Israel Sibuk Perang Melawan Hamas, Netanyahu dan Menhan Zionis Bertikai Hebat
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bertikai hebat dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant, di mana Menhan Gallant dengan emosi keluar meninggalkan rapat kabinet pada Sabtu malam.
Perseteruan terbaru ini, yang terjadi ketika pasukan Israel sibuk berperang melawan Hamas di Gaza, mengenai partisipasi para ajudan masing-masing dalam rapat kabinet.
Pada hari Minggu, perang Israel-Hamas telah memasuki hari ke-100. Militer Zionis tak kunjung berhasil mencapai tujuan perangnya, yakni melenyapkan Hamas dan memulangkan semua sandera dari Gaza.
Alih-alih berhasil, pihak militer Israel justru menderita kerugian besar dalam perang ini. Selain kehilangan banyak personel pasukan khusus, kendaraan tempur mereka juga banyak yang hancur di medan perang Gaza.
Rapat kabinet ditetapkan tertutup bagi para ajudan, dan kepala staf Gallant pun ditolak masuk.
Namun PM Netanyahu dan pejabat lainnya diizinkan membawa para ajudan.
Menurut laporan Jerusalem Post, Senin (15/1/2024), hanya sekretaris militer Gallant yang diizinkan memasuki rapat kabinet.
Gallant menanggapi penolakan kehadiran para ajudannya dengan kemarahan, dan terjadilah pertengkaran.
Dalam adu argumen, ketua Dewan Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi menyatakan, "Bahkan saya tidak menahan para pembantu saya di sini."
Gallant merespons, "Anda lupa bahwa Anda juga seorang ajudan."
Pada bagian kedua rapat kabinet, Gallant akhirnya kembali hadir.
Sumber yang dekat dengan Gallant mengatakan kepada surat kabar Maariv bahwa Netanyahu membawa lima ajudan dalam rapat kabinet, meskipun ada larangan untuk mendatangkan para ajudan.
“Kepala staf Kementerian Pertahanan dan sekretaris militer bukanlah barang mewah, mereka adalah lembaga eksekutif yang penting dalam menyampaikan instruksi kepada kementerian dan tentara," kata sumber tersebut.
Menurut sumber tersebut, penolakan kehadiran ajudan Menhan Gallant merupakan kelanjutan langsung dari perilaku sebelumnya terhadap sang menteri, termasuk laporan pencegahan pertemuan pimpinan Shin Bet dan Mossad dengan Gallant.
Sumber tersebut menambahkan bahwa hal seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya.
Sumber yang dekat dengan Netanyahu menyatakan bahwa ini adalah situasi "politik yang adil".
Situasi panas di kabinet terjadi ketika ketegangan antara Netanyahu dan Gallant terus meningkat selama perang.
Gallant dan Netanyahu juga berselisih pada bulan Maret ketika menteri pertahanan memperingatkan dampak reformasi peradilan terhadap masyarakat Israel dan Netanyahu menanggapinya dengan mengumumkan bahwa dia akan memecat Gallant.
Setelah protes besar-besaran pecah terhadap keputusan tersebut, Netanyahu membekukan keputusannya dan membatalkan niatnya untuk memecat Gallant sebagai Menhan Israel.
Anggota Parlemen dari Partai Likud, Tally Gotliv, menanggapi perselisihan itu melalui media sosial X.
"Bagaimana Anda bisa mempercayai kabinet terbatas yang berperilaku seperti anak-anak di taman kanak-kanak? Apakah kita seharusnya lebih mempercayai kehadiran Tzachi Hanegbi daripada menteri pertahanan? Bukankah ada orang dewasa yang bertanggung jawab yang akan memanggil rakyat untuk memesan? Ya ampun, Anda sedang mengatur perang. Menteri Pertahanan tidak bisa masuk dengan asistennya yang bertindak sebagai tangan kanannya?" papar Gotliv.
