Apakah 2024 Jadi Tahun Kebangkitan ISIS?
loading...
A
A
A
LONDON - ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan mematikan di Iran yang mayoritas penduduknya Syiah pada minggu ini, telah beroperasi secara sembunyi-sembunyi sejak sebagian besar kelompok tersebut berhasil ditumpas oleh koalisi pimpinan AS.
Itu menunjukkan gejala bahwa ISIS akan menunjukkan eksistensinya pada 2024. Seperti biasanya, dia menarget Syiah dan Iran sebagai musuh bebuyutannya. Namun, kedepannya, belum ada gejala mereka akan menyerang Israel atau pun Amerika Serikat (AS).
Foto/Reuters
Pada puncak kekuasaannya, ISIS menerapkan teror terhadap jutaan orang dan mengklaim kendali atas sebagian besar wilayah gabungan Irak dan Suriah.
Para pejuangnya berulang kali mengalahkan tentara kedua negara dan melakukan atau menginspirasi serangan di puluhan kota di seluruh dunia. Siapapun yang menentang Islam akan menghadapi penyiksaan dan kematian.
Pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, mendeklarasikan kekhalifahan lintas batasnya dari mimbar masjid bersejarah al-Nuri di Irak pada tahun 2014 dan bersumpah untuk memerintahnya. Lima tahun kemudian dia terbunuh dalam serangan pasukan khusus AS di barat laut Suriah.
Kekhalifahan ini runtuh di Irak, yang dulunya hanya memiliki basis 30 menit berkendara dari Bagdad, dan di Suriah setelah kampanye militer yang berkelanjutan oleh koalisi pimpinan AS.
Serangan minggu ini di Iran adalah tanda bahwa kelompok tersebut berupaya membangun kembali kekuatan dan relevansinya, kata Aymenn Jawad al-Tamimi, peneliti di Forum Timur Tengah, kepada Reuters.
“Tujuan kelompok ini tetap sama: melakukan jihad melawan semua musuh kelompok tersebut untuk mendirikan kekhalifahan teritorial yang pada akhirnya akan memerintah seluruh dunia,” katanya.
Foto/Reuters
Melansir Reuters, ISIS telah mengubah taktik sejak runtuhnya kekhalifahannya dan serangkaian kemunduran lainnya di Timur Tengah.
Itu menunjukkan gejala bahwa ISIS akan menunjukkan eksistensinya pada 2024. Seperti biasanya, dia menarget Syiah dan Iran sebagai musuh bebuyutannya. Namun, kedepannya, belum ada gejala mereka akan menyerang Israel atau pun Amerika Serikat (AS).
Apakah 2024 Jadi Tahun Kebangkitan ISIS?
1. Tetap Menerapkan Strategi Teror
Foto/Reuters
Pada puncak kekuasaannya, ISIS menerapkan teror terhadap jutaan orang dan mengklaim kendali atas sebagian besar wilayah gabungan Irak dan Suriah.
Para pejuangnya berulang kali mengalahkan tentara kedua negara dan melakukan atau menginspirasi serangan di puluhan kota di seluruh dunia. Siapapun yang menentang Islam akan menghadapi penyiksaan dan kematian.
Pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, mendeklarasikan kekhalifahan lintas batasnya dari mimbar masjid bersejarah al-Nuri di Irak pada tahun 2014 dan bersumpah untuk memerintahnya. Lima tahun kemudian dia terbunuh dalam serangan pasukan khusus AS di barat laut Suriah.
Kekhalifahan ini runtuh di Irak, yang dulunya hanya memiliki basis 30 menit berkendara dari Bagdad, dan di Suriah setelah kampanye militer yang berkelanjutan oleh koalisi pimpinan AS.
Serangan minggu ini di Iran adalah tanda bahwa kelompok tersebut berupaya membangun kembali kekuatan dan relevansinya, kata Aymenn Jawad al-Tamimi, peneliti di Forum Timur Tengah, kepada Reuters.
“Tujuan kelompok ini tetap sama: melakukan jihad melawan semua musuh kelompok tersebut untuk mendirikan kekhalifahan teritorial yang pada akhirnya akan memerintah seluruh dunia,” katanya.
2. Menggunakan Taktik Baru di Timur Tengah
Foto/Reuters
Melansir Reuters, ISIS telah mengubah taktik sejak runtuhnya kekhalifahannya dan serangkaian kemunduran lainnya di Timur Tengah.