Kremlin Bantah Skripal Surati Putin, Minta Izin Kembali ke Rusia

Sabtu, 24 Maret 2018 - 18:08 WIB
Kremlin Bantah Skripal Surati Putin, Minta Izin Kembali ke Rusia
Kremlin Bantah Skripal Surati Putin, Minta Izin Kembali ke Rusia
A A A
MOSKOW - Kremlin membantah laporan yang menyatakan mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, mengirimkan surat kepada Presiden Vladimir Putin pada 2012 lalu. Isinya, Skripal meminta izin kepada orang nomor satu Rusia itu untuk kembali ke Rusia.

"Tidak. Itu tidak benar," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (24/3/2018).

Sebelumnya teman sekelas Skripal, Vladimir Timoshkov, mengatakan kepada stasiun televisi BBC bahwa mantan mata-mata itu mengirim surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin meminta izin untuk kembali ke Rusia.

"Selama percakapan telepon pada tahun 2012 dia mengatakan kepada saya dia menulis kepada Vladimir Putin meminta untuk sepenuhnya diampuni dan diizinkan untuk mengunjungi Rusia," kata Vladimir Timoshkov kepada BBC.

Skripal dihukum di Rusia pada tahun 2006 karena memberikan informasi sensitif ke dinas rahasia Inggris MI6. Ia diizinkan untuk pindah ke Inggris pada 2010 sebagai bagian dari pertukaran mata-mata dan telah tinggal di sana selama delapan tahun.

Pada tanggal 4 Maret, ia dan putrinya ditemukan tidak sadarkan diri di bangku sebuah pusat perbelanjaan di Salisbury. Saat ini keduanya sedang dirawat karena terpapar zat saraf yang dipercaya oleh para ahli Inggris adalah A234.

Pihak Inggris mengklaim bahwa zat ini terkait dengan zat saraf kelas Novichok yang dikembangkan di Uni Soviet. Perdana Menteri Inggris Theresa May menuduh Rusia mendalangi serangan itu dan mengusir 23 diplomat Rusia sebagai hukuman.

Pihak Rusia dengan keras menolak tuduhan dan menawarkan bantuan dalam penyelidikan. Namun, permintaan Moskow untuk sampel zat kimia yang digunakan untuk meracuni Skripal ditolak. Moskow balas mengusir diplomat Inggris dan memerintahkan British Council untuk menghentikan kegiatannya di Rusia sebagai tanggapan terhadap langkah Inggris.

Pada hari Rabu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyelenggarakan briefing untuk duta besar asing yang diakreditasi di Rusia untuk menginformasikan mereka tentang posisi resmi Rusia pada kasus Skripal.

Selama pengarahan, para pejabat senior Kementerian Luar Negeri Rusia, Departemen Pertahanan dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan menepis tuduhan tidak berdasar terhadap Rusia. Mereka menekankan bahwa semua stok senjata kimia Rusia telah hancur sepenuhnya pada September 2017, yang kemudian dikonfirmasi oleh Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW).
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5284 seconds (0.1#10.140)