“Anak-anak kecil adalah seperti kalian semua, dan tidak kurang dari itu di masa perang,” imbuh Gotliv.
Perseteruan terbaru ini, yang terjadi ketika pasukan Israel sibuk berperang melawan Hamas di Gaza, mengenai partisipasi para ajudan masing-masing dalam rapat kabinet.
Pada hari Minggu, perang Israel-Hamas telah memasuki hari ke-100. Militer Zionis tak kunjung berhasil mencapai tujuan perangnya, yakni melenyapkan Hamas dan memulangkan semua sandera dari Gaza.
Alih-alih berhasil, pihak militer Israel justru menderita kerugian besar dalam perang ini. Selain kehilangan banyak personel pasukan khusus, kendaraan tempur mereka juga banyak yang hancur di medan perang Gaza.
Rapat kabinet ditetapkan tertutup bagi para ajudan, dan kepala staf Gallant pun ditolak masuk.
Namun PM Netanyahu dan pejabat lainnya diizinkan membawa para ajudan.
Menurut laporan Jerusalem Post, Senin (15/1/2024), hanya sekretaris militer Gallant yang diizinkan memasuki rapat kabinet.
Gallant menanggapi penolakan kehadiran para ajudannya dengan kemarahan, dan terjadilah pertengkaran.
Dalam adu argumen, ketua Dewan Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi menyatakan, "Bahkan saya tidak menahan para pembantu saya di sini."
Gallant merespons, "Anda lupa bahwa Anda juga seorang ajudan."
Pada bagian kedua rapat kabinet, Gallant akhirnya kembali hadir.
Sumber yang dekat dengan Gallant mengatakan kepada surat kabar Maariv bahwa Netanyahu membawa lima ajudan dalam rapat kabinet, meskipun ada larangan untuk mendatangkan para ajudan.
“Kepala staf Kementerian Pertahanan dan sekretaris militer bukanlah barang mewah, mereka adalah lembaga eksekutif yang penting dalam menyampaikan instruksi kepada kementerian dan tentara," kata sumber tersebut.
Menurut sumber tersebut, penolakan kehadiran ajudan Menhan Gallant merupakan kelanjutan langsung dari perilaku sebelumnya terhadap sang menteri, termasuk laporan pencegahan pertemuan pimpinan Shin Bet dan Mossad dengan Gallant.
Sumber tersebut menambahkan bahwa hal seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya.
Sumber yang dekat dengan Netanyahu menyatakan bahwa ini adalah situasi "politik yang adil".
Situasi panas di kabinet terjadi ketika ketegangan antara Netanyahu dan Gallant terus meningkat selama perang.
Gallant dan Netanyahu juga berselisih pada bulan Maret ketika menteri pertahanan memperingatkan dampak reformasi peradilan terhadap masyarakat Israel dan Netanyahu menanggapinya dengan mengumumkan bahwa dia akan memecat Gallant.
Setelah protes besar-besaran pecah terhadap keputusan tersebut, Netanyahu membekukan keputusannya dan membatalkan niatnya untuk memecat Gallant sebagai Menhan Israel.
Anggota Parlemen dari Partai Likud, Tally Gotliv, menanggapi perselisihan itu melalui media sosial X.
"Bagaimana Anda bisa mempercayai kabinet terbatas yang berperilaku seperti anak-anak di taman kanak-kanak? Apakah kita seharusnya lebih mempercayai kehadiran Tzachi Hanegbi daripada menteri pertahanan? Bukankah ada orang dewasa yang bertanggung jawab yang akan memanggil rakyat untuk memesan? Ya ampun, Anda sedang mengatur perang. Menteri Pertahanan tidak bisa masuk dengan asistennya yang bertindak sebagai tangan kanannya?" papar Gotliv.
“Anak-anak kecil adalah seperti kalian semua, dan tidak kurang dari itu di masa perang,” imbuh Gotliv.
(mas)