haru Guru Bimbel...
Momen Haru Guru Bimbel di Depok Raih Hadiah Utama Mobil dari Produsen Keju Ternama
Berita Terkini
Terungkap Alasan Tentara...
Terungkap Alasan Tentara India Kibarkan Bendera Putih
Setelah Berlaku di Sekolah,...
Setelah Berlaku di Sekolah, Mendagri Prancis Akan Larang Penggunaan Jilbab di Kampus
3 Negara yang Bisa Membantu...
3 Negara yang Bisa Membantu Pakistan Jika Perang dengan India, Siapa Saja?
25.000 Penduduk Kota...
25.000 Penduduk Kota Lice di Turki Nge-Fly setelah Polisi Bakar 20 Ton Ganja
Pemerintah Pakistan...
Pemerintah Pakistan Perintahkan Militer untuk Membalas Serangan India
Taruhan Siapa Paus yang...
Taruhan Siapa Paus yang Terpilih di Bursa Judi Capai Rp280 Miliar
Infografis
Pakistan dan India Diambang...
Pakistan dan India Diambang Perang Habis-habisan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved