12.500 Tentara Israel Cacat akibat Perang di Jalur Gaza

Minggu, 07 Januari 2024 - 00:01 WIB
loading...
12.500 Tentara Israel Cacat akibat Perang di Jalur Gaza
Tentara Israel menjalani fisioterapi setelah kakinya diamputasi akibat perang di Jalur Gaza, 18 Desember 2023. Foto/AP
A A A
TEL AVIV - Sebanyak 12.500 tentara Israel diperkirakan dianggap “cacat” akibat pertempuran di Gaza, menurut laporan media Israel Yediot Ahronoth pada Jumat (5/1/2024).

“Perkiraan suram” ini disampaikan oleh perusahaan yang disewa Kementerian Pertahanan Israel untuk melakukan penilaian cedera di antara para tentara.

“Angka 12.500 adalah perkiraan yang konservatif dan hati-hati. Jumlah kasus yang meminta pengakuan disabilitas bisa mencapai 20.000,” papar laporan itu.

Departemen rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel saat ini merawat 60.000 tentara Israel yang cacat.

Sebanyak 5.000 tentara telah diterima di departemen tersebut pada tahun 2023, termasuk 3.400 prajurit diterima sejak 7 Oktober. Angka-angka ini hanya mencakup tentara, dan bukan warga sipil.

Yediot Ahronoth mengatakan angka-angka ini, bersama dengan data resmi lainnya, menunjukkan jumlah korban cedera yang diumumkan militer selama perang memiliki beberapa perbedaan.

Pada akhir Desember, Kementerian Pertahanan mengatakan jumlah tentara Israel yang terluka sejak 7 Oktober telah mencapai 3.000 orang, dan tentara Israel mengatakan lebih dari 2.300 orang telah menjadi cacat.



Jumlah korban cedera yang dilaporkan tentara Israel sebelumnya dipertanyakan, karena jumlah korban dari rumah sakit jauh melebihi jumlah yang dipublikasikan oleh militer Zionis.

“Penambahan ribuan tentara lagi ke dalam layanan rehabilitasi dapat menimbulkan tantangan finansial dan logistik terhadap program tentara penyandang disabilitas yang sudah dikritik,” ungkap laporan Yediot Ahronoth.

Laporan tersebut memperingatkan Israel mungkin menghadapi kasus-kasus baru yang serupa dengan yang dialami Itzik Saidian, seorang tentara Israel yang berpartisipasi dalam perang Gaza tahun 2014 dan membakar dirinya pada tahun 2021 di luar kantor rehabilitasi Kementerian Pertahanan, setelah merasa “dipermalukan setiap kali melakukan kontak” dengan Kementerian Pertahanan.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2137 seconds (0.1#10.140)